Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik

  Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group   Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol   Sopo wani karo aku Musuh pitikku  

Chord Ashraff Sarmila

intro : Am..... Am Bb Ho….Oo….Oo...Ooo… C Am Ooo...Ooo... Hoo..Ooo Int: Am..Bb..Am.. Bb Am.... Am             Bb Aku relakan Kepergianmu                               Am Bila itu yang kau minta Am           Bb aku terima Keputusanmu                              Am Walaupun pahit terasa F                              Dm oh..Sarmila….ho… Sarmila… Am                        Dm Kasihku….hoo…. untukmu…. F                          Dm Sarmila….hoo… Sarmila… Am                   ...

Sajak Kontemporer- Melepas Pesan Semoga Aku Tidak Salah Kesan

Entah mengapa semakin kugelisah, semakin aku ingin menuliskan dalam sebuah kertas mayaku di sini. Ketika semua hanya bisa kusampaikan, hanya bisa kukirimkan melalui sebuah pesan. Sedangkan semua alat hanya bermodal pinjaman dan hanya sebuah kartu yang bisa kuusahakan. Keinginanku untuk menanyakan kabar, sekedar menanyakan kabar, karena ak cukup sadar, membuat diriku gusar. Kadang aku melihat setitik cahaya dalam pesan yang ia kabarkan atas pertannyaanku padanya tentang kabar, semoga aku tidak salah kesan. Kadang aku juga melihat setitik obat tawa, ketika aku coba memojokkan dirinya dalam sebuah pertannyaan, yang sebenarnya jawabannya bisa di simple- kan, semoga aku tidak salah kesan. Kadang juga aku menemukan setitik penawar jenuh, boleh jadi penawar rindu ketika aku merasakan gagu dalam ke-egoisanku untuk berpesan. Semoga aku tidak salah kesan. Namun, tak bisa kuhindari aku juga merasakan ketidaksukaan atas temuan bacaan pikiran, yang menutup mata dan rasaku ...

Sajak Kontemporer- Telah Terlihat Kumembaca

Pagi tadi.. udara pukul 00.30 terasa membelaiku dengan halus, sehalus awan mungkin.  Entah mengapa seperti mengerti bahwa aku sedang memikirkannya saat ini. walaupun aku tahu ia tak suka jika aku pikirkan. Gak papa biar aku saja yang memikirkan. Hari ini juga mengingatkan bahwa ramadlon yang dimuliakan akan berakhir 2 hari lagi. Berakhir sudah manisnya pahala di tahun ini. Tahun lalu aku menemukan seseorang yang benar benar aku kagumi jalan pikirannya, benar benar aku kagumi bagaimana cara ia memandang dunia, bagaimana cara ia memandang kehidupan. Aku mengira bahwa ia mencoba memposisikan dirinya sebagai islam indonesia. Dengan memandang luwes sebuah agama. Tidak keras seperti kebanyakan orang memandang agama. Putrinya ia bebaskan untuk memilih. Setelah ia beritahu kebenaran sesungguhnya. Seperti Najwa, yang terkenal dalam acara Mata Najwa dengan pertanyaan pertannyaannya yang memojokkan para narasumber. Ia tak berjilbab berpakaian seperti orang islam pada umumnya ...

Puisi Kontemporer- Mungkin Aku Harus Berhenti Mengerjarnya

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dan segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam. Tentu saja, sholawat serta salam kusanjungkan kepada junjunganku Nabi Agung Muhammad SAW Kusampaikan salam juga untukmu wahai penyentuh hati kutulis ini saat hatiku mulai memudar tak sadar luruh terlihat tetesan cinta yang keluar aku coba jahit luka dalam hati untuk menahan tetasan keluar lebih deras. aku tahu semakin aku menulis maka akan semakin membuka luka ini. sebuah ungkapan gambaran rasa yang berjalan tertatih tatih menunggu puncaknya perih semuanya sudah aku jelaskan, sudah aku ungkapkan, sudah aku utarakan aku sudah mempertimbangkannya memikirkanmu bukan bermaksud untuk melupakan semua, tuhan, impian, dan cita-cita yang menjadi dermaga dalam jiwa pikirku aku ingin berjalan bersama dengan tuhanku, impianku, cita-citaku bersama dengan cinta dalam batasan agama aku ingin melihat satu titik saja, tapi hampir kumelihat kau tutup mataku k...