Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Entah mengapa seperti mengerti bahwa aku sedang memikirkannya saat ini. walaupun aku tahu ia tak suka jika aku pikirkan. Gak papa biar aku saja yang memikirkan.
Hari ini juga
mengingatkan bahwa ramadlon yang dimuliakan akan berakhir 2 hari lagi. Berakhir
sudah manisnya pahala di tahun ini.
Tahun lalu aku menemukan seseorang yang benar benar aku kagumi jalan pikirannya, benar benar aku kagumi bagaimana cara ia memandang dunia, bagaimana cara ia memandang kehidupan. Aku mengira bahwa ia mencoba memposisikan dirinya sebagai islam indonesia. Dengan memandang luwes sebuah agama. Tidak keras seperti kebanyakan orang memandang agama.
Putrinya ia bebaskan untuk memilih. Setelah ia beritahu kebenaran sesungguhnya. Seperti Najwa, yang terkenal dalam acara Mata Najwa dengan pertanyaan pertannyaannya yang memojokkan para narasumber. Ia tak berjilbab berpakaian seperti orang islam pada umumnya di indonesia. Hanya menutupi bagian yang fatal saja. Bahkan beliau berpakaian sederhana ala islam indonesia. Baju koko serta peci hitam, itu saja. tidak bersorban serba putih ala islam timur tengah. Banyak orang mengatakan mengapa demikian. Maka akan kujawab bahwa inilah sosok yang benar benar mengerti agama tidak kaku, memvonis segalanya salah. Pak Qurais Syihab itulah namanya. Ahli tafsir, karyanya yang terkenal adalah tafsir al-Misbah.
Tahun lalu aku menemukan seseorang yang benar benar aku kagumi jalan pikirannya, benar benar aku kagumi bagaimana cara ia memandang dunia, bagaimana cara ia memandang kehidupan. Aku mengira bahwa ia mencoba memposisikan dirinya sebagai islam indonesia. Dengan memandang luwes sebuah agama. Tidak keras seperti kebanyakan orang memandang agama.
Putrinya ia bebaskan untuk memilih. Setelah ia beritahu kebenaran sesungguhnya. Seperti Najwa, yang terkenal dalam acara Mata Najwa dengan pertanyaan pertannyaannya yang memojokkan para narasumber. Ia tak berjilbab berpakaian seperti orang islam pada umumnya di indonesia. Hanya menutupi bagian yang fatal saja. Bahkan beliau berpakaian sederhana ala islam indonesia. Baju koko serta peci hitam, itu saja. tidak bersorban serba putih ala islam timur tengah. Banyak orang mengatakan mengapa demikian. Maka akan kujawab bahwa inilah sosok yang benar benar mengerti agama tidak kaku, memvonis segalanya salah. Pak Qurais Syihab itulah namanya. Ahli tafsir, karyanya yang terkenal adalah tafsir al-Misbah.
Hari ini juga
tepat beberapa jam setelah ibu dan adikku pergi menengok nenek kakek di Jawa Barat.
Setelah sebelumnya juga aku pergi menengok nenek kakek di Gombong, kebumen. Tidak
ada perselisihan melihat terpecahan jalan untuk menengok nenek kakek. Hanya saja
masalah finansial, masalah ekonomi yang mendesak kami.
Yaaah, hari
ini juga aku kehilangan alat komunikasiku. Pengen sih berkomunikasi dengan...Ups, hehe
sebenarnya bukan punyaku deng, aku hanya pinjam. Alat komunikasi tiba tiba yang
ada ketika aku harus berpesan dengan seseorang. Aku sering menyebutnya dengan
senyumanku. Haha..dia malah gak suka. Tidak pantas katanya. Sebenarnya dalam
bahasa bisa dibenarkan sebagai sebuah ungkapan, sebuah panggilan, laqob jika
dalam bahasa arab.
Tujuanku sebenarnya hanya ingin mengindahkan bahasa. Ya sudah mau gimana lagi, jalan pikirannya memang seperti itu, kaku beraturan. Sah sah saja sih... karena tanggapan orang memang berbeda beda.
Seharusnya aku tak memperlihatkannya. Banyak yang tak penting dan tak pantas dalam jalan dan diriku untuknya. Tapi sudahlah, tidak apa apa.
Tujuanku sebenarnya hanya ingin mengindahkan bahasa. Ya sudah mau gimana lagi, jalan pikirannya memang seperti itu, kaku beraturan. Sah sah saja sih... karena tanggapan orang memang berbeda beda.
Seharusnya aku tak memperlihatkannya. Banyak yang tak penting dan tak pantas dalam jalan dan diriku untuknya. Tapi sudahlah, tidak apa apa.
Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:
Comments
Post a Comment