Skip to main content

Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik

  Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group   Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol   Sopo wani karo aku Musuh pitikku  

Sajak Kontemporer- Telah Terlihat Kumembaca

Pagi tadi.. udara pukul 00.30 terasa membelaiku dengan halus, sehalus awan mungkin. 

Entah mengapa seperti mengerti bahwa aku sedang memikirkannya saat ini. walaupun aku tahu ia tak suka jika aku pikirkan. Gak papa biar aku saja yang memikirkan.

Hari ini juga mengingatkan bahwa ramadlon yang dimuliakan akan berakhir 2 hari lagi. Berakhir sudah manisnya pahala di tahun ini.

Tahun lalu aku menemukan seseorang yang benar benar aku kagumi jalan pikirannya, benar benar aku kagumi bagaimana cara ia memandang dunia, bagaimana cara ia memandang kehidupan. Aku mengira bahwa ia mencoba memposisikan dirinya sebagai islam indonesia. Dengan memandang luwes sebuah agama. Tidak keras seperti kebanyakan orang memandang agama.


Putrinya ia bebaskan untuk memilih. Setelah ia beritahu kebenaran sesungguhnya. Seperti Najwa, yang terkenal dalam acara Mata Najwa dengan pertanyaan pertannyaannya yang memojokkan para narasumber. Ia tak berjilbab berpakaian seperti orang islam pada umumnya di indonesia. Hanya menutupi bagian yang fatal saja. Bahkan beliau berpakaian sederhana ala islam indonesia. Baju koko serta peci hitam, itu saja. tidak bersorban serba putih ala islam timur tengah. Banyak orang mengatakan mengapa demikian. Maka akan kujawab bahwa inilah sosok yang benar benar mengerti agama tidak kaku, memvonis segalanya salah. Pak Qurais Syihab itulah namanya. Ahli tafsir, karyanya yang terkenal adalah tafsir al-Misbah.

Hari ini juga tepat beberapa jam setelah ibu dan adikku pergi menengok nenek kakek di Jawa Barat. Setelah sebelumnya juga aku pergi menengok nenek kakek di Gombong, kebumen. Tidak ada perselisihan melihat terpecahan jalan untuk menengok nenek kakek. Hanya saja masalah finansial, masalah ekonomi yang mendesak kami.

Yaaah, hari ini juga aku kehilangan alat komunikasiku. Pengen sih berkomunikasi dengan...Ups, hehe sebenarnya bukan punyaku deng, aku hanya pinjam. Alat komunikasi tiba tiba yang ada ketika aku harus berpesan dengan seseorang. Aku sering menyebutnya dengan senyumanku. Haha..dia malah gak suka. Tidak pantas katanya. Sebenarnya dalam bahasa bisa dibenarkan sebagai sebuah ungkapan, sebuah panggilan, laqob jika dalam bahasa arab.

Tujuanku sebenarnya hanya ingin mengindahkan bahasa. Ya sudah mau gimana lagi, jalan pikirannya memang seperti itu, kaku beraturan. Sah sah saja sih... karena tanggapan orang memang berbeda beda.


Seharusnya aku tak memperlihatkannya. Banyak yang tak penting dan tak pantas dalam jalan dan diriku untuknya. Tapi sudahlah, tidak apa apa.



Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:

Comments