Skip to main content

Pidato Tentang Pendidikan Karakter

“aku diutus tak ada lain untuk menyempurnakan ahklak”.  Dari hadis di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa Islam mempunyai misi utama yaitu dalam rangka revolusi akhlak (karakter), perubahan akhlak dalam kehidupan manusia. Melalui utusan Allah SWT yaitu Nabi Muhammad SAW. Islam sendiri mempunyai 3 unsur utama yaitu Aqidah, Syariat, dan Akhlak; atau Iman ,Islam, dan Ihsan; dan  semua ini merupakan satu kesatuaan yang utuh. Posisi akhlak dalam Islam sama tingginya, sama derajatnya, sama strategisnya dengan Aqidah dan Syariat.

Assalamuallaikum wr.wb

Yang terhormat bapak/ibu dewan juri

Dan hadirin yang dimuliakan Allah SWT.

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di majelis ini  dengan keadaan sehat wal afiat,tanpa kurang suatu apapun

Sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada pahlawan revolusi Islam kita ,yaitu Baginda Agung Nabi Muhammad SAW. Yang telah memimpin kita dari zaman jahiliyah (bodoh) sampai zaman yang teramat canggih seperti  sekarang ini.

 

Seperti yang kita ketahui bahwa, beberapa hari yang lalu telah terjadi  peristiwa yang sangat mencengangkan, para buruh panci Tanggerang, Banten diperlakukan bagai seoarang budak, seperti pada zaman dahulu (zaman penjajahan) bekerja terus menerus, namun tak pernah mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan (upah) selama berbulan bulan bahkan ada yang hampir satu tahun. Bayangkan bila meraka akan mandi, sabun yang mereka gunakan bukan sabun yang biasa kita gunakan sehari hari, yang harum, lembut, dan terasa nyaman dibadan, namun mereka menggunakan sabun colek !!! yang bila digunakan untuk mandi terasa panas dan risi. Tak hanya itu bila meraka salah sedikit saja dalam bekerja, mereka pasti dipukuli habis habisan. Hal ini menunjukkan bahwa hati nurani yang berada dalam manusia ini mulailah memudar bahkan hilang tanpa bekas atau bisa jadi memang tak ada sedari kecil. Ini sudah bukan zamannya Belanda atau Jepang, kita tak habis fikir, sampai hatinya mereka memperlakukan manusia sekejam itu.

Fenomena yang tergambar tadi menujukkan bahwa hati nurani kita memanglah harus segera berbenah. lalu bagaimana caranya ? salah satunya dengan pendidikan akhlak, moral, atau karakter.

 

“aku diutus tak ada lain untuk menyempurnakan ahklak”.

Dari hadis di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa Islam mempunyai misi utama yaitu dalam rangka revolusi akhlak (karakter), perubahan akhlak dalam kehidupan manusia. Melalui utusan Allah SWT yaitu Nabi Muhammad SAW. Islam sendiri mempunyai 3 unsur utama yaitu Aqidah, Syariat, dan Akhlak; atau Iman ,Islam, dan Ihsan; dan  semua ini merupakan satu kesatuaan yang utuh. Posisi akhlak dalam Islam sama tingginya, sama derajatnya, sama strategisnya dengan Aqidah dan Syariat. Hanya saja akhlak berada pada kelompok atau dimensi habblu minannaas (hubungan antar manusia), sedangkan Aqidah dan Syariat berada dalam kelompok habblu minallaah (hubungan dengan Allah SWT). Akhlak sendiri adalah suatu wujud bangunan karakter yang mesti dibangun dalam rangka mengasah kepekaan nurani manusia. Dengan demikian pendidikan karakter atau akhlak merupakan jalan terdekat mengantarkan manusia pada kepekaan nurani. Lalu mengapa bisa dikatakan bahwa pendidikan karakter merupakan pembentuk kepekaan nurani. Salah satu jawabanya adalah karena akhlak  dalam Islam seperti tersirat dalam banyak hadist nabi mengarahkan manusia pada nilai nilai kemanusiaan seperti nilai nilai berikut :

 

1. Persamaan Derajat Manusia .

“tidak iman seseorang diantara kamu sampai dia menyukai kesenangan sesamanya seperti dia menyukai kesenangan yang dinikmatinya “

 

Maksudnya begini, bila saya mendapatkan kesenangan, saya senang. Bila orang lain mendapatkan kesenangan, saya juga harus senang. Begitu pula sebaliknya bila saya sedang susah, saya susah. Bila orang lain sedang susah, saya juga harus merasakan kesusahannya. Jadi kita ini merasa satu hati, satu jiwa, senasib sepenanggungan .Jangan sampai ada sifat iri hati kepada sesama. Dan ini merupakan cara bagaimana kita memanusiakan manusia, jauh dari kedengkian terhadap sesama apalagi sampai memperbudak sesama. Hormati, muliyakan, dan hargailah sesama manusia walaupun ia hanya seorang bawahan kita. Jangan ada sifat diskriminasi (tebang pilih). Belum lagi ada hadis yang menyatakan bahwa ” barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka muliyakanlah tamunya”  jadi jangan pandang siapa tamunya Bintang satu atau bintang lima, layani tamu sebaik mungkin. Biasanya Bila kedangtangan tamu penting, mau buat minum saja gelasnya dilap terus, dipilih yang paling bagus, namun bila ke datangan tamu yang sekiranya bukan orang penting hanya sekadar tetangga, gelas boro boro dilap, pakai saja gelas plastik sudah jadi. Jangan seperti itu, kita ini semua sama oleh karena itu layani tamumu sebaik mungkin. Bila kita mengamalkan hadis di atas, hadis yang berisikan pelajaran bagaimana memanusiakan manusia, bagaimana menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kesetaraan kemanusian. Insya Allah hati nurani kita akan semakin peka dan tak akan pernah terjadi perbudakan di antara kita.

 

2. Berguna Bagi Sesama

“sebaik baik manusia adalah  yang paling berguna bagi sesama “

Hadist tadi, menunjukkan bahwa keharusan setiap manusia untuk berusaha menjadi sosok yang berguna bagi sesama. Tidak hanya bagi sesama namun bagi semuanya. orang yang menolong anjing yang hampir mati saja masuk surga, apalagi dengan sesama. Nah kita inikan di sekolahkan tujuannya tiada lain agar mendapatkan ilmu. Nah bila ilmu ini sudah kita dapatkan, marilah kita sama sama amalkan (ajarkan) pada sesama, agar nanti ilmu yang kita dapatkan tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri saja, namun bagi seluruh umat. Tidak hanya dalam dimensi ilmu saja kita harus berguna bagi sesama, tapi dalam keadaan apa pun, dalam waktu apa pun, dalam suasana apa pun dan di mana pun kita harus menjadi sosok yang berguna, selalu memberi ketenteraman, ketenangan, kedamaian terhadap sesama. Jangan selalu membuat orang lain susah. Dan nilai nilai inilah yang nantinya akan mengasah kepekaan nurani kita.

 

3. Berbicara Baik dan Santun

“barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka dia harus berbicara baik atau diam”

Jadi dalam rangka membentuk hati nurani yang peka, manusia diharuskan berbicara dengan baik, santun yang tak menyakiti perasaan orang lain. Bila tak bisa berbicara baik maka lebih baik diam saja. Ghibah (gosip) ini kan suatu acara yang biasanya diadakan ibu ibu bila tak ada pekerjaan,  yang selalu membicarakan kejelekaan orang lain, lalu bagaimana bila kejelekaan itu benar adanya ? bila benar adanya berarti Anda telah menggunjing nya. tapi bila kejelekaan itu salah adanya berarti Anda telah memfitnahnya. Ini merupakan suatu gambaran bahwa manusia memanglah harus berkata dengan baik, santun yang tak menyinggung perasaan orang lain dan apabila memang tak bisa berbicara baik  maka diam saja.

 

Sampai di sini, dapat disimpulkan bahwa yang harus kita lakukan sekarang adalah mulai membenahi kepekaan nurani kita dengan pendidikan karakter atau pendidikan akhlak. Hati nurani yang terwujud karena aklak yang dimiliki manusia harus semakin dipekakan, ditajamkan, diasah dan dilatih terus menerus. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan kemanusiaan, keharusan untuk selalu berusaha menjadi sosok yang berguna, keharusaan berbicara baik, santun dan memulyakan tamu. Keteraturan dalam penerapan  pembelajaran nilai nilai  akhlak sebagai satu bentuk pendidikan karakter inilah yang natinya mempertajam kepekaan nurani manusia dalam kehidupan sehari hari.

 

Hadirin yang di rohmati Allah SWT, demikian yang dapat saya sampaikan, mudah mudahan bermanfaat, ada salah kurangnya saya mohon maaf.

 

*teks di atas adalah karya pertama penulis dalam membuat pidato, saat penulis masih duduk di sekolah menengah atas, yang baru pertama kali menulis, sebelumnya belum pernah belajar nulis. mohon dimaklumi.

Comments