Assalamuallaikum wr.wb
Yang terhormat bapak/ibu dewan juri
Dan hadirin yang dimuliakan Allah SWT.
Puji syukur marilah kita panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita
dapat berkumpul di majelis ini dengan keadaan
sehat wal afiat,tanpa kurang suatu apapun
Sholawat serta salam tak lupa kita
sanjungkan kepada pahlawan revolusi Islam kita ,yaitu Baginda Agung Nabi
Muhammad SAW. Yang telah memimpin kita dari zaman jahiliyah (bodoh) sampai
zaman yang teramat canggih seperti
sekarang ini.
Seperti yang kita ketahui bahwa,
beberapa hari yang lalu telah terjadi
peristiwa yang sangat mencengangkan, para buruh panci Tanggerang, Banten
diperlakukan bagai seoarang budak, seperti pada zaman dahulu (zaman penjajahan)
bekerja terus menerus, namun tak pernah mendapatkan apa yang seharusnya mereka
dapatkan (upah) selama berbulan bulan bahkan ada yang hampir satu tahun.
Bayangkan bila meraka akan mandi, sabun yang mereka gunakan bukan sabun yang
biasa kita gunakan sehari hari, yang harum, lembut, dan terasa nyaman dibadan,
namun mereka menggunakan sabun colek !!! yang bila digunakan untuk mandi terasa
panas dan risi. Tak hanya itu bila meraka salah sedikit saja dalam bekerja,
mereka pasti dipukuli habis habisan. Hal ini menunjukkan bahwa hati nurani yang
berada dalam manusia ini mulailah memudar bahkan hilang tanpa bekas atau bisa
jadi memang tak ada sedari kecil. Ini sudah bukan zamannya Belanda atau Jepang,
kita tak habis fikir, sampai hatinya mereka memperlakukan manusia sekejam itu.
Fenomena yang tergambar tadi
menujukkan bahwa hati nurani kita memanglah harus segera berbenah. lalu
bagaimana caranya ? salah satunya dengan pendidikan akhlak, moral, atau
karakter.
“aku diutus tak ada lain untuk
menyempurnakan ahklak”.
Dari hadis di atas dapat diambil suatu
pengertian bahwa Islam mempunyai misi utama yaitu dalam rangka revolusi akhlak
(karakter), perubahan akhlak dalam kehidupan manusia. Melalui utusan Allah SWT
yaitu Nabi Muhammad SAW. Islam sendiri mempunyai 3 unsur utama yaitu Aqidah,
Syariat, dan Akhlak; atau Iman ,Islam, dan Ihsan; dan semua ini merupakan satu kesatuaan yang utuh.
Posisi akhlak dalam Islam sama tingginya, sama derajatnya, sama strategisnya
dengan Aqidah dan Syariat. Hanya saja akhlak berada pada kelompok atau dimensi
habblu minannaas (hubungan antar manusia), sedangkan Aqidah dan Syariat berada
dalam kelompok habblu minallaah (hubungan dengan Allah SWT). Akhlak sendiri
adalah suatu wujud bangunan karakter yang mesti dibangun dalam rangka mengasah
kepekaan nurani manusia. Dengan demikian pendidikan karakter atau akhlak
merupakan jalan terdekat mengantarkan manusia pada kepekaan nurani. Lalu
mengapa bisa dikatakan bahwa pendidikan karakter merupakan pembentuk kepekaan
nurani. Salah satu jawabanya adalah karena akhlak dalam Islam seperti tersirat dalam banyak
hadist nabi mengarahkan manusia pada nilai nilai kemanusiaan seperti nilai
nilai berikut :
1. Persamaan Derajat Manusia .
“tidak iman seseorang diantara kamu
sampai dia menyukai kesenangan sesamanya seperti dia menyukai kesenangan yang
dinikmatinya “
Maksudnya begini, bila saya
mendapatkan kesenangan, saya senang. Bila orang lain mendapatkan kesenangan,
saya juga harus senang. Begitu pula sebaliknya bila saya sedang susah, saya
susah. Bila orang lain sedang susah, saya juga harus merasakan kesusahannya.
Jadi kita ini merasa satu hati, satu jiwa, senasib sepenanggungan .Jangan
sampai ada sifat iri hati kepada sesama. Dan ini merupakan cara bagaimana kita
memanusiakan manusia, jauh dari kedengkian terhadap sesama apalagi sampai
memperbudak sesama. Hormati, muliyakan, dan hargailah sesama manusia walaupun
ia hanya seorang bawahan kita. Jangan ada sifat diskriminasi (tebang pilih).
Belum lagi ada hadis yang menyatakan bahwa ” barang siapa yang beriman kepada
Allah SWT dan hari akhir maka muliyakanlah tamunya” jadi jangan pandang siapa tamunya Bintang
satu atau bintang lima, layani tamu sebaik mungkin. Biasanya Bila kedangtangan
tamu penting, mau buat minum saja gelasnya dilap terus, dipilih yang paling
bagus, namun bila ke datangan tamu yang sekiranya bukan orang penting hanya
sekadar tetangga, gelas boro boro dilap, pakai saja gelas plastik sudah jadi.
Jangan seperti itu, kita ini semua sama oleh karena itu layani tamumu sebaik
mungkin. Bila kita mengamalkan hadis di atas, hadis yang berisikan pelajaran
bagaimana memanusiakan manusia, bagaimana menjunjung tinggi nilai-nilai
keadilan dan kesetaraan kemanusian. Insya Allah hati nurani kita akan semakin
peka dan tak akan pernah terjadi perbudakan di antara kita.
2. Berguna Bagi Sesama
“sebaik baik manusia adalah yang paling berguna bagi sesama “
Hadist tadi, menunjukkan bahwa
keharusan setiap manusia untuk berusaha menjadi sosok yang berguna bagi sesama.
Tidak hanya bagi sesama namun bagi semuanya. orang yang menolong anjing yang
hampir mati saja masuk surga, apalagi dengan sesama. Nah kita inikan di
sekolahkan tujuannya tiada lain agar mendapatkan ilmu. Nah bila ilmu ini sudah
kita dapatkan, marilah kita sama sama amalkan (ajarkan) pada sesama, agar nanti
ilmu yang kita dapatkan tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri saja, namun
bagi seluruh umat. Tidak hanya dalam dimensi ilmu saja kita harus berguna bagi
sesama, tapi dalam keadaan apa pun, dalam waktu apa pun, dalam suasana apa pun
dan di mana pun kita harus menjadi sosok yang berguna, selalu memberi
ketenteraman, ketenangan, kedamaian terhadap sesama. Jangan selalu membuat
orang lain susah. Dan nilai nilai inilah yang nantinya akan mengasah kepekaan
nurani kita.
3. Berbicara Baik dan Santun
“barang siapa yang beriman kepada
Allah SWT dan hari akhir maka dia harus berbicara baik atau diam”
Jadi dalam rangka membentuk hati
nurani yang peka, manusia diharuskan berbicara dengan baik, santun yang tak
menyakiti perasaan orang lain. Bila tak bisa berbicara baik maka lebih baik
diam saja. Ghibah (gosip) ini kan suatu acara yang biasanya diadakan ibu ibu
bila tak ada pekerjaan, yang selalu
membicarakan kejelekaan orang lain, lalu bagaimana bila kejelekaan itu benar
adanya ? bila benar adanya berarti Anda telah menggunjing nya. tapi bila
kejelekaan itu salah adanya berarti Anda telah memfitnahnya. Ini merupakan
suatu gambaran bahwa manusia memanglah harus berkata dengan baik, santun yang
tak menyinggung perasaan orang lain dan apabila memang tak bisa berbicara
baik maka diam saja.
Sampai di sini, dapat disimpulkan
bahwa yang harus kita lakukan sekarang adalah mulai membenahi kepekaan nurani
kita dengan pendidikan karakter atau pendidikan akhlak. Hati nurani yang
terwujud karena aklak yang dimiliki manusia harus semakin dipekakan,
ditajamkan, diasah dan dilatih terus menerus. Dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai kesetaraan kemanusiaan, keharusan untuk selalu berusaha menjadi
sosok yang berguna, keharusaan berbicara baik, santun dan memulyakan tamu.
Keteraturan dalam penerapan pembelajaran
nilai nilai akhlak sebagai satu bentuk
pendidikan karakter inilah yang natinya mempertajam kepekaan nurani manusia
dalam kehidupan sehari hari.
Hadirin yang di rohmati Allah SWT,
demikian yang dapat saya sampaikan, mudah mudahan bermanfaat, ada salah
kurangnya saya mohon maaf.
*teks di atas adalah karya pertama
penulis dalam membuat pidato, saat penulis masih duduk di sekolah menengah
atas, yang baru pertama kali menulis, sebelumnya belum pernah belajar nulis.
mohon dimaklumi.
Comments
Post a Comment