Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Burdah al Bushiri (bag 1)
===================
Cinta Sang Kekasih
===================
Apakah KARENA Mengingat Para kekasih di Dzi Salam. Kau campurkan air mata di pipimu DENGAN Darah.
Ataukah KARENA angin berhembus Dari Arah Kazhimah. Dan kilat berkilau di Lembah Idlam hearts gulita Malam.
MENGAPA Bila Kau tahan udara matamu besarbesaran Tetap basah. MENGAPA Bila Kau sadarkan hatimu besarbesaran Tetap Gelisah.
Apakah menyanyikan kekasih kira bahwa Tersembunyi cintanya. Diantara mata air Yang mengucur Dan hati yang bergelora.
Jika Bukan Karena Cinta takkan kautangisi puing rumahnya. Takkan Kau bergadang untuk review Ingat pohon Ban Dan 'Alam.
Dapatkah Kau pungkiri Cinta, sedang mata air Dan Derita. Telah bersaksi differences cintamu DENGAN jujur Tanpa dusta.
Kesedihanmu timbulkan doa Garis tangis Dan kurus Lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi Dan mawar merah.
Memang terlintas Dirinya hearts mimpi Hingga kuterjaga. Tak hentinya Cinta merindangi kenikmatan DENGAN Derita.
Maafku untukmu wahai para pencaci Gelora cintaku. Seandainya Kau bersikap adil takkan Kau cela aku.
Kini Kau Tahu keadaanku, pun pendusta industri tahu Rahasiaku. Padahal tidakjuga kunjung Sembuh penyakitku.
BeGiTu tulus nasihatmu Tapi Tak kudengar Semuanya. KARENA para pencaci untuk review, menyanyikan pecinta tuli telinganya.
Aku kira ubanku pun Turut mencelaku. Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.
===================
Cinta Sang Kekasih
===================
Apakah KARENA Mengingat Para kekasih di Dzi Salam. Kau campurkan air mata di pipimu DENGAN Darah.
Ataukah KARENA angin berhembus Dari Arah Kazhimah. Dan kilat berkilau di Lembah Idlam hearts gulita Malam.
MENGAPA Bila Kau tahan udara matamu besarbesaran Tetap basah. MENGAPA Bila Kau sadarkan hatimu besarbesaran Tetap Gelisah.
Apakah menyanyikan kekasih kira bahwa Tersembunyi cintanya. Diantara mata air Yang mengucur Dan hati yang bergelora.
Jika Bukan Karena Cinta takkan kautangisi puing rumahnya. Takkan Kau bergadang untuk review Ingat pohon Ban Dan 'Alam.
Dapatkah Kau pungkiri Cinta, sedang mata air Dan Derita. Telah bersaksi differences cintamu DENGAN jujur Tanpa dusta.
Kesedihanmu timbulkan doa Garis tangis Dan kurus Lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi Dan mawar merah.
Memang terlintas Dirinya hearts mimpi Hingga kuterjaga. Tak hentinya Cinta merindangi kenikmatan DENGAN Derita.
Maafku untukmu wahai para pencaci Gelora cintaku. Seandainya Kau bersikap adil takkan Kau cela aku.
Kini Kau Tahu keadaanku, pun pendusta industri tahu Rahasiaku. Padahal tidakjuga kunjung Sembuh penyakitku.
BeGiTu tulus nasihatmu Tapi Tak kudengar Semuanya. KARENA para pencaci untuk review, menyanyikan pecinta tuli telinganya.
Aku kira ubanku pun Turut mencelaku. Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.
Comments
Post a Comment