Skip to main content

Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik

  Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group   Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol   Sopo wani karo aku Musuh pitikku  

Kumpulan Karangan PMII Ekuilibrium 2017-2018


Kumpulan Karangan PMII Ekuilibrium 2017-2018

Alas Kata
Bismillahhirrohmannirrohim

Berkat pertolongan Allah Ta’ala penyusunan buku kumpulan karangan PMII Rayon Ekuilibrium 2017-2018 telah rampung digarap. Tidak lupa juga, penyusun sampaikan salam kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, manusia yang fitrahnya berbeda dari manusia pada umumnya, kepada keluarga, sahabat dan seluruh umatnya semoga senantiasa dalam keselamatan.
Materi dalam buku ini merupakan materi yang ditulis oleh kader PMII Rayon Ekuilibrium selama periode 2017-2018 berbentuk liputan, puisi, syair, cerpen, notulensi, dan lain sebagainya yang ditulis berdasarkan pada kegiatan-kegiatan rayon yang telah terlaksana baik itu yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.
Sasaran yang ingin diraih oleh buku ini adalah memberikan bekal semangat kepada seluruh kader PMII Rayon Ekuilibrium agar mampu menguasai struktur bahasa indonesia yang baku, giat membaca seluruh tulisan yang tersebar di media cyber maupun cetak; untuk dipelajari struktur penulisannya, serta mampu menghantarkan kader kepada kemampuan mengungkapkan isi hati secara lisan dan tertulis dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pula.
Mudah-mudahan buku ini membawa manfaat.
Wallah al-Muwafiq ila Aqwam al-Thariiq
Wassalamuallaikum wr. Wb

Yogyakarta, 23 April 2018
Penyusun

Departement Intelektual


Daftar Isi
Alas Kata
BAB 1. BERITA/LIPUTAN
1.      Ekuilibrium Peringati Hari Lahir Pancasila dengan Diskusi
Oleh: Anggie Novitasari

2.      Malam 17 Ramadlon, Warga Mengaji Bersama Khatamkan Al-Qur’an

Oleh: Yahya Yoga Budiman

3.      Ditinggal Pulang Sahabat-Sahabat, Warga Yang Tinggal Masih Tetap Yasinan

Oleh: Yahya Yoga Budiman

4.      Mempererat Tali Silaturahim Warga Ekuilibrium dengan Warga Dusun Kentingan

Oleh: Gama Sukma Permana

5.      Ibi Satibi, PMII Ekuilibrium Menghadapi Tantangan dan Peluang dalam 3 Level Geografis

Oleh: Yahya Yoga Budiman

6.      Aktivis Harus Super Aktif

Oleh: Hayyin Avivi

7.      Diskusi Ala Mata Najwa Meriahkan Syawalan Pmii Ekuilibrium

Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari

8.      Rektor UIN Sunan Kalijaga turut dalam PKD dan Bakti Sosial PMII Rayon Ekuilibrium

Oleh: Anggie Novitasari

9.      Merekonstruksi Konflik Rohingnya, PMII Ekuilibrium Menggelar Diskusi Ilmiah

Oleh: Yahya Yoga Budiman

10.  Doa Bersama Warga Ekuilibrium, untuk Delegasi yang Pergi ke Banten

Oleh: Yahya Yoga Budiman

11.  Perkuat Tali Persaudaraan, Warga Ekuilibrium Bersilaturahmi ke Dusun Koripan Dan Kentingan

Oleh: Yahya Yoga Budiman

12.  Akhir Pekan, Diba’an

Oleh: Yahya Yoga Budiman

13.  Rapat Besar Golden Korp, Alfie: Ini Adalah Forum Keluarga!

Oleh: Wisnu Maulana Yusuf

14.  Jangan Lewatkan Nanti Malam, Mega Pentas Golden

Oleh: Yahya Yoga Budiman

15.  Menuju Rayon yang Lebih Baik, PMII Ekuilibrium Menggelar Sekolah Administrasi

Oleh: Yahya Yoga Budiman

16.  Sekolah Koperasi, Munculkan Panitia Usaha

Oleh: Yahya Yoga Budiman

17.  Dirindukan, Shalawat Nabi Didendangkan

Oleh: Yahya Yoga Budiman

 

BAB 11. NOTULENSI

18.  Tranrformation of Finance to Fintech
Oleh: Siti Ambarwati
Notulen: Yahya Yoga Budiman
19.  Akuntansi Dasar
Oleh: Muhammad Nur Najhan
Notulen: Yahya Yoga Budiman
20.  Aset Digital: Cryptocurency dan Masa Depan Indonesia
Oleh: M Humam Akbar
Notulen: Yahya Yoga Budiman
21.  SYAWALAN
Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari

 

BAB 111. PUISI

22.  Tahun Kegelapan
Oleh: Solekhan
23.  Senyum Madumu
Oleh: Yahya Yoga Budiman
24.  Pelupa adalah bentuk kebebasan
Oleh: Hairiza Satia
25.  Kata Api
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
26.  Senandung Ayatmu
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
27.  Sahabatku Bertanya
Oleh: Ainun Firda
28.  Fenomena Hari Ini
Oleh: Ainun Firda
29.  Garudaku
Oleh: Apriliani Intan Pertiwi
30.  Bergeming
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
31.  Aku Tanya
Oleh: Wahyu Jawadul ilhami
32.  Jendela Tanya
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
33.  Jeritan Hati Wanita Malang
Oleh: Irawati
34.  Kabar Dusta Dari Surga
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
35.  Surat dari Pertiwi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
36.  Wanita Bertelur
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
37.  Surat Usang dari Rakhine
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
38.  Solmisasi Bapak
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
39.  Aku Si Burung Duka
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
40.  Harmoni Sunyi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
41.  Tak Pernah Tahu
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
42.  Puisi di Bulan Muda
Oleh : Wisnu Maulana Yusuf
43.  Coretan Senja
Oleh: Aman_Najih
44.  Muhammad-Ku
Oleh: Hayyin Avivi
45.  Antara Kita dan  Anjing
Oleh: Khoirunnisa Puspitasari
46.  Pesona Cinta
Oleh: Wildan Kurnia Hasan
47.  Cinta Sementara
Oleh: Dwi Pangesty
48.  Cinta Terbanglah!!!
Oleh : Fauzan ash-Siddiq
49.  Nona
Oleh: Aribi
50.  Rindu
Oleh: Aribi
51.  Nyanyian Keterbatasan
Oleh: Firda
52.  Ultraviolet Penyeleksi Epidermis
Oleh: Oryza Kusumo
53.  Peluk Ibu
Oleh: Zaenal Muttaqien
54.  Ayahku
Oleh: Zaenal Muttaqien
55.  Rindu ini Anjing
Oleh: Dewi Ratnasari

BAB IV. SYAIR
56.  Habis Gelap, Terbitlah Tulisan
Oleh: Yahya Yoga Budiman

BAB V. CERPEN
57.  Tangisan Sahabatku
Oleh: Halim Tri Rejeki

BAB V1. OPINI
58.  Syawalan Sebagai Salah Satu Wadah Rayon Ekuilibrium Untuk Melahirkan Inovasi-Inovasi Baru
Oleh: Sholehatul Inayah
59.  Mahasiswa dalam Lingkaran Akademik
Oleh: Nurul Hasanah
60.  Ulama Pejuang Kemerdekaan dan Aqidah
Oleh: Hayyin Avivi
61.  Problematika Pahlawan Devisa Negara
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf

BAB V1I. RESENSI BUKU/FILM
62.  Penumpasan penghianatan G30S PKS
Oleh: Yahya Yoga Budiman





















\

BAB 1
BERITA/LIPUTAN

Ekuilibrium Peringati Hari Lahir Pancasila dengan Diskusi
Oleh: Anggie Novitasari
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar diskusi untuk memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2017 bertempat di Rayon Ekuilibrium.
Diskusi yang bertajuk “Pancasila Vs Radikalisme” tersebut dimotori oleh Departemen Intelektual Rayon Ekuilibrium dengan menghadirkan dua pembicara yaitu Sahabat Prastia Dharma Julianto selaku Pengurus  Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Sahabat Ahmad Khalid Boyan, S.Sos selaku penggagas Konferensi Tingkat Tinggi Mahasiswa Indonesia (KTTMI) dan Mantan Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta masa khidmat 2010-2011 serta 2011-2012.
Hairiza Satia, selaku ketua Terpilih Rayon Ekuilibrium, menuturkan, diskusi tersebut bertujuan untuk menilik kembali sejarah Pancasila yang secara legal formal ditetapkan sebagai falsafah kebangsaan Negara Republik Indonesia (NKRI) melalui TAP MPRS XX tahun 1996. Selain itu, Hairiza menambahkan bahwa diskusi tersebut sebagai sikap reaktif warga Rayon Ekuilibrium terhadap isu-isu yang secara gamblang meragukan relevansi nilai-nilai Pancasila. Keadaan tersebut menyebabkan terkikisnya jiwa nasionalisme yang tersubstitusi oleh sikap saling hujat, adu kepentingan, serta penyebaran berita hoax yang semakin mudah digunakan sebagai alat melemahkan kesaktian Pancasila itu sendiri.
Diiringi dengan euphoria penyambutan awal Bulan Ramadhan 1438 Hijriyah, diskusi tersebut mampu menarik antusiasme warga Rayon Ekuilibrium. Hal tersebut dibuktikan dengan sesaknya halaman Rayon Ekuilibrium oleh kader-kader yang haus akan ilmu pengetahuan dan memiliki semangat juang yang tinggi dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Ed. MAM)
Yogyakarta, 2 Juni 2017

Malam 17 Ramadlon, Warga Mengaji Bersama Khatamkan Al-Qur’an

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Setelah sowan bersilaturahmi ke kediaman Bapak Waryono (Wakil Rektor 3 UIN Sunan Kalijaga, Pembina PMII) (10/06/2017), kemudian di sambung dengan kumpul warga membahas materi PKD (Pelatihan Kader Dasar) Minggu Sore, 11 Juni 2017. Dalam rangka memperingati malam 17 Ramadlon Warga Rayon Ekuilibrium melanjutkan gerakannya dengan menggelar khataman al-Quran pada malamnya.
Masrur, selaku koordinator kaderisasi, dalam membuka acara tersebut memberikan pengantar, bahwa tujuan dari kegiatan ini tiada lain adalah menyambung semangat mengaji warga rayon serta menjadikan moment istimewa berkumpulnya warga untuk berdoa bersama, mengahadiahkan kepada pendahulu PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang telah berjasa betul melahirkan PMII sebagai organisasi sosial kemasyarakatan.
Acara ini di mulai pukul 21.15 dipimpin oleh sahabat Maulana dengan membagikan bagian bacaan al-Qur’an, juz pada masing masing orang, kemudian membacanya bersama hingga selesai bagian bacaan yang diterima. Irfan salah satu warga rayon merasa senang namun menyayangkan kegiatan ini baru diikuti sebagian warga hingga memaksa beberapa orang ada yang mendapat 2 juz. “aku senang ada kegiatan ini, ya moga moga besok bisa lebih ramai lagi” ujar Irfan.
Tidak lupa diakhir kegiatan khataman ini, dihadirkan snack kecil kecilan, untuk dimakan bersama dengan ditemani minuman bersoda yang menyegarkan.
Yogyakarta, 12 Juni 2017

Ditinggal Pulang Sahabat-Sahabat, Warga Yang Tinggal Masih Tetap Yasinan

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Kamis (15/06/2017) warga yang masih tinggal, ajeg (konsisten) melaksanakan kegiatan yasinan yang diadakan setiap malam Jum’at di Rayon Ekuilibrium.Walaupun banyak dari sahabat sahabat yang sudah pulang kampung serta dibarengi juga dengan kegiatan kegiatan sahabat yang lain, yasinan ini masih tetap diadakan.
Kali ini yasinan terasa lain, karena yasinan kali ini langsung dipimpin oleh Sahabat Dayat (Wakil Ketua Rayon) yang pada biasanya dipimpin oleh Sahabat Masrur
(Koordinator Kaderisasi), lalu dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama.
Dalam yasinan ini Sahabat Dayat berharap “Alhamdulillah, yasinan berjalan dengan khidmat, moga moga dengan pembacaan yasin dan doa ini, segala urusan dan kegiatan kita diberkahi Allah SWT, berjalan lancar tanpa kendala apapun”.
Yogyakarta, 16 Juni 2017

Mempererat Tali Silaturahim Warga Ekuilibrium dengan Warga Dusun Kentingan

Oleh: Gama Sukma Permana
Hari Jumat tepatnya tanggal 19 Juni 2017, sebanyak 20-an mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa PMII Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga yang diketuai oleh sahabat Hairiza Satia melakukan silaturahim ke Dusun Kentingan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman.
Kegiatan tersebut merupakan aksi nyata mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMII yang sejak awal berdirinya organisasi tersebut sudah memiliki komitmen untuk berkontribusi baik materiil maupun non materiil kepada masyarakat pedesaan. Dalam pertemuan yang berbarengan dengan acara pengajian rutin dan buka bersama warga Dusun kentingan tersebut selain menjalin keeratan batin antara anggota PMII dengan warga Dusun Kentingan juga membahas tentang program atau agenda tahunan PMII Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga yaitu Kaderisasi anggota PMII tahun 2017 yang sebelumnya telah direncanakan akan diadakan di Dusun tersebut.
Dengan rasa hormat dan tulus segenap anggota PMII Rayon Ekuilibrium yang diwakili oleh ke 20 anggota tersebut yang melakukan silaturahim memberikan apresiasi dan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas sambutan yang hangat oleh warga Dusun Kentingan dalam menerima kedatangan dari anggota organisasi PMII.
Dalam sambutannya, Mas Supri selaku pemuda di Dusun Kentingan dan Pak Yono selaku Ketua RT 04 memberikan pernyataan yang sekiranya dapat memotivasi anggota PMII Rayon ekuilibrium untuk mensukseskan agenda tahunan yaitu PKD tahun 2017. “teman-teman semua, kalau besok kesulitan mencari sesuatu, Insyaallah kami bantu semampu kami” kata Mas Supri“Pokoknya semua kegiatan kita dukung, kita kerjasama bareng-bareng” tambah pak Yono. Dari pernyataan tersebut harapannya acara PKD ini dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
Selanjutnya, dalam acara temu warga tersebut yang dilaksakan hari jumat (19/6), acara diawali dengan pengajian dan buka bersama warga. Kemudian setelah itu anggota PMII dengan ketua pemuda dan ketua RT 04 melakukan runding kecil, dengan mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya ke dusun tersebut. Pertama yaitu silaturahim dan yang kedua adalah membahas tentang kelanjutan agenda tahunan yaitu PKD yang telah direncanakan akan dilaksanakan di dusun tersebut. Tidak lupa, Hairiza selaku ketua Rayon Ekuilibrium juga memperkenalkan sahabat-sahabat PMII yang hadir pada waktu itu. Khususnya Sahabat Bagas (Ketua Panitia PKD 2017) dan sahabat sahabat Platinum yang lain, yang esok akan banyak berkoordinasi dan berkontribusi dengan Pemuda dan warga setempat.
Setelah itu, maksud dan tujuannya yaitu di terima dengan baik oleh pihak Dusun Kentingan. Dan yang terakhir pihak dusun yang diwakili oleh ketua pemuda dan ketua RT 04 memberikan pesan untuk bersama-sama mensukseskan acara dengan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekitar. (Ed: MAM)
Yogyakarta, 19 Juni 2017

Ibi Satibi, PMII Ekuilibrium Menghadapi Tantangan dan Peluang dalam 3 Level Geografis

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, sekaligus Pembina PMII Ekuilibrium, Bapak Ibi SatIbi S.HI., M.SI Memberikan gambaran bahwa PMII Ekuilibrium saat ini sedang menghadapi tantangan serta peluang dalam 3 level geografis. Gambaran itu dipaparkan pada saat acara TalkShow, halal bi halal PMII Ekuilibrium, yang dipimpin oleh sahabat Alhafidz Wahyudi (kader berprestasi) dalam pertanyannya terkait mahasiswa ideal. Sabtu, (22/07/2017).
Pak Ibi memulai dengan memetakan ranah geografis ke dalam 3 level, kemudian memberikan point-point penting pada masing-masing level tersebut. Pertama, tantangan dan peluang itu berasal dari level Global. Pertemuan ideologis tidak dapat dihindari. “Islam kini menjadi pemain juga menjadi sasaran. Kita mengenal istilah fundamentalis dan liberal. Kita juga mengenal istilah Islam kanan, Islam kiri. Kita mencoba untuk menengahinya. Ya, kita moderatlah, karena Islam itu memang moderat” ujar Pak Ibi. Kemudian kapitalisasi sumber daya alam (SDA), minyak dan metana oleh negara adi daya seperti yang terjadi di negara-negara timur.
Kedua, tantangan dan peluang pada level Nasional. Pertarungan parpol pemerintah dan non pemerintah. “ 3 isu seharusnya ia mengikuti parpol pemerintah, tetapi 3 isu ia berbeda. Isu UU pemilu, Ahok, serta Ormas. Ia mencoba berbeda dari suara-suara mayoritas di koalisi” Pak Ibi mencoba menjelaskan. Hal itu menurut Pak Ibi, dalam 2-3 bulan mendatang akan terjadi yang namanya reshuffle, karena terus berseberangan dengan koalisi pemerintah. Hal ini Ibi juga melihat pada kebijakan full day school yang banyak kontra produktifnya.
Ketiga, tantangan dan peluang pada level Jogja/UIN. PMII Jogja tidak dapat dilepaskan dari akar gerakan progresif. Seperti Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS). “ Ilmu itu tidak meloncat. Kalau mau belajar ada step-stepnya. Seringkali wacana wacana yang disuguhkan kepada masyarakat umum adalah wacana wacana yang terlalu tinggi dan terkesan buru-buru. Seperti Islam kiri Hasan Hanafi, kemudian Leonard Binder Islam liberal. Kalau memang mau menjadi progresif, pelajari ilmu dari dasar. Tidak langsung loncat.” Pak Ibi menambahkan. Selanjutnya yaitu transit akademik yang kuat. Seperti banyaknya perguruan tinggi di Jogja, study club bertebaran, cafe tempat kongkow di mana-mana, kultur agama dan sosial yang kuat di Jogja, pengaruh migrasi gedung ke sapen, banyaknya organisasi sosial di kampus. Hal-hal ini menurut Pak Ibi tentu menjadi tantangan dan peluang bagi kader PMII Ekuilibrium.
Diakhir penyampaiannya, Pak Ibi satIbi, memberikan tawaran seperti apa PMII memposisikan dirinya. “kita berada dalam keberagaman, tetapi juga berada pada satu kesatuan. Kita bisa menganggap diri kita benar, tapi juga berpotensi salah. Kita juga bisa menganggap orang lain salah namun juga bisa berpotensi benar. Kemudian Globalize pancasila and NKRI. Serta PMII harus bisa menjadikan nilai-nilai Islam sebagai sumber gerakan ilmu dan amal”.
Yogyakarta, 24 Juli 2017

Aktivis Harus Super Aktif

Oleh: Hayyin Avivi
Yogyakarta – Sabtu, 22 juli 2017, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Rayon Ekuilibrium Fakultaas Ekonomi Dan Bisnis Islam menggelar Halal Bihalal dengan para senior dan pembina PMII Rayon Ekuilibrium yang dikemas dengan talkshow. Acara ini digelar di pendopo pon-pes Diponegoro Yogyakarta dengan khitmat dan lancar. Sahabat Hairiza Satia selaku ketua Rayon Ekuilibrium menyampaikan banyak terimaksih kepada semua warga Ekuilibrium dan para senior dalam sambutannya. Beliau berharap dengan adanya acara ini akan menjadikan ikatan kekeluargaan antar warga Ekuilibrium dan para sesepuh PMII rayon Ekuilibrium semakin erat dan harmonis.
Selain itu, DR. Shafiyullah Muzammil S.AG.,M.AG, wakil Dekan III Febi UIN Sunan Kalijaga dalam acara talkshow menjawab kegelisahan Aktivis mahasiswa dengan diterapkannya sistem kurikulum KKNI, Aktivis mahasiswa menyatakan terbelenggu dengan adanya kurikulum ini. Satu hal yang sering dilupakan oleh Para Aktivis Dikampus bahwasanya seorang aktivis itu tidak pernah merasa terbelenggu oleh waktu, karena seorang aktivis harus selalu aktif di semua kegiatan dan mampu membagi waktu dalam aktivitasnya, seorang aktivis pergerakan harus selalu bergerak, berfikir, beramal pantang mengeluh, Demikian singgungnya. Beliau menyatakan mengapresiasi aktivis-aktivis mahasiswa, bahkan beliau menyatakan wajib menjadi aktivis dengan cacatan disamping keunggulan kritisasinya seorang aktivis juga mampu berprestasi dan bersaing dangan yang lain.
Ada tiga pesan yang disampaikan beliau kepada seluruh kader PMII Ekuilibrium kedepan. Pertama, berhubung gedung fakultas FEBI yang baru sudah diresmikan dan dinyatakan semester depan sudah dapat ditempati perkuliahan, maka beliau menghimbau selaku Wakil Dekan III FEBI agar mahasiswa FEBI, khususnya anak anak PMII mampu bersaing dengan fakultas-fakultas yang lain. “Tinggalkan kebiasaan buruk kalian, tinggalkan tridisi nyeleneh kalian di gedung yg lama jangan bawa ke gedung yang baru”, ujar beliau sambil disertai ketawa para warga Ekuilibrium. Beliau berharap anak FEBI akan jadi kiblat dari semua anak-anak fakultas yang lain, harus kreatif dan inovatif. Kedua, beliau memberi evaluasi dari kepengurusan sebelum-sebelumnya agar pengurus rayon agar mendata semua senior PMII guna menjalin Tali Silaturrahim dengan para senior. Baik senior UIN atau semua Universitas di Jogjakarta seperti UNY, UII dan lain-lain. evaluasi ini dijadikan PR buat pengurus yang baru agar kedepan nya kegiatan-kegiatan PMII lebih bertaraf Nasional. Demikian pesan pesan beliau.
Yogyakarta, 24 Juli 2017

DISKUSI ALA MATA NAJWA MERIAHKAN SYAWALAN PMII EKUILIBRIUM

Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari
Sleman-Memasuki pertengahan bulan syawal 1438 Hijriah (22/07/2017), PMII Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) menggelar acara syawalan. Acara yang digelar di Aula Pondok Pesantren Diponegoro, Sleman ini diikuti oleh seluruh kader PMII Ekuilibrium dengan sangat antusias.
Berbeda dari acara syawalan biasa yang hanya berupa halal bihalal saja, kali ini PMII Rayon Ekuilibrium menggandeng senior dan Pembina dari berbagai kalangan untuk berdiskusi ‘ala mata najwa’. Beberapa yang hadir diantaranya adalah Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Shofiyullah Muzammil, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Ibi Satibi dan Muhammad Yazid Affandy, dan pengusaha muda Yogyakarta Warsis Mawardi.
“Tidak ingin biasa-biasa saja, makanya acara ini dirancang dengan konsep diskusi ala-ala mata najwa agar tidak biasa,”ujar Hairiza Satia selaku Ketua PMII Rayon Ekuilibrium FEBI. Hairiza menambahkan, acara ini bukan hanya bertujuan untuk menyambung tali silaturahmi bersama seluruh warga Rayon Ekuilibrium dan para Pembina maupun senior, namun juga bersama-sama menambah pengetahuan.“Saya berterima kasih kepada Pak Shofi, Pak Ibi, Pak Yazid, dan Mas Warsis sudah menyempatkan hadir untuk berdiskusi bersama dan bersilaturahim,” tambah Hairiza dalam sambutannya.
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Panitia Syawalan Bersama Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan Kalijaga. Konsep diskusi ala mata najwa ini sengaja dibuat agar seluruh warga Rayon Ekuilibrium dapat mengambil pengetahuan setelah menghadiri acara ini.
“Dengan adanyan diskusi yang dikonsep berbentuk talkshow ala mata najwa itu diharapkan setiap kader dan seluruh warga rayon setelah menghadiri acara itu ada pengetahuan-pengetahuan yang dibawa pulang,” ujar Bukhory selaku Ketua Syawalan Bersama Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan Kalijaga
Acara yang bertajuk “Memperkuat Ukhuwah Silaturahmi Menuju Rayon Ekuilibrium yang Inovatif dan Produktif dalam Membangun Arah Gerakan” ini dipandu oleh seorang moderator yang berasal dari kader PMII Rayon Ekuilibrium yang telah berkesempatan terbang ke Negeri Sakura, Jepang dan aktif di berbagai organisasi maupun kegiatan kampus, yakni Al-Hafidz Wahyudi. Yudi berhasil membawa diskusi dengan epic. Hal tersebut terlihat dari kemeriahan dan antusiasme kader dalam diskusi yang tengah berlangsung.
“Acaranya seru, lucu, tapi berbobot juga karena gak Cuma diisi dengan halal bihalal biasa, tapi ada diskusi yang seru seperti ini,” ujar salah satu kader PMII Rayon Ekuilibrium, Sri Murtiningsih.
Dalam acara tersebut, Wakil Dekan (Wadek) 3 FEBI, Shofiyullah menyampaikan beberapa pesan kepada kader-kader PMII Rayon Ekulibrium. Salah satu diantaranya adalah membangun attitude yang baik dan selalu aktif dalam organisasi.
“Mahasiswa memang wajib aktif berorganisasi, saya kira mereka yang aktif adalah mereka yang dianggap punya kemampuan yang dia atas standar, bukan sebaliknya, karena di kelas tidak punya kemampuan malah lari jadi aktifis. Artinya, saya berharap PMII Ekuilibrium menjadi role model bagi fakultas lainnya,” ujar Wadek 3, Shofiyullah Muzammil.
Beberapa hal juga disampaikan oleh Dosen FEBI, Ibi Satibi untuk kader PMII Rayon Ekuilibrium. Sebagai mahasiswa, ada tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipetakan. Ada empat tantangan yang harus dipetakan oleh mahasiswa.
“Ada empat hal yang bisa kita dipetakan. Kita tentu harus memahami tantangan dan peluang dalam konteks global, tantangan dan peluang dalam konteks nasional, dan tantangan dan peluang dalam konteks Jogja dan UIN atau juga wabilkhusus FEBI karena saya melihat karakteristiknya unik dan menarik, dan yang keempat adalah apa yang harus kita lakukan sebagai prototype kita sebagai mahasiswa” ujar dosen FEBI, Ibi Satibi.
Selain itu, dosen FEBI lainnya, M. Yazid Affandy menyampaikan terkait potensi kaderkader PMII Rayon Ekuilibrium. Ada dua potensi utama di antaranya adalah input kader FEBI ini lebih di antara yang lain, selain itu, dalam aspek intelektualitas juga tidak diragukan.
“secara real hal tersebut telah terbukti, nyatanya Anda mendapat apresiasi dari Ketua Cabang PMII Yogyakarta bahwa administrasi yang paling rapi adalah dari FEBI,” ujar dosen, FEBI M. Yazid Affandy.
Selain itu, beliau menambahkan bahwa gerakan mahasiswa pada masanya minimal harus memilih dua hal utama, yakni realis kritis atau radikal revolusioner. Dua hal tersebut tidak dapat dicampuradukkan, tapi sejak awal harus dipetakan harus mengambil yang mana. “Setiap gerakan mahasiswa lahir tidak di ruang yang hampa. Gerakan mahasiswa adalah anak zaman, dan gerakannya pun mesti sesuai dengan zaman itu. Saat ini kita harus menganalisis zaman mana gerakan yang tepat,” tambahnya.
Beberapa pesan juga disampaikan oleh pengusaha muda, Warsis Mawardi. Salah satunya adalah pengembangan potensi diri yang sudah dimiliki. Selain itu, entrepreneurship juga tidak lupa disampaikan dan didiskusikan. “Potensi yang paling bagus di FEBI itu adalah digital. Sekarang itu eranya digital, makanya harus menguasai teknologi, selain itu bisnis itu harus berpikir jangka panjang” ujar pengusaha muda Warsis Mawardi menutup diskusi.
Yogyakarta, 25 Juli 2017


Rektor UIN Sunan Kalijaga turut dalam PKD dan Bakti Sosial PMII Rayon Ekuilibrium

Oleh: Anggie Novitasari
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menggelar Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Bakti Sosial ke-IV di Dusun Kentingan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kegiatan yang bertajuk membentuk kader militan, profesional, dan kreatif sesuai dengan ideologi Ahlussunnah Wal-Jama’ah (ASWAJA) ini berlangsung pada 6-10 September 2017. Berbagai kegiatan disuguhkan panitia dalam rangka menyambut antusiasme para peserta diantaranya, pengenalan PMII yang dikemas dengan diskusi interaktif, lomba cerdas cermat, pengajian bersama warga setempat, dan lain sebagainya.
Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini bukan hanya mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta saja melainkan turut juga mahasiswa asal Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO).
“Tujuan mengapa kegiatan ini dilaksanakan didesa adalah supaya mahasiswa belajar untuk mengabdi di tempat dimana ia dilahirkan(baca;desa)” ungkap Hairiza Satia selaku Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekuilibrium dalam sambutannya pada pembukaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Bakti Sosial ke-IV tersebut. Senada dengan Hairiza, Prof. Dr. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pengisi stadium general dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa diperlukan keberanian untuk berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan mampu menjaga keteraturan serta keajegan pada hal-hal yang sudah berjalan dengan baik dalam rangka membangun strategi jangka panjang.
Orang nomor satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan bahwa tugas seorang mahasiswa bukan hanya aktif secara akademik saja melainkan juga aktif dalam berorganisasi. Kemudian ia menambahkan perlunya menanamkan pola pikir kreatif sebagaimana telah dilakukan para pendahulu kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada saat menghadapi situasi politik zaman orde baru.
Yogyakarta, 11 September 2017

Merekonstruksi Konflik Rohingnya, PMII Ekuilibrium Menggelar Diskusi Ilmiah


Oleh: Yahya Yoga Budiman

PMII Ekuilibrium mencoba merekonstruksi konflik yang terjadi di Rakhine melalui diskusi ilmiah, Sabtu (23/09/2017). Diskusi pada kali dilakukan untuk menelusuri kepentingan apa saja yang sebetulnya melatarbelakangi terjadinya konflik atas Etnis Rohingnya, yang sampai sekarang tidak kunjung selesai.
Bertajuk “Konflik Rohingnya Ditinjau dari Berbagai Aspek: Etnis, Agama, Dan Ekonomi”, diskusi tadi malam dimantik oleh sahabat Alhafidz Wahyudi (Kader Berprestasi) angkatan 2013, Korp Maestro, yang sekarang sedang menembuh 3 bidang studi sekaligus. Perbankan Syariah di UIN SUKA, Hubungan International di UNRIYO, dan Sastra Inggris di STBA LIA Yogyakarta.
Dimulai dengan menayangkan sebuah vidio yang mendiskripsikan letak geografis, kultur sosial, kepercayaan dan kondisi ekonomi di Rakhine. Alhafidz Wahyudi berbendapat bahwa konflik yang terjadi atas etnis rohingnya adalah kejahatan genosida yang terlupakan.
Hal ini menurutnya, yang paling bertanggung jawab atas ini adalah media barat. Hal itu ia kritik dalam sebuah karikatur. Bergambar tungku rohingnya yang sedang digodok seorang militan myanmar yang ditutup dengan penindih 3 orang, yang mewakili 3 media barat (CNN, BBC, dan FOX) dalam keadaan sedang memberitakan konflik di Syuriah. “mereka seakan-akan menutupi konflik ini, menimbun dengan kabar-kabar di Syuriah, padahal konflik ini sudah terjadi begitu lama, pra kemerdekaan Burma, dan mengakibatkan ratusan ribu warga etnis rohingnya mengungsi, menyelamatkan diri ke berbagai negara, termasuk Indonesia”.
Hal yang seperti itu menurutnya juga, ada semacam motif yang dirahasiakan kepada seluruh warga international. Motif tersebut tidak lain adalah motif ekonomi. Pernyataan tersebut memicu beberapa sahabat memberikan komentar dan pertanyaan. Sahabat Sayuti, “di Rakhine ditemukan banyak ladang minyak dan gas. Penemuan terbaru ada 25 blok migas lepas pantai di sana. Kerahasiaan itu bisa jadi muncul juga dari sini mas”. Dilanjut sahabat Nova dan Oriza, “lalu bagaimana kita sebagai mahasiswa, yang serba terbatas kemampuannya, ingin ikut serta dalam merampungkan konflik tersebut, apa yang harus kita lakukan?”.
Dalam penyampaiannya terakhir wahyudi memberikan tanggapan. Sudah semestinya kita sebagai mahasiswa membangkitkan semangat diskusi cerdas, dalam berbagai isu, salah satunya isu Rohingnya. Kemudian melakukan penelitian sehingga mendapati suatu informasi yang utuh. Jangan lupa berkontribusi dalam media, memberikan tanggapan yang tidak memicu konflik, junjung tinggi toleransi keberagaman, serta ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial kemanusiaan seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), dll.
Yogyakarta, 24 September 2017

Doa Bersama Warga Ekuilibrium, untuk Delegasi yang Pergi ke Banten

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Warga Ekuilibrium bersama-sama membacakan surat yasin dan tahlil, diakhiri dengan doa bersama untuk memohonkan kesehatan dan keselamatan pada seluruh warga rayon ekuilibrium, khususnya pada delegasi yang pergi ke Banten, Kamis (28/09/2017) berlangsung dengan khidmad.
Doa bersama yang sekaligus dilaksanakan pada kegiataan yasinan mingguan Rayon, dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Rayon Sahabat Khusnol Hidayat dan Koordinator Kaderisasi Masrur Ainun Najih.
Dalam pengantarnya, sahabat Khusnol Hidayat menyapaikan tujuan dari doa bersama ini. Ialah pertama untuk tetap menjaga tradisi setiap malam Jum’at pembacaan yasin dan tahlil. Kedua, sekaligus memanjatkan doa untuk kesehatan dan keselamatan seluruh warga rayon ekuilibrium. “nanti setelah pembacaan yasin dan tahlil, kita doa bersama, umumnya untuk kita bersama, khususnya untuk sahabat-sahabat kita yang sedang berjuang di Banten, semoga di sana dalam keadaan sehat dan pulang dengan selamat”. Hal tersebut juga tergambar dalam redaksi bacaan doa yang dipimpin oleh sahabat ainun najih, dan diamini oleh seluruh yang hadir.
Perlu diketahui bahwa, PMII Ekuilibrium mendelegasikan 3 kadernya yaitu Wisnu Maulana Yusuf (Perbankan Syariah, Korp Golden, angkatan 2017), Siti Ambarwati (Perbankan Syariah, Korp Platinum, angkatan 2016), dan Mirta Imamatul Azizah (Akutansi Syariah, Korp Ambasador, angkatan 2015) dalam acara Essay Competition, Islamic Ekonomic Festival (IEFest), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, 26-29 September 2017.
Tambahan:
Kabar terbaru yang didapat penulis, dari Fawas Ainur Rafiq, delegasi kita membawa pulang piala, memperoleh juara ketiga dalam lomba esai tersebut. Selamat dan sukses selalu.
Yogyakarta, 29 September 2017

Perkuat Tali Persaudaraan, Warga Ekuilibrium Bersilaturahmi ke Dusun Koripan Dan Kentingan

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Minggu, (29/10), Warga PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)Ekuilibrium yang dinahkodai BSOR Kompas bersama-sama bersilaturahmi berkunjung ke Desa Pengabdian yaitu Dusun Koripan dan Kentingan.
Dalam wawancara eksklusif kami, melalui panggilan vidio via whatshapp, kepada Rizalu Afifurrahman, selaku Koordinator BSOR Kompas, mengatakan bahwa” kegiatan ini tiada tujuan selain memperkuat tali silaturahim. Pertama kami BSOR kOMPAS berkordinasi dengan tokoh warga dan pemuda setempat. Pak Dukuh, Pak Rt, Mbak Devi, Mbak Anis, Mas Supri dan kawan kwan pemuda yang lain berkenan menerima kami warga PMII Ekuilibrium, karena le bar PKD, belum ketemu. Kebetulan kami baru bisa mengabdi sedikit, berupa tas, ya, moga moga dapat bermanfaat untuk adik adik semua disini”
Kegiatan ini juga disambut meriah oleh adik-adik Dusun Koripan dan Ketingan. Begitu juga oleh warga setempat, kegiatan ini direpon posistif. Warga berpesan “kegitan ini dan kemarin (Pelatihan Kader Dasar) kalau bisa diadakan setiap tahun di Dusun ini, kami akan sangat senang, karena ini bermanfaat dan masyarakat mendukung penuh” ungkap Bapak Yono.
Yogyakarta, 30 Oktober 2017

Akhir Pekan, Diba’an

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Sabtu, (21/10) dalam rangka menyongsong datangnya Hari Santri Minggu (22/10), warga PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Ekuilibrium menggelar diba’an.
Dimulai dengan meng-khatam-kan al-Qur’an bersama-sama, dilanjut dengan pembacaan tahlil, diba’an kali ini terasa begitu lain. Hadir pada acara tersebut Pembina PMII Ekuilibrium Bapak Ibi Satibi, yang sekaligus berkenan memimpin jalannya do’a.
Dalam pengantarnya Bapak Ibi Satibi memberikan wejangan, terkait tata cara pembacaan al-Qur’an bi an-Nadhar (membaca dengan melihat mushaf, sumber: www.nu.or.id) yang nanti akan dilakukan bersama-sama. Pertama, dalam bentuk penghormatan sebagai seorang santri (murid) perlunya menghadiahkan al-Fatihah kepada guru-guru kita, orang tua, serta saudara-saudara yang telah mendahului kita, karena hal ini tidaklah lepas dari proses transfer ilmu dan hubungan antara santri dengan guru. Semoga arwahnya ditempatkan pada tempat yang layak dan diampuni segala dosanya.
Kedua, ketika masing-masing dari kita telah menyelesaikan juz yang telah dibagi, sedangan masih ada teman yang lain belum selesai merampungkan, seyogyanya kita lanjutkan dengan membaca Shalawat Nariyah, sembari menunggu teman yang lain ikut menyelesaikan.
Masrur Ainun Najih, selaku Koordinator Kaderisasi, sekaligus mewakili segenap Pengurus Rayon, meminta maaf jika dalam penyambutan, hidangan dan lain-lain terdapat kekurangan. Semoga dari sini harapan, cita-cita kita bersama dapat terkabul. Aamin.
Yogyakarta, 30 Oktober 2017

Rapat Besar Golden Korp, Alfie: Ini Adalah Forum Keluarga!

Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Persiapkan deklarasi kelahiran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Korp Golden Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mengadakan agenda rapat besar di Rayon Ekuilibrium(21/10/2017).
“Dengan adanya rapat ini, diharapkan terjalin kebersamaan dan kesadaran kalau kita memang keluarga. Kita sebagai pewaris mandat-mandat kader lama terus terikat dan semakin kompak” Ucap ketua korps Golden Alfie Munady. Lain halnya dengan ketua rayon Ekuilibrium Hairiza Satia “Rapat deklarasi merupakan wadah untuk menampung gagasan korp Golden khususnya pada bakat-bakat yang mereka miliki. Sebab, bakat mereka akan menjadi ajang expo pentas seni diacara deklarasi mendatang”.
Meski keduanya berbeda pandang. Tetapi hal itu menjadi satu kesatuan yang sangat baik. Yakni, menampung gagasan setiap kader menjadi semakin hangat. Karena, adanya sifat kebersamaan dan kekeluargaan. Selain itu, perbedaan-perbedaan itulah yang menjadi warna dalam bingkai keindahan.
Udara panas sangat menyengat, kendati demikian tidak menjadi hambatan untuk berlangsungnya rapat besar ini. Faktanya, acara yang dipimpin oleh ketua deklarasi Alvyn Izzy berjalan dengan khidmat penuh kehangatan. Hal itu terlihat dengan antusiasnya 57 dari 155 kader yang hadir dalam menanggapi setiap pembahasan.
Rapat besar deklarasi dilaksanakan di rayon Ekuilibrium dengan maksud untuk pembinaan dari pengurus rayon terhadap kader muda Korps Golden. Dengan itu, rapat menjadi semakin berisi dan matang. Deklarasi ini juga merupakan agenda tahunan rayon Ekuilibrium dan harapannya menjadi sejarah manis untuk dikenang dimasa depan.
Yogyakarta, 30 Oktober

Jangan Lewatkan Nanti Malam, Mega Pentas Golden

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Setelah siang tadi mendeklarasikan diri, menyatakan bahwa telah lahir dari rahim PMII Ekuilibrium yaitu Korp Golden, dengan mengangkat tema “Mewujudkan Jiwa Pemuda sebagai Navigator Bangsa”, Golden melanjutkan pergerakannya dengan menggelar Mega Pentas Seni di Depan Poli Klinik UIN Sunan Kalijaga, nanti malam Ba’da Isya (08/11/2017).
Dalam wawancara penulis melalui panggilan via whatshapp kepada Ketua Panitia Deklarasi Korp Golden, Sahabat Izzy, ia membenarkan dan mengajak penuh seluruh masyarakat UIN dan sekitarnya, khususnya Warga PMII untuk ikut hadir menyaksikan hiburan ini “iya mas, jadi acara ini sebetulnya karena untuk mewadahi bakat-bakat yang ada dari sahabat-sahabat golden, dan dalam rangka menghibur juga masyarakat UIN dan sekitarnya, lebih lebih pada masyarakat PMII khususnya, untuk turut bersama menyaksikan dan meramaikan hiburan sederhana ini”
Telah dipersiapakan pentas nanti malam Spesial Performance: Paduan Suara, Drama, Tari Tradisional & Modern, Band, Musikalisasi Puisi, turut hadir juga Nurussabab, Ring Woloe Reggae, New Kamaru, Rumah kosong, dan Emon & Friends.
Dalam penutupnya, ketua panitia berharap, moga moga acara nanti berjalan dengan meriah, lancar, tertib, tidak ada kendala, dan dapat menghibur seluruh masyarakat sekitar.

Yogyakarta, 8 November 2017


Menuju Rayon yang Lebih Baik, PMII Ekuilibrium Menggelar Sekolah Administrasi

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Minggu, (05/11/2017) bertempat di Graha Pandawa, Balai Kota Yogyakarta, PMII Ekuilibrium menggelar sekolah administrasi. Pada acara tersebut berkesempatan hadir memberikan materi, Sekertaris Jendral (Sekjen) PMII Cabang Yogyakarta, Rizky Ramadhan. Serta Wakil Sekretaris Jendral (Sekjen) Bidang Politik, Advokasi, dan Kebijakan Publik Pengurus Besar (PB) PMII, Agus Baha’udin.
Ketua Panitia, Ahmad Rifaldi, dalam pengantarnya meminta maaf “jika dalam kami mempersiapkan tempat dan segala fasilitas pada kesempatan kali ini sangat kurang, kami selaku panitia meminta maaf yang sebesar-besarnya. Moga-moga fasilitas yang terkesan sederhana ini, dapat membuat warga yang hadir menjadi nyaman”
Hal tersebut ditanggapi langsung oleh Ketua Rayon PMII Ekuilibrium, Hairiza Satia “kepada seluruh warga, lebih khususnya panitia yang telah menyelenggarakan acara ini, kami mewakili pengurus berterimkasih yang sebanyak-banyaknya, fasilitas yang diberikan sudah begitu joss, tidak kurang”
Dalam penutupnya, Hairiza Satia memberikan pesan, bahwa setelah sekolah administrasi ini, diharapkan kita sebagai kader PMII Ekuilibrium menjadi lebih paham dan sadar administrasi, sehingga dapat membawa rayon lebih maju dan baik ke depan, karena Manajemen Organisasi dan Manajemen Administrasi bagaikan 2 sayap burung garuda yang terbang beriringan dan saling membutuhkan.
Yogyakarta, 13 November 2017

Sekolah Koperasi, Munculkan Panitia Usaha

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Minggu (25/02/2018) PMII Rayon Ekuilibrium, yang difasilitasi oleh BSOR Koperasi Aswaja, gelar Sekolah Koperasi di Omah PMII, dengan mengangkat tema “Menumbuhkan Semangat Wirausaha Dengan Koperasi Aswaja) telah memunculkan Panitia Usaha.
Terbentuknya Panitia Usaha ini, yang kemudian dikepalai oleh Sariani (Korp Golden) bersepakat untuk membidangi sebuah usaha minuman bermetodekan Kantin Rayon, dengan produk minuman unggulannya yaitu Coklat Panas, yang waktu dan tempatnya sedang digodok.
Perlu diketahui juga bahwa pada kegiatan Sekolah Koperasi kemarin, terdapat 2 materi pokok, yaitu, Materi Perkoperasian, yang berkenan memaparkannya ialah Mas Warsis (Manager PERSAHINDO, Owner Mawardi Group) dan Materi Koperasi Aswaja yang dipaparkan langsung oleh Koordinator BSOR Koperasi Aswaja, Muhammad Fauzan ash-Shiddiq Lubis.
Ketua Panitia Zuka Nisyfiqi, yang diwakili oleh Rouf Rozin mewakili seluruh panitia dalam pengantarnya berharap, semoga dengan Sekolah Koperasi ini tumbuh mengakar semangat berwirausaha pada seluruh kader PMII Ekuilibrium Khususnya, Umumnya seluruh kader PMII sekalian.
Yogyakarta, 26 Februari 2018

Dirindukan, Shalawat Nabi Didendangkan

Oleh: Yahya Yoga Budiman
Jumat, (02/03/2018), difasilitasi oleh Departement Kaderisasi, Warga PMII Rayon Ekuilibrium dendangkan bacaan shalawat nabi, yang termaktub dalam kitab Mauilid Diba’, karya Aburrahman ad-Diba’i, bersama Nurussabab, berlangsung dengan khidmat.
Hadir dalam pembacaan shalawat tersebut, Pembina PMII Rayon Ekuilibrium, Bapak Ibi Satibi berserta keluarga, yang selalu hadir dalam membimbing kita, serta tak henti-hentinya memberikan kita nasehat dan semangat. Moga moga beliau berserta keluarga selalu berada dalam rahmat Allah SWT. “siapapun orangnya, yang terlibat dalam penguatan tradisi akademik dan keagamaan, terlepas lokus itu di kampus, di pesantren, ataupun juga di sekitar kehidupan PMII, maka Allah akan memberikan kemudahan menuju kebaikan” begitulah pesan beliau dalam pengantarnya.
Tidak lupa, perlu diketahui juga, bahwa besok 5 hari ke depan, tanggal 10-11/02/2018, Nurussabab, akan mengikuti lomba hadroh, di Pleret, Bantul. Mari kita berdoa untuk keluarga kita. Moga-moga kita satu sama lain selalu diberikan kesehatan dan kemudahan, menjelang perform nanti. Aamin.
Yogyakarta, 4 Maret 2018




BAB 11
 NOTULENSI
Tranrformation of Finance to Fintech
Oleh: Siti Ambarwati
Notulen: Yahya Yoga Budiman
Pada diskusi kemarin, Siti Ambarwati (biasa dipanggil Mbak Ambar) memulainya dengan menggambarkan bagaimana embiro Fintech ini telah muncul sejak tahun 1960 dengan dimulainya ATM (Automated Teller Machine) di Texas, kemudian pada tahun 1980, sistim “online bank” muncul dan baru pada tahun 2000an, Fintech mulai terlihat.
Perusahaan yang memulai model keuangan berbasis teknologi pertama kali ialah Zopa, perusahaan asal Inggris yang mengibarkan sayapnya di industri ini pada tahun 2004.
Perlu diketahui, ternyata fintech yang bergerak dalam industri keuangan ini, ternyata tidak lahir atas rahim perusahaan keuangan. Justru perusahaan yang notabene adalah non financial, yang pertama kali menggagasnya. Kita bisa melihat, bagaimana Facebook bergelut dengan Massengger-nya. Ali Baba dengan Ali Pay-nya. Amazon dengan Student Loand-nya. Dan masih banyak lagi yang lain, kita bisa memperdalamnya lagi.
Diberitakan dari laman Kominfo.go.id, di sana dikatakan bahwa, Indonesia menduduki peringkat 6 konsumsi internet terbesar di dunia. Jumlahnya sejak tahun 2013 hingga akhir 2017 kian meningkat, tak pernah turun.
Pada tahun 2013 pengguna internet tercatat (72,8 juta jiwa), 2014 (83,7 juta jiwa), 2015 (93,4 juta jiwa), 2016 (102,8 juta jiwa), 2017 (112,6 juta jiwa) dan tahun 2018 diperkirakan mencapai (123 juta jiwa). Sedang penggunaan fintech di Indonesia dari 6 sempel bank yang diambil hanya (5,7 juta jiwa). Masih besar betul potensinya.
Di Indonesia lagi, pada tahun 2015, tercatat ada 216 Perusahaan berbasis Financial Technologi, 32 terdaftar di OJK , 36 sedang dalam tahap pendaftaran, dan sisanya belum jelas statusnya. Perusahaan berbasis Fintech yang pertama kali terdaftar adalah Dana Mas.
Pada tahun 2017, perusahaan dengan berbasis Fintech ini berkembang sangat pesat, tercata ada 360 perusahaan. Dalam wadah pengembangannya, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) telah membentuk Forum Pakar Fintech yang hadir untuk memastikan dan memfasilitasi terciptanya koordinasi antar lembaga, kementrian, dan pihak-pihak terkait dengan pelaku Star-Up Fintech, dapat berjalan dengan lancar, konsisten, dan konstruktif.
Yogyakarta, 3 Maret 2018



Akuntansi Dasar
Oleh: Muhammad Nur Najhan
Notulen: Yahya Yoga Budiman
Dalam praktik akuntansi, sebetulnya ada 4 cara kerja akuntansi
  1. Pencatatan
  2. Pengklasifikasian
  3. Pengelompokan
  4. Penyajian
Cara kerja ini, sebelum bekerja, diambilkan sebuah patokan umum atau sering disebut dengan persamaan dasar
D                                 K
Aktiva+Beban = Hutang+Modal+Pendapatan
Dari persamaan di atas, dapat dimulai siklus akuntansinya
  1. Jurnal Umum, untuk mencatat semua bukti transaksi (pencatatan dan pengklasifikasian)
  2. Buku Besar (pengelompokan)
  3. Neraca Saldo
  4. Jurnal Penyesuaian, untuk memperbaiki ketika salah pencatatan/belum tercatat
  5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
  6. Neraca Lajur, laporan laba rugi (hanya ada 2 akun: pendapatan dan beban) dan laporan perubahan modal
  7. Jurnal Penutup
  8. Neraca saldo setelah penutup
Soal
  1. Tanggal 1, pak andi meninvestasikan uang tunai 15 juta dalam perusahaan
  2. Tangal 5, dibeli peralatan kantor sebesar 3 juta secara tunai
  3. Tanggal 7, membayar sewa gedung selama satu bulan sebesar 500ribu
  4. Tanggal 8, membeli perlengkapan kantor secara kredit seharga 2 juta
  5. Tangal 10, menerima pembayaran atas jasa memperbaiki 5 juta
Jawab
Tanggal
Nama Akun
Debit
Kredit
1
Kas
15.000.000
Modal
15.000.000
5
Peralatan
3.000.000
Kas
3.000.000
7
Beban sewa
500.000
Kas
500.000
8
Perlengkapan
2.000.000
Utang
2.000.000
10
Kas
5.000.000
Pendapatan
5.000.000

Yogyakarta, 28 Februari 2018




Aset Digital: Cryptocurency dan Masa Depan Indonesia
Oleh: M Humam Akbar
Notulen: Yahya Yoga Budiman

Menurut definisi yang dijabarkan oleh National Digital Research Centre (NDRC), FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. Kata FinTech sendiri berasal dari kata financial dan technology yang mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern. Konsep FinTech yang mengadaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang finansial diharapkan bisa menghadirkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman serta modern. Ada banyak hal yang bisa dikategorikan ke dalam bidang FinTech, diantaranya adalah proses pembayaran, transfer, jual beli saham, proses peminjaman uang secara peer to peer dan masih banyak lagi. Begitulah M. Humam Akbar mengawali dengan memberikan pengantar diskusi Sabtu, 17 Maret 2018 bertempat di Rayon PMII Ekuilibrium.
Mengenai aset digital mas humam menggambarkan misalnya disebutkannya portal berita (detik, kompas,dl), market place (tokopedia, olx, dll), mobile app, startup – gojek, grab, airy rooms dan lain sebagainya.
Kemudian mengenai cryptocurenncy menurut mas humam Cryptocurrency adalah mata uang digital desentralisasi dan dikelola oleh jaringan teknologi peer-to-peer. Pelaksanaannya tergantung pada prinsip-prinsip kriptografi (dalam bahasa Yunani artinya tersembunyi) untuk memvalidasi transaksi dan generasi mata uang itu sendiri, atau bisa di sebut dalam arti lain suatu bentuk mata uang yang berdasakan perhitungan matematika, tidak seperti mata uang kertas atau coin logam, yang di cetak. Cryptocurrency di produksi dengan memecahkan soal-soal matematika berdasarkan kriptografi.Semua cryptocurrency adalah mata uang alternatif karena tidak ada negara yang mengadopsinya, sebagai alternatif mata uang fiat. karena itu nilainya tidak dapat di pengaruhi atau terjadi inflasi di sebabkan oleh bank central, Nilainya di tentukan oleh peminat, penawaran dan permintaan di pasar seperti sama halnya dengan emas atau logam mulia lainnya.
Mas humam menambahkan, keberadaan mata uang crypto merupakan fenomena "pergeseran paradigma" bersejarah dalam mata uang. Setelah orang menyadari manfaatnya, mereka akan “beralih” menggunakan mata uang kripto dan “berhenti” menggunakan mata uang fiat sedapat mungkin.
Namun dari diskusi ini, dalam kesimpulan diakui bahwa konsep mata uang digital mempunyai sisi positif dan negatifnya. Kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi menjadi sisi positifnya ditambah lagi harga uang digital masing sangat potensial menguntungkan. Akan tetapi jika beragam uang digital ini hadir, sedang penggunaannya dan peredarannya hanya pada lingkup mata uang yang sama. Maka ketimpangan ekonomi yang besar akan terus menjadi besar, karena setiap mata uang digital yang diluncurkan satu sama lain tidak sama harganya dan dari server yang berbeda. Hal ini juga sifatnya sangat tersembunyi, hanya yang berada dalam server tersebut yang dapat bertransi juga satu sama lain dan satu orang lagi yaitu penciptanya yang tidak diketahui secara pasti. Konon ia hanya menyebarkan diinternet kemudian digunakan oleh orang umum.
Yogyakarta, 17 Maret 2018
SYAWALAN
Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari
Syawalan Bersama Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan Kalijaga
Tema “Memperkuat Ukhuwah Silaturahmi Menuju Rayon Ekuilibrium yang Inovatif dan Produktif dalam Membangun Arah Gerakan”
Moderator: AlHafidz Wahyudi
Pemateri:
1. Shofiyullah Muzammil
2. Ibi Satibi
3. Yazid Affandi
A. Kesempatan untuk berkembang cukup terbatasi karena kurikulum KKNI, tanggapan pak Shofi? Bagaimana menyeimbangkan aktivitas organisasi dan perkuliahan?
Mahasiswa harus aktif, justru mereka yang aktif mereka yang dianggap punya kemampuan yang lebih di atas standar. Saya ingin PMII ekuilibrium menjadi role model bagi fakultas lainnya dan itu sudah diakui oleh fakultas lain. Hal itu harus dipertahankan. Harus ada perubahan yang baik, perilaku dan habitualnya harus jadi contoh.
Harus kreatif sehingga menjadi produktif. Kata kuncinya tinggalkan halhal yang tidak baik dan bangun yang lebih baik lagi sehingga bisa menjadi role model.
Konteks PMII, ayok kita bangun attitude yang baru. Contohnya memanusiakan kaderkadernya. Database anggota dan database senior yang baik, sehingga kita bisa mengetahui kekuatan kita seperti apa. Kedua, buat program yang kreatif dan produktif.
B. Ibi Satibi
Ada 3 atau 4 kata yang selalu berdekatan dengan mahasiswa:
1. ...............
2. akademisi
3. sarjana
4. intelektual
1. tantangan dan peluang dalam konteks global
2. tantangan dan peluang dalam konteks nasional
3. tantangan dan peluang dalam konteks Jogja dan UIN
4. apa yang harus kita lakukan
TANTANGAN DAN PELUANG KONTEKS GLOBAL
1. islam menjadi pemain sekaligus sasaran.
2. Fundamentalisme dan religious aktifis. Agama selalu menjadi rumput yang bergoyang, bisa ditafsirkan sesuai dengan orang yang menafsirkan
3. Kapitalisme dan korporasi adidaya. Minyak sebagai symbol ekonomi global dan land sebagai kolonisasi.
TANTANGAN DAN PELUANG KONTEKS NASIONAL
1. Agama menjadi disintegrasi sosial. Orang orang nahdhiyin menjadi semacam boneka yang tidak mengikuti titahnya.
2. Pertarungan islam fundamentalis dan liberal. Islam sendiri itu moderat.
3. Kapitalisasi SDA.
4. Parpol pemerintah dan non pemerintah. Ini akan berpengaruh terhadap regulasi pemerintah.dalam artian regulasi akan mudah berubah.
5. Disintegrasi sosial politik yang menghantui.
TANTANGAN DAN PELUANG KONTEKS JOGJA
1. PMII tidak dapat dipisahkan dari akar gerakan Nasional. Akan menjadi progresif jika belajar dari awal dulu.
2. Tradisi akademik yang kuat.
3. Status istimewa Jogja.
4. Kerukunan agama dan kultur sosial yang kuat.
5. Di UIN ada banyak organ kemahasiswaan termasuk KMNI. Kita kesatuan dalam keragaman tapi kita juga beragam dalam kesatuan.
Ada tawaran yang diberikan
1. Kita berada dalam keberagaman tapi punya kamandirian sikap.
2. Kta menganggap kita benar tapi berpotensi salah, begitu juga orang lain. Artinya ada relativitas.
3. Probabilitas pancasila dan NKRI.
4. Harus bisa meletakkan islam sebagai sumber gerakan.
C. Yazid Affandi
Potensi kader FEBI ?
1. Input anak2 FEBI di atas yang lain, nyatanya PMII FEBI mendapat apresiasi dari Ketua cabang.
2. Pada aspek intelektualitas juga terlihat.
Persoalannya adalah menyeimbangkan organisasi dan kuliah. Ketika punya potensi namun tidak bisa mengembangkan juga bisa bubar nanti.
Gerakan mahasiswa harus memilih 2 hal, karena gerakan mahasiswa bukan terlahir di rung hampa, ada perkembangan zaman yang harus diperhatikan:
1. Realis kritis, mengikuti ritme tapi harus kritis dan realistis juga. Harus punya daya kekuatan yang lebih. Strategi yang tepat dan cocok saat ini adalah realis kritis.
2. Radikal revolusioner, tepat pada masa 98, ,74. Namun kita harus menganalisis tepat atau tidak jika diterapkan saat ini.
Kurikulum KKNI merupakan sebuah keniscayaan. KKNI sebetulnya mendorong mahasiswa untuk lebih kritis.
D. Mas warsis
Berbisnis itu dikatakan sulit makanya tidak semua orang mampu berbisnis. Saat ini, yang berkembang adalah media sosial, maka itu harus dimanfaatkan dengan baik. Disamping menguasaiu tiu, produk yang dijual juga harus dikehendaki untuk dicari.
Maguwoharjo, 22 Juli 2017


BAB I11
PUISI

Tahun Kegelapan
Oleh: Solekhan
Selamat datang di tahun kegelapan
Dimana aspirasi justru diintimidasi
Selamat datang di tahun kegelapan
Dimana sebuah aksi menghasilkan luapan emosi
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala SK Dirjen merenggut kebebasan
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala prioritas hanya untuk orang atas
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala teriakan dan nyayian dibungkam
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala sang singa dicabut giginya namun tetap
Dipaksa mengaung
Selamat datang di tahun kegelapan
Selamat datang selamat datang
Tak kurasa jika akhirnya akan sama
Kekuasaan yang tercabut atas nama perubahan
Membuat tanpa melihat
Membentuk tanpa toleransi
Uh… sebal melanda hak yang tercoreng
Dengan keputusan yang membabi buta
Bergerak kita mengikuti alur
Bersama kami rombak
Tipuan yang diberikan
Tak ada kata lain
Bangkit
Dan lawan
Yogyakarta, 5 Agustus 2017


Senyum Madumu
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Terkadang kubingung dengan pola pikirku
Yang selalu berdebat tentang dirimu wahai mutiara
Atau mungkin hatiku yang berlinang
Namun senyum madumu yang terkenang
Bukan opini kau luluhkan qolbuku
Bukan juga opini kau membekukannya
Ya Allah pencipta perasaan
Jika berkenan berikanlah aku angin surga
Hingga otakku memberi nasehat pada qolbuku milik siapa mutiara
Terkadang aku juga melihat suara sendu tulisanmu
Yang kau kirimkan dalam dinding mayamu
Yang terkadang juga membuatku ingin berjumpa denganmu
Sekedar untuk menahan air asin yang kau jatuhkan pada senyum madumu
Mutiara jikalau saja kau tahu
Semua isi lagu yang kukirimkan dalam medsosku
Adalah suara hatiku yang berbulan-bulan menggalau pasca kau tinggalkan
Namun ada satu hal yang membuatku sempat tersenyum
ketika tukang becak atau mungkin mas mas ojek
memberitahu bahwa ada polisi di depan
ekspresimu tingkahmu hahahaha
ya sudahlah
Itu hanya sekilas tawa yang kau tutup dengan salam hangatmu
pemberhentian kabarmu dan pesan elektronikku yang tak kau balas walau satu titikpun
Yogyakarta, 5 Agustus 2017


Pelupa adalah bentuk kebebasan
Oleh: Hairiza Satia
Oh tuhan
jadikanlah aku mangsa dari
seekor singa.
Sebelum engkau membuat
kelinci menjadi mangsaku.
Peringatan adalah bentuk pertemuan
pelupa adalah bentuk kebebasan.
Aku mengukur waktu sesuai dengan pergerakan matahari
dan mereka mengukur waktu dengan mesin kecil
dikantung saku pakaian dan celana mereka.
sekarang katakana padaku, bagaimana mungkin
kita pernah bertemu ditempat yang sama
dan waktu yang sama.
Ruang – ruang antara bumi dan matahri
adalah ruang untuk orang agar bisa melihat
kebawah dari jendela galaksi bima sakti.
Kemanusiaan adalah sebuah sungai
yang seperti cahaya berjalan dari kekekalan
sampai kebinasaan.
Jangan roh-roh yang tinggal didiri orang
iri hatinya akan terasa sakitnya . . . ?
Dalam perjalanan kekota suci aku
bertemu peziarah lain dan saya bertanya
“apakah ini memang cara kekota suci” . . . ???
“Ikuti aku, dan anda akan mencapai
kota suci dalam sehari dan semalam”
Dan aku mengikutinya, dan kami berjalan
berhari-hari dan banyak malam, namun kami
tidak mencapai kota suci.
Dan apa yang mengejutkan saya .. ??
tiba-tiba saja dia menjadi marah padaku
karna dia telah menyesatkan aku..
aneh sekali dia.
Seseorang tidak akan dapat mencapai batas fajar
jika dia meyimpan mimpinya dengan jalan
sepanjang malam.
Hingga akhirnya aku terjaga dari mimpi
dan bergegas merapikan diri
menempuh perjalanan jauh.
“ Aku tidak punya masa lalu dan
masa depan jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan
jika aku pergi kesana, akan ada juga
yang aku tinggalkan. Hanya cinta
dan kematian yang akan mengubah
segela sesuatu”.
Namun rumahku berkata padaku :
Jangan tinggalkan aku, karna disini
telah tertinggal masa lalumu..
Dan berjalan berkata padaku
Datang dan ikuti aku,
karna aku masa depanmu
Aku dilanda kebingungan dan berpikir
sejenak, rumah menahanku..
tetapi jalan mengajaku..
dan akhirnya aku berkata kepada
keduanya.. rumah dan jalan
“Aku tidak punya masa lalu dan
juga masa depan, jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan jika
aku pergi kesana, aka nada juga yang aku
tinggalkan.
Hanya cinta, dan kematian yang akan
mengubah segala sesuatu”
Bagaimana saya bisa kehilangan iman
dalam keadilan hidup, ketika mimpi orang-orang
yang tidur diatas bulu tidak lebih indah dari
mimpi-mimpi mereka yang tidur di atas permadani ..??
Aneh ..
Keinginan untuk kesenangan tertentu
adalah bagian dari penderitaan ..
Yogyakarta, 10 Agustus 2017

Kata API
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Untuk apa berlari dalam kelam?
Sedang kabut pun semakin temaram
Cobalah sesaat berdiam
Nyalakan api pengusir balam
Tataplah sinar api itu!
Lihatlah, mereka berseru!
“Aku ingin curhat padamu”
Kau pasti tau fenomena saat ini
Banyak pemuda memperbaiki diri
Tapi, apakah kau sadar diri
Tujuanmu mendapatkan yang diingini
Kau berkata, Aku akan memantaskan diri
Supaya mendapat jodoh terbaik disisi
Kau berkata, Aku akan menjaga diri
Supaya mendapat pasangan yang diingini
Sungguh Alloh!
Kau pasti cemburu
Dengan kelakuan hamba-Mu
Akankah mereka sampai pada surga-Mu
Sedang jalannya telah keliru
Ya Ilahi!
Kau adalah pemberi hidayah
Dan semoga selalu tercurah
Kau adalah pemilik denah
Semoga hidup mereka terarah
Hey kau!
Tataplah api itu!
Lihatlah, mereka mulai mengadu!
“Sebenarnya apa maumu?” Perhatikan kalimat ini!
Sungguh banyak hafalanmu
Sungguh giat ibadahmu
Namun, lihatlah story sosmedmu
Penuh dengan sikap pamermu
Hey kau!
Acap kali kau berkata cinta
Hingga hatimu telah buta
Cintailah sekadar saja
Kecuali pada sang Pencipta
Hey kau!
Sering kudengar kau berkata harta
Hingga kau mengiblis dibuatnya
Apa kau takut miskin dunia?
Jika iya, kau buta karenanya
Dengarkan nasihatku!
Bagaimana kau akan miskin!
Sedang engkau adalah hamba dari yang Maha Kaya!
Hey kau!
Tataplah api itu
Dengarkan ucapannya
“Apa sebabnya kau berdusta?” Perhatikan kalimat ini!
Dusta memang menyelamatkan anda
Tapi, hanyalah sementara
Disaat semua terbuka
Kau akan hancur selamanya
Hey kau!
Kalimat ini bukanlah puisi
Bukan pula sajak berdiksi
Catatan ini hanya kata api
Yang berharap ridho Ilahi
Yogyakarta, 20 Oktober 2017


Senandung Ayatmu
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
AyatMu berbicara
Melalui suara tak berbingar
Tertata, damai mendengar
Hingga tersadarkan hati yg mati
Haus akan sentuhan KalamMu
AyatMu berkata
Melalui Lidah pengharapan
Dia ingin jiwa bersimpuh
Melawan Dunia yg tak berkesudahan
Dengan Mengingat NamaMu
Dan sekali lagi
AyatMu bergema
Yogyakarta, 10 November 2017

Sahabatku Bertanya
Oleh: Ainun Firda
Saya mendengar orang-orang bernyanyi
Bernyanyi dalam kesedihan
Yang dianiaya oleh zaman
Dihabisi oleh waktu
Diejek Oleh zaman
Kemulut pengacara sahabatku bertanya
Oleh generasi komisi sahabatku
Dia telah mempersiapkan paradigma
Tetapi disela ia menggelak
Lebih memilih kontrak tertulis
Mesin besar ini nampak tak Berfungsi
Ditanya ia diam
Lihatlah lidahnya berceceran bersarakan
Raut wajahnya menggeram-geram
Detak jantungnya semakin kencang
Dia tak lagi menggonggong
Tapi sedang bingung mencari alasan
Perubahan secepat membalikkan telapak tangan memang
Budi pekerti mulai sirna seketika
Katanya, “langit ahlak rubuh”
Teror kejahatan dimana-mana
Rasa aman seolah terenggut
Luluh lantah negriku
Lalu,Sahabatku bertanya
Sudahkah, merdeka Negri-ku?
Yogyakarta, 13 November 2017

Fenomena Hari Ini
Oleh: Ainun Firda
Yang setia pada ketidaktahuan
Yang Rindu pada negri peradaban
Yang syahdu bersama shmpony
Mantra ini tentang saya, kamu, dan kalian
Yang mengerti fenomena sekarang
Yang menginvasi ruang dan udara
Yang mengundang pena, Agar selalu berkarya
Saksi gejolak hari ini, Agar tersimak suara2 aspirasi
Bersinggah pada kita, pada sebuah bibit yang amat dinantikan
Karena kita yang akan menjawabnya
Hingga akhirnya berhenti bertanya
Bagaimana negri kita esoknya.
catatan:
sebelumnya karya ini telah terbit di Majalah Poetry Publiser
Jombang, 22 September 2016


Garudaku
Oleh: Apriliani Intan Pertiwi
Garudaku sayang
Garudaku malang
Meriam demi meriam menghujam tanah air
Memporak porandakan hijau subur negara tercinta
Menghunuskan pedang kepada setiap rakyatnya
Menyayat pedih pada pimpinannya
Menombak moncong pengkhianat negara
Hingga perisai dari Tuhan menyatakan merdeka
Garudaku sayang
Garudaku malang
Ribuan nafas menghembus lara
Jutaan mutiara bangsa tergeletak tak bernyawa
Hanya tuk mendirikan negara Indonesia
Garudaku sayang
Garudaku malang
Gerhana kini kian busuk moral
Gugusan bintang bahkan lumpuh etika
Dimanakah letak nasionalis pejuang lama?
Dimanakah jiwa peneguh bangsa?
Garudaku sayang
Garudaku malang
Kuinginkan ribuan jiwa ini luluh akan pejuang
Lembut akan akal pikiran
Hingga merdeka Indonesia itu hingga kini tetap nyata
Bukan hanya teriakan merdeka semata
Namun, jiwa raga manusia merdeka segalanya
Yogyakarta, 17 November 2017




Bergeming
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
Titik ketika Ia berdiri
Terangan pedarnya kala
Masai menerawang
Kalang kabut ia mencari
Zona pemberantas derita
Ia memang seorang hidup
Penikmat masa
Tapi batas berkata
Senyum menjadi alasan
Derita tak sekejam Air mata
Bukan pula perusak cerita
Derita hanya penguat kata
Hidup tak bisa sesuka
Ia tertipu, terlabui oleh takdir
Ia terlupa, langkah memainkannya
Iya, ia Aku
Aku adalah mereka
Mereka si Peran skenario Tuhan
Yogyakarta, 17 November 2017

Aku Tanya
Oleh: Wahyu Jawadul ilhami
Mulai aku bertanya kembali pada cinta
Mengapa dia datang dan lalu pergi hilang
Entah aku yg salah atau perasaan
Sekarang aku tinggal hanya mengenang.
Kalau boleh sekali lagi kutanyakan pada cinta
Maka pertanyaanku adalah, mengapa engkau pernah ada
Sementara sekarang hanya kenangan yang tersisa.
Esok pagi akan tetap ku tanyakan hal serupa
Karenanya aku hanya bertanya mengapa engkau cinta
Sementara luka tak henti kau torehkan pada rasa.
Aku menanyakan sekali lagi, mengapa engkau duhai cinta.
Yogyakarta, 16 Desember 2017
Jendela Tanya
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
bunga siapakah yang mekar di tangan lentikmu
menyapamu melalui derai angin di sela jendela
kemudian pergi meninggalkan sebuah surat lewat embun yang membasah di telapak tanganmu dan kau usap lembut di wajah segarmu?
cincin siapakah melingkar di jari manismu
menciummu lewat parfum yang hinggap di busana tidurmu dan kau peluk berulang kali amat erat?
siapakah pemilik ketukan pintu rumah yang mewarnai hidupmu, menjadi alunan melodi syahdu yang kau dengarkan sepanjang waktu?
siapakah?
Mergangsan, 13 Desember 2017
Jeritan Hati Wanita Malang
Oleh: Irawati
Ada kalanya aku tersungkur begitu dalam.
Barangkali niatku tak mengindahkan harapan kebanyakan orang, tapi salahkan semua ini?
Di tengah deraian air mata kuselipkan sebuah pertanyaan, apa yang akan terjadi? seakan seantero bumi merasakan getaran jiwa, dan pertanyaan yang tak kunjung terjawab.
Lihatlah, burung-burung berkicau seakan menertawakan kehinaanku,
Lihatlah, matahari tersenyum seakan hendak mengejekku.
Bagaimana denganku? Aku seperti manusia yang kehilangan akal, dideru berbagai alur kehidupan, yang semakin hari semakin menyesakan dada.
Dimana letak pujangga hati, tak inginkah kau mengulurkan tanganmu untukku yang hina?
Dimana letak sang penguasa, tak inginkah kau menepis debu keangkuhan wanita malang ini?
Yogyakarta, 16 Desember 2017


Kabar Dusta Dari Surga
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Rongga jelaga tersamar buta
Gelagak tawa menampar dada
Iblis dan setan datang menyapa
Mengundang engkau untuk berpesta
Sekat tawa mesuarkan duka
Adalah malaikat kumal penyamarnya
Diam tertawa atau menggila
Katakan pada pelacur muda
Aku tak suka kebisingan dunia
Yogyakarta, November 2017
Surat dari Pertiwi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Dibentang permadani bawah purnama
Dua tangis terkekang nan nelangsa
Bentala menyapa di tanah pusaka
Membaja seroja bak maharaja
#
Hitam di atas putih kalbu
Redam, meram dihujat rasa beribu
Kan daku hujamkan ke ceruk dadamu
Kembalilah kau ke bumi Ibu
#
Wahai kau anak malang!
Kau biarkan aku sungsang
Wahai kau anak pelalang!
Aku menunggu dikau gemilang
Wahai kau anak jalang!
Aku mau dikau pulang
#
Sepi, sepi, sepi dan mati
Kau tinggalkan daku lari tanpa kaki
Membelakangi wajah negeri
Kau bersepatu pun tak bertali
#
Bangunkan daku dengan mimpimu
Tariklah daku dua uluran tanganmu
Banggakan daku dengan suksesmu
Jangan tangiskan daku oleh khianatmu
Jangan kau lakukan itu!
#
Aku Ibumu,
Aku Bapakmu,
Aku Negerimu,
Kembalilah padaku.
#
Pertiwi menanti di tepi kalimati
Menyanyi kidung pedih peri
Sebab apa ini terjadi?
Sebab dikau,
Anjangsana!
Anjangsini!
Dan,
Akhirnya tak kembali!
Yogyakarta, 15 Januari 2018
Wanita Bertelur
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Di malam asing yang sungsang ini, kita hendak menuang percakapan ke dalam segelas puisi.
Katamu, “Aku ingin berjumpa  dan bercengkrama denganmu.”
Kataku, “Bayar aku dengan rindu, sebelum kau sebut huruf terakhir namamu dan kulitku menyentuh ujung kukumu, pada pandang pertama yang pekat.”
Katamu, “Aku tak bisa mendekat, sedang jarak tak bisa dilipat.”
Kataku, “Alasanmu amat palsu, seperti burung gereja yang bersarang di masjid tua.”
Kau melayangkan pandang, menopang dagu melihat batu-batu dungu.
Kataku, “Matamu minta dimanja, Tuhan pasti memberimu kehangatan untuk menetaskan bayi-bayi tidurmu.”
Katamu, “Kau sungguh aneh, bayi belum kutelurkan sudah mau ditetaskan.”
Kataku, “Telur cinta maksudku.”
Alam Raya, Desember 2017
Surat Usang dari Rakhine
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Puisi ini didedikasikan untuk Rakhine (Rohingya)
Apa kau pernah melihat rumahmu dihancurkan rata dengan tanah
Melebur bersama tubuh-tubuh terburai oleh peluru di udara
Menyanyikan kidung kematian mencabik nadi dengan irama genjatan senjata
Kemudian terbakar habis tanpa sisa?
#
Apa kau pernah mendengar jeritan seorang bocah berlumur darah
Ia merangkak dengan tangan-tangan terpasung dan kaki patah bahkan buntung
Sorot matanya nanar tertutupi debu bergumpal air mata
Menangisi Bapak mati ketika pagi lalu menatap Ibunya dibunuh sore hari?
#
Apa kau pernah mencium bau anyir darah dari tubuh pecah
Menyengat sebagai parfum-parfum milik mayat membusuk
Atau seorang wanita tergeletak tak berdaya
Tidur di alas debu mengepul merah lalu terbangun mencuci muka dengan darah?
#
Sungguh! Kau sangat tidak peduli
Katamu, “Itu bukan urusanku!”
Kau duduk canda bergelegak tawa
Rakhine duduk tertodong senjata di kepala
Kau minum jus bergelas mewah
Rakhine meminum kucuran nanah
Kau tertidur pulas
Kau terbangun bebas
Kau bernyanyi lepas
Rakhine! Tak bisa bernapas
#
Apa karena perbedaan
Kau terseret keegoisan
Kau terdiam tak mengacuhkan
Atau di embel perbedaan nama Tuhan?
#
Sungguh, aku menyerumu!
Atas nama kemanusiaan:
Berdiri-lah!
Keadilan perlu ditegakkan
Kedamaian harus diciptakan!
Yogyakarta, 15 Januari 2018
Solmisasi Bapak
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Disentuhnya piano bertubuh kuno
Memejamkan mata menari di atas not angka
Jubah terbuka berkibar ditiup garis pawana
Bapak bersyahdu menunggu datangnya Ibu
Do… Re… Mi…
Bapak bermain nada merapalkan doa dari jari lentiknya
Ibu bersuka ria menari bernyanyi amat gembira
Sungguh sepasang mutiara memancar bahagia
Fa… Sol… La…
Kiss the Rain pinta Ibu merayu
Bapak menjawab layu dengan malu
Denting piano menjadi saksi bisu
Si… Do…
Memuja cinta menghapus duka
Memugar rasa mengikis prasangka
Bapak merayu dan tertawa
Wajah Ibu merah merona
Tri Dharma, Desember 2017
Aku Si Burung Duka
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Aku adalah burung yang dipasung di tiang nestapa
Sayap-sayapku mengepak dengan rasa begitu lara
Kehadiranku hanya menjadi sebuah malapetaka
Bulu bunga jambu di tempatku bertengger, ia jatuh beribu luka
Aku adalah burung yang dipenjara di jeruji duka
Bulu tubuhku kumal dengan sejuta racun di dalamnya
Kehadiranku hanya menjadi sebuah sirine bencana
Banyak yang bilang, aku burung neraka
Aku adalah burung pembawa kabar sungkawa
Jika bola mataku menatap lekat seorang manusia
Mau terima atau tidak
Besok, manusia itu telah tiada
Tanah makam, Desember 2017

Harmoni Sunyi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
/1/
Caramu meremas jarak kusaksikan dalam buaian isak
setapak temu mulai jarang hingga akhirnya menghilang
meninggalkan haru menenun ranting-ranting rindu
hingga tebar dada yang kurasa merajalela saat kau tiada
/2/
Engkaulah bentangan biru samudera
meniup wangi untaian barisan doa
menjelma ombak bahagia yang menghangatkan jiwa
beradu di pesisir senja untuk sejenak melunakkan luka
/3/
Engkaulah awan penyusun hujan
menetes sepi pada  keramaian
menjadi derai pembasah kesunyian
atau sederet harmoni menenangkan gejolak hati
/4/
Engkaulah pemilik wangi yang dikagumi mentari
dengan langkah ramah menilik pelukan indah
penanam bunga pada malam-malam surga
penghirup segar wewangi taman yang dipugar
Tetapi…
Caramu meremas jarak kusaksikan dalam buaian isak
Yogyakarta, Januari 2018
Tak Pernah Tahu
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Api tak pernah tahu
Sesedih apa sebatang kayu ketika ia menjadi abu
/
Hujan tak pernah tahu
Sesakit apa sebuah danau di musim kemarau
/
Penjara tak pernah tahu
Sesepi apa rasa jiwa narapidana
/
Mentari tak pernah tahu
Sepilu apa kutub utara yang leleh lalu tiada
/
Semua seperti angin
Mengahantam para pohon
Yang terus saja memohon
“Tolong, jangan sakiti daku!”
Yogyakarta, Januari 2018
Puisi di Bulan Muda
Oleh : Wisnu Maulana Yusuf
Waktu mengetuk pintu Desember tahun ini,
Di penghujung detik pada kalender usang, kau membayang seribu ingatan.
Dari sela jendela dingin, secercah titimangsa menguning.
Dibukanya saudara termuda, anak terakhir dari bulan lainnya.
Ketika daun terjatuh di hari pertama,
Kau membaca rapalan doa, dengan muka nelangsa.
Lalu melompat memeluk hampa udara.
dan melontarkan kata bahwa kau bisa.
Di pagi yang ganjil, kau menantikan senja yang genap,
Mencoret kertas di atas sapuan angin lepas
Di bagian atas kau beri judul bunga mimpi,
Lalu kau tuliskan tangkai serta kelopak-kelopaknya.
Tanganmu terlihat kaku, bergetar menggerakkan pena,
Pandanganmu menerobos masa depan,
Dengan menutup titik mata sebelah kanan,
Sudah saatnya gapai impian, katamu.
Desember tersenyum hangat padanya,
Kerapkali ia mengajaknya menziarahi balam,
Menyanyikan sebuah lagu yang mulai temaram,
Kemudian memeluknya di bawah bunga-bunga malam.
Yogyakarta, Desember 2017
Nb:
Naskah puisi ini sebelumnya telah lolos seleksi 105 Naskah Terbaik Lomba Cipta Puisi dari 526 naskah yang telah diadakan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Selamat dan Sukses, terus Berkarya Sahabat  Wisnu Maulana Yusuf

Coretan Senja
Oleh: Aman_Najih
Senja mulai tenggelam
Jingga berbinar seindah rembulan
Bersinar
Senja dan rembulan kusandingkan
Dengan wajahmu yang rupawan
Ingin ku berkata
Namun untaian kata tak bisa
Melukiskannya
Kucoba melukisnya
Namun bergetar tanganku saat menggambarnya
Lantas bagaimana aku bisa menggambarkannya
Cukup dengan doa dan cinta aku mengukir namanya
Yogyakarta, 2 Februari 2018
Muhammad-Ku
Oleh: Hayyin Avivi
Kurasuki nama Mu, berjejer Asma Nya
Dentum gemuruh cinta, beku dalam salam
Dalamnya hikayat suci tak sebatas Shalawatan
Umat Mu kini sibuk merayakan Maulid Mu
Oh Muhammad Ku
Engkau insan sajak tanpa lukisan sastra
Entah apa yang mereka syukuri
Maulid Mu Nafas Ilahi alam
Oh.... Muhammad ku
Bukan agung nama Mu yang ku syukuri...
Bukan mulia Mu...
Bukan suci Mu....
Bukan jazad Mu....
Bukan pangkat Mu...
Bukan Istimewa Mu....
Semata; ku Ingin Agungkan Risalah Mu sejajar dengan Tuhan Mu
14-Desember-2017
Angkringan Kresten.
Antara Kita dan  Anjing
Oleh: Khoirunnisa Puspitasari
Lebih baik menjadi anjing 
Daripada mewarisi sifat keanjingan 
Sayangya kita ditakdirkan hidup sebagai manusia
Anjing itu serakah
Karna anjing ialah anjing
Maka jangan serakah jika tak mau dibilang anjing 
Mau ikut serakah lalu bermewah mewah?
Semestinya kita malu pada anjing 
Yogyakarta, 13/12/2017
Pesona Cinta
Oleh: Wildan Kurnia Hasan
Tersentak bisu tak berkata
Dingin menyerang di sekujur tubuhku
Layangkan mata menembus cahaya
Putih kilaunya meneduhkan lamunan
Membekas terlihat pesona anggunmu
Masih jelas terasa
Getar dawai jiwamu                          
Terdengar di relung kalbu
Inikah rasa yang banyak orang pertanyakan
Atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua
Perlahan kubawa semua tanya
Satu bersama langkah di taman ini
Terangkai bunga tanda cinta murni adanya
Terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia
Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya
Yogyakarta, 19 Desember 2017

Cinta Sementara
Oleh: Dwi Pangesty
Ada apa dengan senja?
Memandangnya begitu tenang
Suasananya tak dapat ku berpaling
Jinggamu seakan malu, pesonamu memerah
Aku naim dibuatmu, lengah
Tapi kenapa kau hadir hanya sesaat
Lupakah ada seorang tak berkedip menantimu
Aku hanya berteman angin, Sentuhannya terasa merindu
Sabdamu aku harapanmu, Katamu aku dalam mimpimu
Meski kau enggan memulai, rasamu berbekas
Biarpun lelah kau temui
Lahirmu menjadi saksi
Setidaknya kau ada
bertemu dalam penyekat jarak
Satu yang aku tidak tau
Akankah kau mengingatku kembali
Hatiku, yang pernah kau singgahi
Dikala senja itu sama seperti kemaren
jangan kau tanyakan ada apa dengan hujan
cinta sementara itu datang dan pergi
Yogyakarta, 21 Desember 2017
Cinta Terbanglah!!!
Oleh : Fauzan ash-Siddiq
Cintaku telah membuncah
Telah terkumpul sebesar bumi terbelah
Telah terhimpun bagai langit terperangah
Ingin pecah dadaku terbelah
Hati terhentak-hentak tak akan lelah
Otak tak sanggup lagi menjelajah
Kaki terhenti untuk melangkah
Tangan pun terdiam tak kuasa mengadah
Terbanglah... Terbanglah ... Terbanglah ...
Terbanglah.. Terbanglah.. Terbanglah..
Setinggi langit berbintang indah
Melebihi surga terlampau indah
Bersemayam wahai cintaku yang indah
Pada Dzat-Nya yang Maha Indah
Yogyakarta, 26 Desember 2017
Nona
Oleh: Aribi
di tengah gelapnya senja
di dalam hampa gulita
langit masih menatapku dengan cemas
"Apakah aku masih miliknya?"
"lalu, adakah aku di intimu nona?"
kutanya angin, "dimanakah nonaku?"
kutanya hujan, "dimanakah nonaku?"
sepertinya alam tak lagi mendengar jeritanku
aku tersekat membisu menunggu datangnya Nonaku
tak kenal letih ku menunggu
hingga musim tlah berlalu
"Nonaku..."
"masih adakah aku dikalbumu?"
Yogyakarta, 16 Nov 2017
Rindu
Oleh: Aribi
aku iri pada angin
ia tak bergantung pada hujan
selalu menyampaikan salam untuk pujaan
tanpa harus membawa kenangan
aku iri pada rembulan
ia selalu datang bersama bintang
membawa impian untuk pujaan
walau jarak melintang
aku iri pada matahari
ia setia pada fajar dan senja
mencari temu pada rindu
walau berselimut sepi yang telah mati
"Nona..."
"masihkah ada aku dibenakmu?"
Yogyakarta, 17 Nov 2017
Nyanyian Keterbatasan
Oleh: Firda

Lagi-lagi aku di jajah
Disini,dalam nyanyian seribu mantra
Menjelma menjadi sebuah pengabdian
Penciptaan abadi
Merintis mesin besar ini, juga mengurusinya
Keterbatasan-ku membuat sudut-sudut perjalanan hidup ku semakin kelam
Keheningan yang tercipta di sekitar
Tercampakkan begitu saja
Kenikmatan kami itu sederhana
Senantiasa menjelma tiada tara
Penghuni gedung besar tinggi itu
Menembus konsep pancasila
Hebat sekali mereka
Settingan Software itu biasa
Dengan teliti dan kelihaiannya
Pergi memburu sejuta dolar
Dengan mantra ampuhnya
Pemandangan yang sungguh menabjubkan
Dibalik gedung sana
Banyak tikus-tikus yang bermain
Bermain sejuta dolar
Dipenuhi dengan ancaman dan emosi
Antar sesama mahluk tak berhati
Penuh dengan luapan emosi   
Kesejahterahan kami hanya menjadi bahtera belaka
Seribu kritikan
Sejuta masukan
Tak berlaku
Dihiraukan pun tidak
Sama sekali
Terbuang Sia-sia
Telinga mereka seperti terpotong sebelah
Masuk telinga kanan
Tak langsung dihantarkan ke titik pusat syaraf otak
Tapi langsung bersemayam
Bak terkubur dalam-dalam
Yogyakarta, 27 Desember 2017
Ultraviolet Penyeleksi Epidermis
Oleh: Oryza Kusumo
Menerpa garis cakrawala berujung
Menembus stratosfer tanpa basa-basi
Tak merusak epidermis-epidermis penuh dosa
Bah! Tertawalah bahagia! Bahagia keegoisan mayat-mayat hidup!
Tinggalkan saja akal-akal luhur pendahulu!
Tinggalkan saja pembicaraan Tuhan!
Jika kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Keungu-unguan yang lebih bengis daripada ozon
Panas, menyiksa rakyat-rakyat yang kelaparan yang tertindas
Namun tidak oleh para mayat-mayat hidup itu!
Keunguan itu seolah dibiaskan tanpa memandang hakikat norma
Jika kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Bau busuk menyelimuti setiap lapisan atmosfer di tanah kuning kecoklatan.
Mayat-mayat hidup tertawa cekikikan sembari menelan daging-daging busuk.
Bergentayangan! Menguasai ultraviolet!
Menimbun recehan-recehan yang tak sepatutnya diterima
Mencekik setiap orang yang ditemuinya
Jika kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Yogyakarta, 27 Desember 2017
Peluk Ibu
Oleh: Zaenal Muttaqien
Bolehkah aku merindukanmu?
Akan hangatanya pelukmu,
Belai kasihmu,
Juga segarnya buah dagingmu,
Peluk erat anakmu Ibu.
Sorowajan, 09 Februari 2018

Ayahku
Oleh: Zaenal Muttaqien
Lama aku melihatmu
Oleh motor butut tua
Pendamping barang-barang antikmu
Kau gotong berliku-liku
Bahkan acuh
Orang tak kuasa berkata
Lelah kurasa
Engkaulah Ayahku
Jatirogo, 08 Januari 2018
Rindu ini Anjing
Oleh: Dewi Ratnasari
Rindu ini lucu, katanya
Anjing ini lucu, kataku
Lalu mana yang paling lucu?
Anjing atau Rindu
Katanya rindu, kataku anjing
Merindukan anjing
Menganjingkan rindu
Mana lucu
Karena rindu tak pernah seanjing itu
Tetapi
Selucu-lucunya rindu ia tetap saja anjing
Sudah-sudah
Yang lucu itu aku
Karena terus saja menganjingkan rindu
Yogyakarta, 15 April 2017














BAB 1V
SYAIR
Habis Gelap, Terbitlah Tulisan
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Telah selesai pada kali ini
Diskusi mingguan bincang literasi
Hadir sahabat dengan penuh hati
Mencoba mencari kekurangan diri
#
Soal jurnal tak pernah kudengar
Kurang bacaan kurang kabar
Tak pikir pikir berpegang gitar
Memang pada dasarnya kukurang sadar
#
Naik beat kuberpamitan
Kepada sahabat yang tanpa rentan
Aku pulang berbeban pikiran
Berkhayal bisa membuat tulisan
#
Kemarin kami bertatap muka
Salah satu sedang dilanda asmara
Maksud hati mengutarakan cinta
Apa daya modal tak punya
#
Jadi ingat ibnu Jarir at-Thabari
Abu al Qasim az-Zamakhsyari
Leonardo da vinci
Ilmuan yang lajang sampai mati
#
Melihat pengorbanan para ilmuan
Aku bertekad bulat keyakinan
Berjalan atas pengabdian
Korbankan diri tuk pengetahuan
Yogyakarta, 17 November 2017
BAB V
CERPEN
Tangisan Sahabatku
Oleh: Halim Tri Rejeki
Ketika alaunan kicauan burung nan merdu mengiringi langkahku untuk mulai berjalan mendekati gerbang sekolahku tiba-tiba Rina berkata “innnalillahi wainnnailaihi roji’un, Kamu tahu tidak lim ibunya Bowo telah meninggal!!!”, “Innalillahi wainnailaihi roji’unn, kapan???”, “Dini hari jam 4 subuh” Aku sungguh tak menyangka seorang ibu yang kurasa baru kemarin aku melihat beliau belanja dikantin dekat sekolahku ternyata kini telah tiada. Yaa Allah kasihan sekali bowo, dia memang anak yang suka usil tapi kadang-kadang juga nyenengin, lucu, dan baik.
Air mata ini tak tertahan lagi akhirnya jatuh dan membasahai pipi ini. Aku mencoba untuk tidak menampakkan rasa kesedihanku melalui cucuran air mata namun sungguh aku tak sanggup begitu terpukulnya Bowo atas kejadian ini hingga diriku tak mampu mebendungnya.
Aku dan teman-teman merasa sangat iba kepada Bowo yang kemarin masih bergembira. Bercanda tawa bersama kami. Mencoba untuk mengobati hatinya yang sedih meratapi nasib ibunya yang sedang terbaring lemah di rumah sakit sedangkan ia tak mampu berbuat apa- apa.
Namun kebahagiaan itu berganti dengan jerit tangis yang luar biasa. Ia meneteskan air mata yang tiada henti-hentinya bak tetesan air hujan yang tiada berjarak sampai berjalan saja tidak mampu. Kebahagiaan di wajah sahabatku kini telah sirna, berganti dengan sebuah kesedihan yang tak bisa kubayangkan.
Setelah semuanya mulai tenang aku dan temen-temen sekolahnya mendatangi rumah duka. Sebelum kami pergi kami mengumpulkan sebagian uang jajan kami dan memberikannya kepada Bowo. Disana kami ikut berduka cita atas kepergian ibunya. Kami duduk sejenak ikut merasakan keadaan yang begitu memilukan. Meraskan pahitnya hidup tanpa seorang ibu yang menjadi sandaran utama terutama di saat masa dimana Bowo sangat membutuhkan didikan dan arahan sebagai seorang anak. Ia sungguh tak seburuntung kami masih mempunyai kedua orang tua yang sayang terhadap kami.
Kami menyaksikan tatapan dan raud wajah yang tiada berseri sedikitpun. Begitu indah saat pertemuan yang mereka rasakan dahulu namun kini mereka merasakan begitu sakitnya sebuah perpisahan yang tiada diharapkan namun tiadalah berhak manusia untuk berkata tidak pada perpisahan.
Ditengah tetesan air mata tiba-tiba saja Bowo dan adiknya saling berpelukan. Sakit sekali dada ini bagaikan tertusuk anak panah dan sungguh mata ini tak bisa lagi menahan tangis hingga meniggalkan bekas diwajah ini. Namun kami terus berusaha untuk tidak menampakkan kesedihan kami, kami tidak mau menambah kesedihan dihati sahabat kami.
Yogyakarta, 16 Juni 2017



























BAB V1
OPINI

Syawalan Sebagai Salah Satu Wadah Rayon Ekuilibrium Untuk Melahirkan Inovasi-Inovasi Baru
Oleh: Sholehatul Inayah
Syawalan merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah tradisi yang telah mengakar di Nusantara, bahkan telah menjadi ciri khas Islam Nusantara. Disebut Syawalan karena dilaksanakan setiap bulan Syawal, biasanya diisi dengan maaf-maafan.
Siapa yang mula-mula mengenalkan tradisi syawalan, belum diketahui secara pasti. Tradisi Syawalan dirintis oleh Kanjeng Gusti Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Terkenal juga dengan sebutan Panembahan Senopati, pendiri Mataram. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit, dengan tertib dan teratur melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.
Tradisi sungkem yang merupakan inti kegiatan syawalan, mengalami perluasan seiring dengan perkembangan zaman. Sungkeman saat ini dilakukan kepada semua orang tua. Makna sungkeman itu, sejatinya sangat mulia dan terpuji. Sebagai lambang penghormatan kepada yang lebih tua, dan permohonan maaf. Seusai sungkeman, biasanya dilakukan jamuan makan dengan menu utama ketupat yang disebut kupat luar (kupat kotak). Bagi masyarakat Jawa, ketupat memiliki makna filosofi yang dalam. Biasanya dibuat dari tiga bahan utama, yaitu janur kuning, beras, dan santan. Janur kuning atau pelepah daun kelapa muda, merupakan lambang tolak bala atau penolak bahaya.
Yang menarik dalam acara yang diadakan oleh Rayon Ekuilibrium adalah Syawalan yang bukan sekedar maaf-maafan, melainkan juga diisi dengan talkshow yang bertema “Memperkuat Ukhuwah Silaturahim Menuju Rayon Ekuilibrium Yang Inovatif Dan Produktif Dalam Membangun Arah Gerakan”. Panitia memang sengaja mengundang Dr. Sofiullah Muzammil. M. Ag. yang merupakan wakil dekan III Fakultas FEBI, beliau memberi inspirasi kepada para peserta talkshow agar menjadi mahasiswa yang aktif dan inovatif. Beliau mengharapkan Rayon Ekuilibrium sebagai sebuah organisasi mahasiswa menjadi wadah untuk melahirkan inovasi-inovasi baru. Dengan inovasi baru tersebut dapat menambah nilai baik di mata Fakultas lain.
Sama halnyan dengan Ibi Satibi. M. SI. beliau menyampaikan mahasiswa harus bisa memaksimalkan waktu, yang mana harus dibatasi terhadap keaktifan organisasi. Karena pada nyatanya orang – orang yang aktif memiliki IP di atas 3.5 oleh karena itu FEBI harus lebih diakui prestasinya di kalangan fakultas lain. Maka hal-hal yang tidak baik itu harus ditinggalkan harus lebih produktif dan inovatif selalu peka terhadap suatu momentum agar tidak menimbulkan suatu permasalahan. Selain itu kader PMII harus membuat suatu database agar tahu apa yang harus dilakukan dan database tersebut berdasarkan sumber realita yang perlukan untuk menghidupkan kembali anggota di dalamnya. Mahasiswa FEBI juga bisa membuka suatu program yg menghasilkan uang, misalnya membuka kursus bahasa asing yang bekerjasama dengan alumni-alumni PMII Ekuilibrium.
Rayon Ekuilibrium diharapkan menjadi organisasi yang dapat diterima oleh setiap golongan, oleh karena itu seluruh pembicara sepakat agar mahasiswa yang masih aktif dalam rayon Ekuilibrium agar tetap menjaga nama baik fakultas, apalagi eksistensi FEBI yang tergolong masih baru.
Yogyakarta, 26 Juli 2017
Mahasiswa dalam Lingkaran Akademik
Oleh: Nurul Hasanah

Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum ialah universitas. Menurut KBBI Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain. Selama ini mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan negara. Perlu kita ingat mahasiswa itu memiliki peran dan fungsi, yakni:
1. Guardian Of Value Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, baik nilai nilai agama maupun tradisi.
2. Agent Of Change Mahasiswa juga sebagai pengerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki.
3. Moral Force mahasiswa menjadi keuatan dari moral bangsa yang diharapkan dapat menjadi contoh dan pengerak perbaikan moral pada masyarakat.
4. Social Control mahasiswa mampu menjadi pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan sosial masyarakat ataupun bangsa.
Mahasiswa tidak lahir di ruang kosong melainkan di ruang yang penuh dengan hiruk pikuk peradaban yang sedang terjadi. Tidak bisa dipungkiri mahasiswa adalah anak zaman. Dimana setiap generasi lahir berbeda akan zamannya. Di setiap zaman juga terjadi perbedaan iklim baik social, ekonomi maupun politiknya.
Begitu juga dengan gerakan mahasiswa. Kita sebagai pergerakan mahasiswa islam Indonesia harus tetap menjadi insan yang berintelektual nan berbudi luhur yang terus bergerak mengikuti zaman dan terus mengawal Indonesia dengan berpondasikan pancasila dan nilai-nilai keislaman.
Dalam konsep ber-PMII kita tidak lepas dari strategi gerakan yang akan kita pakai untuk meneruskan estafet PMII yang ulil albab. Ada dua macam strategi gerakan yang dipaparkan oleh Muhammad Yazid Afandi, pembina Rayon Ekuilibrium dalam talkshow yang diadakan oleh Rayon Ekuilibrium 22 juli 2017 silam yakni realis kritis atau radikal revelusioner. Jika menengok realita saat ini lebih relevan menggunakan strategi realis kritis. Sedangkan strategi gerakan yang radikal revulusioner lebih cocok digunakan pada masa orde baru era kepemimpinan presiden Soeharto. Dimana saaat itu mahasiswa maupun masyarakat sipil tidak memiliki hak suara dalam menyampaikan pendapat secara leluasa. maka untuk mengatasi situasi yang demikian PMII menggunakan jalan radikal revolusioner.
Bagaimana strategi realis kritis ini dalam menghadapi problemtika kurikulum dalam perkuliahan?
Kebanyakan mahasiswa saat ini mengalami dilematis antara akademis dan aktivis. Terutama dalam menghadapi kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang mengacu pada perpres No. 8 tahun 20012 tentang KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan lampirannya yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional. Mekanismenya mahasiswa dalam setiap harinya diberikan tugas dan kuis setiap pertemuan, intinya mahasiswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar seperti diskusi.
Bagus memang adanya kurikulum KKNI, namun kebanyakan dari mereka sibuk dengan kegiatan non akademik sehingga kuliah terbengkalai, malas malasan, mengantuk di kelas, atau absen dalam mata kuliah. Apalagi bagi sebagian mahasiswa lebih senang menghabikskan waktu malamnya untuk begadang di warung-warung kopi, sebatang rokok dan secangkir kopi sembari mencari ispirasi untuk memajukan negeri. Sebagian aktivis agak keberatan, subjektif saya, mungkin karena mahasiswa tersebut kurang paham terhadap KKNI yang diterapkan. Sebenarnya KKNI ini harusnya benar-benar dimanfaatkan oleh mahasiswa pergerakan yang notebene gila diskusi baik mnyampaikan kritik maupun pendapat. Para mahasiswa pergerakan sudah seharusnya menguasai forum-forum sederhana di kelas.
Jika demikian harus adanya penyuluhan dan pengenalan lebih dalam akan kurikulum KKNI sehingga mahasiswa tidak gagal faham. Selain itu ini merupakan tugas pengurus untuk setiap muatan bagi kader disesuaikan dengan fakultasnya masing-masing sehingga kader tidak keteteran dalam akademik. Semisal di Rayon Ekuilibrium yang notabene mahasiswa FEBI (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam), sebagaian materi ekonomi sudah dikaji di organisasi mereka tidak plonga plongo dalam kelas. Di sisi lain pengurus juga melatih kadernya untuk berani dalam menyampaikan pendapat, memanajemen waktu, mengambil resiko dan ekuilibrium. Perlu selalu disinergikan anatara akademis dan aktivitas organisasi. Tak lupa Pengurus juga harus memberikan contoh menjadi mahasiswa yang ideal.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Ulama Pejuang Kemerdekaan dan Aqidah
Oleh: Hayyin Avivi
Mendapatkan kebebasan atau kemerdekaan bukan hal yang mudah. Namun itu merupakan harapan semua rakyat dan cita-cita negara. Perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan bukan hanya sekedar pengorbanan yang mempertaruhkan nyawa dan harta, melaikan hak dan kewajiban rohani jasmani ikut terlumat di dalamnya. Bukan masalah kebanggaan atau gelar sang “pahlawan” bagi para pengusir penjajah itu, melainkan kebebasan serta ketentraman umat semata. Mungkin itu yang terjadi pada Hadratus Syeh Kh. Hasyim Asy’ari dan para santrinya. Dimana hak seorang santri adalah mendapatkan serapan ilmu dari kiayinya dan kewajiban kiayi adalah mentransfer ilmu pada santrinya terbengkalai karena sibuk berjuang untuk negara. Pada saat itu indonesia mulai diombang-ambing oleh Jepang dan Mbah Hasyimlah tokoh utama yang menolak kehadiran Jepang dan menentang semua kebijakannya.
Jepang datang ke Indonesia bukan hanya membawa satu misi menguasai kekayaan negara ini, melainkan Jepang datang dengan membawa satu kebudayaan sesat. Dan seandainya tidak ada perlawanan mungkin aqidah umat Islam tidak akan terselamatkan, tidak akan pernah terlihat seperti sekarang (Islam agama mayoritas). Kebudayan Jepang pada saat itu dikenal dengan SAIKERE yaitu membungkukkan badan sembilan puluh derajat kearah tokyo guna hormat pada Kaisar Jepang yang bernama Temoheika yang menurut keyakinan mereka dia adalah keturunan dewa Amaterasu atau yang lebih mereka kenal dengan dewa langit. Jepang mewajibkan semua rakyaat Indonesia mulai dari petani, buruh, siswa, pegawai hingga di pondok pondok pesantren untuk melakukan kegiatan ini setiap hari pada pukul 07.00 WIB. Mbah Hasyim menolak semua kebijakan itu kerena menurut beliau menundukkan badan itu hanya boleh dilakukan oleh umat Islam pada saat rukuk dalam sholat lima waktu karena pada saat itulah kita selaku makhluk bermuwajjaha dengan sang khalik. Selain pada waktu sholat haram hukumnya membungkukkan badan guna menghormat sesuatu selain Allah.
KH. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang kecamatan Dewek Jawa Timur pada tanggal 10 April 1875 dan wafat pada tanggal 25 Juli 1947 di Jombang. Pada masanya hingga saat ini beliau merupakan tokoh yang disegani atau Ulama’ karismatik di pulau jawa. Santri santrinya banyak dan keilmuannya tidak usah diragukan lagi, bahkan beliau di mata masyarakat bagaikan intan permata yang diturunkan tuhan ditengah-tengah mereka. Karena setiap ucapan dan tausyiyahnya mampu menembus relung hati para masyarakat. Maka tidak heran jika luka beliau adalah luka umat, lara beliau adalah lara umat dan perkataan beliau adalah panutan bagi umat Islam kala itu.
Dengan adanya pemberontakan dari kaum sarungan Jepang melakukan penangkapan pada seluruh ulama’ Indonesia dan yang menjadi incaran Jepang adalah Mbah Hasyim ulama’ Jawa Timur. Di pagi yang cerah saat matahari mulai menampakkan cahayanya bersamaan dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan sya’ir-sya’ir ‘Imrithi dan Al-fiyah yang dibacakan oleh para santri, Jepang datang dengan wajah karang menggembor kediaman Mbah Hasyim. Dengan mobil perang dan para tentara yang telah lengkap dengan senjata pasukan Jepang memasuki gerbang pondok pesantren. Suasana yang tadinya adem dan ramai seketika berganti suara tembakan yang dihembuskan ke arah asrama para santri. Santri seketika tiarap merundukkan badan dan saling berdesakan kerena ketakutan. kitab-kitab yang tadinya didekapnya ditinggal begitu saja berserakan dilantai musholla. Rasa takut tegang dan panik bersarang di dada mereka. Tiba-tiba Jepang menghentikan tembakan ketika Mbah Hasyim dan Gus Wahid keluar dari dhelem (rumah) beliau. Sampai di teras Mbah Hasyim bekata “ Beginikah tuan-tuan bertamau dirumah orang” dengan suara yang santai tanpa ada ketakutan. Tampa pikir panjang Jepang langsung menyeret Mbah Hasyim dari depan bagaikan burung elang yang mencengkram mangsanya dengan cepat dan cekat hingga Mbah Hasyim hampir jatuh, karena pada saat itu kesehatan beliau masih lemah, beliau masih baru saja sembuh dari sakitnya. Melihat kelakuan Jepang yang tidak sopan pada kiayi para santri dan Gus Hasyim segera menghentikan tarikan Jepang berusaha memisahkan dari Mbah Hsyim. Tapi apalah daya seketika juga Jepang kembali meledakkan senjata ke arah para santri dan menyirami dengan minyak tanah, tinggal menunggu petikan korek api dari Jepang santri akan terbakar hangus. Namun melihat para santri diberlakukan seperti itu Mbah Hasyim merasa iba dan berdosa pada santri-santrinya beliau merasa dhalim pada santrinya karena beliau yang telah membuat para santri disiksa. Dengan langkah terbata-bata Mbah Hasyim menyerahkan diri pada Jepang. Akhirnya Jepang berhasil membawa Mbah Hasyim dan dimasukkan penjara, pada saat itu usia Mbah Hasyim 70 tahun.
Gus Wahid berusaha membebaskan Mbah Hasyim namun sering kali gagal, hingga Gus Wahid mengumpulkan para santri beliau agar berbondong-bondong mendatangi penjara tempat Mbah Hasyim disekap. Sampainya di penjara Gus Wahid memerintahkan semua santri agar duduk bersila dan membaca istighfar bersama-sama dengan keras, nyaring serta serentak. Jepang merasa jengkel dengan yang dilakukan para santri yang dipimpin langsung oleh Gus Wahid, Mbah Hasyim dipindahkan ketempat lain. Namun dimanapun Mbah. Hasyim dipindahkan para santri tetap melakukan hal yang sama hingga Mbah. Hasyim dipindahkan tiga kali. Dengan usaha seperti ini dan juga usaha dari Gus Wahid yang sering melakukan perundingan-perundingan dengan pembesar Jepang akhirnya Mbah Hasyim dibebaskan.
Setelah Mbah Hasyim keluar dari penjara Para ulama memfatwakan kewajiban mempertahankan kemerdekaan RI, dan pada 1954 sebuah Musyawarah ‘Alim Ulama Indonesia (NU) di Cipanas mengambil keputusan bahwa Presiden Soekarno adalah Waliyyul Amri Dharuri bisy-Syaukah, artinya pemegang pemerintahan yang punya cukup kewibawaan dipatuhi oleh pejabat dan rakyat. beliau membentuk laskar perjuangan Hisbullah, Sabilillah, dan Mujahidin. beliau memutuskan kewajiban umat Islam untuk membela kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan hukum fardhu ain. Keputusan ini kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad. Dengan resolusi jihad itu para santri dan umat Islam pada umumnya terpanggil untuk berjuang membela kemerdekaan bangsa dan negara.
Mengenai betapa hebatnya semangat jihad beliau, di dalam buku Ensiklopedia Ulama, Nusantara di halaman 382 tertulis sebagai berikut: “Dengan jiwa dan semangat perjuangan yang tinggi ini, maka setelah Hadratus Syeikh mendapatkan berita bahwa kota Malang yang merupakan basis Hisbullah-Sabilillah, jatuh ke tangan Belanda, beliau pingsan dan jatuh sakit. Utusan Bung Tomo dan Jenderal Sudirman tidak bisa menemuinya karena ulama besar ini sudah tidak sadarkan diri dan dua hari kemudian beliau wafat menghadap Allah Swt, tepatnya tanggal 25 Juli 1947”.
Yogyakarta, 10 Agustus 2017

Problematika Pahlawan Devisa Negara
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Banyak masyarakat menanamkan cinta tanah air terhadap bangsa dan negaranya. Banyak dari mereka yang mengangkat cinta tanah air dalam lingkup yang singkat, seperti ikut serta dalam wadah yang kecil dan hal yang besar. Padahal semuanya dilihat dari hal yang kecil, kemudian berjalan sesuai apa yang diarahkan. Seperti Indonesia, yang akhir ini disenyalir bahwa cinta tanah air banyak dikonsumsikan sebagai pembantuan pemberian input terbanyak untuk negaranya, berbagai macam asumsi dari mereka untuk menaikkan angka devisa. Itu dari sebagian beroposisi bahwa pembangunan sangat terbantu dengan adanya devisa dari rakyat Indonesia, khususnya dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Tenaga Kerja Wanita atau TKW yang merupakan pemasok devisa besar di Indonesia menuai banyak problema, entah dari sisi finansial, personal maupun kolosal. Ketiganya itu tampaknya semakin mengecam untuk memunculkan banyak TKW lagi di masa yang akan datang. Pada tahun 2013, jumlah TKW melesat cukup tinggi, “Sebanyak 6,5 juta jumlah TKI sekarang dan bekerja di 142 negara. Anggota PBB ada 194 negara. TKI kita ada di 142 negara jadi TKI ada di mana-mana” ungkap Jumhur Hidayat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) saat ditemui detikFinance di Gedung Palm One Jakarta, Kamis (14/3/2013).  Ditambah dengan pertumbuhan penduduk yang kian merekat, antara tanah dan Sumber Daya Manusia (SDM) tak seimbang. Jumlah penduduk yang tinggi dan angka pengangguran di mana-mana yang menyebabkan dari mereka memilih jalan pintas untuk menjadi TKW kelas bawah. Belum lagi dengan banyaknya gaji yang lebih besar daripada di Indonesia, mereka semakin tergiur. Padahal, dampaknya mengancam generasi-generasi muda di Indonesia nantinya. Memanglah, mereka memberikan aset devisa yang cukup besar untuk negara. Tapi, bagaimana dengan kualitas dari anak-anak mereka nantinya. Yang mereka tinggalkan jauh dari kasih sayang, jauh dari pengawasan dan terboikot lebih mudah menjerumuskan diri ke dalam hal negatif lainnya. Belum lagi dengan masyarakat era saat ini, yang booming pacaran, boominggeng motor dan sebagainya.
Sementara pada tahun 2020, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana masyarakat Indonesia mencapai puncak produktif di masa itu, yang notabene semuanya membutuhkan pekerjaan. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas dengan topik Optimalisasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/2).
“Tahun 2020-2030 kita Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi di mana penduduk usia produktif sangat besar. Artinya dalam kurun waktu 3-13 tahun ke depan kita akan memiliki banyak sekali SDM yang tengah pada puncak usia produktif,” kata Pak Jokowi.
Pada tahun yang sama, ada era perdagangan bebas. Di mana dari mereka yang bisa menanamkan modalnya akan menanamkannya sesuka hatinya. Bisa saja nanti yang berjualan makanan khas Jogja, gudeg Jogja dan lainnya adalah orang asing. Jika nyatanya anak-anak dari para TKW yang harusnya menjadi penerus bangsa, justru di improve menjadi remaja yang bebas dari aturan orang tua. Orang tua, Ibu yang berkewajiban sebagai pendidik dan pembentuk karakter anak-anaknya, justru sibuk menggantikan suami dan meninggalkan anaknya atau menitipkan anaknya pada Simbah atau Mertuanya. Dari situlah nanti muncul kontrak batin antara anak dan ibu sendiri.
Selain itu, ada beberapa masalah yang sering muncul, seperti yang klasikal adalah banyak rumah tangga majikannya hancur dikarenakan salah satu dari majikannya itu tergoda dengan pembantunya. Berdasarkan data yang diterbitkan Bagian Perlindungan BNP2TKI, sepanjang tahun 2011 hingga kuartal pertama 2016, tercatat ada 24.972 pengaduan yang  berasal dari TKI sendiri, keluarganya maupun pihak yang dikuasakan.  Maka jangan tanya jika banyak TKW Indonesia yang menjadi korban atas dampak buruknya, seperti, diperkosa, dianiaya, atau sebagainya.
Berdasarkan pemaparan data di atas, kita dapat artikan bahwa betapa tingginya dampak negatif dari TKW ataupun TKI. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif itu, antara lain:
1.      Mendirikan balai-balai keterampilan untuk meningkatkan kualitas SDM. Disadari masalah utama TKI adalah pendidikan rendah. Dari 109,7 juta angkatan kerja, sekitar 49,40 persen berpendidikan SD ke bawah. Peningkatan kapasitas pendidikan mereka menjadi wilayah departemen terkait. Yang bisa dilakukan Kemenakertrans adalah meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka sebagai pekerja. Sementara pendidikan dasar adalah tanggung jawab lembaga pendidikan nasional. Maka dari itu, balai-balai keterampilan sangatlah diperlukan.
2.      Memperketat ijin TKW ke luar negeri dan membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri. Kalaupun mau menjalin kerjasama antar negara, itu bukan sebagai PRT (Pekerja Rumah Tangga). Tapi, sebagai pekerja pabrik atau di atas kelas PRT.
3.      Menanamkan keagamaan pada anak usia dini. Pendidikan moral ini harus dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai agama dan budaya pada anak sedini mungkin. Hal ini nantinya yang akan dijadikan benteng dari perilaku-perilaku menyimpang.
4.      Mengajarkan program PIK (Pusat Informasi Konseling) di sekolah sekolah untuk membentuk remaja yang bergenre (Generasi Berencana)
5.      Memerankan para pelajar, mahasiswa untuk masuk desa. Sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan dalam masyarakat Indonesia.
6.      Mengoptimalkan peran institusi dan layanan untuk para TKI atau TKW.
7.      Memperkuat Perlindungan TKI atau TKW Yang Komprehensif dan Integratif
Merujuk Peraturan Nomor 3 Tahun 2013, Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Dari pengertian tersebut dan dinamika  yang berkembang, perlindungan TKI memerlukan paradigma komprehensif dan integratif. Perlindungan TKI yang terintegrative didukung penegakan hukum yang kuat, maka kerugian sosial yang ditimbulkan dapat diminimalisir sekecil mungkin, sehingga pelayanan penempatan dan perlindungan TKI berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat dan penerimaan devisa negara.
Berdasarkan poin – poin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menjadi TKW sangatlah berisiko dan  bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ekonomi, yang ada saat ini karena pada kenyataannya malah menimbulkan permasalahan baru seperti, banyaknya kasus kekerasan. Oleh karena itu, pembukaan lapangan pekerjaan dan memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah diperlukan, guna untuk menciptakan Indonesia Emas.
Yogyakarta, 6 Februari 2018




BAB VI
RESENSI BUKU/FILM
Penumpasan penghianatan G30S PKI
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Sutradara                     : Arifin C. Noer
Produser                      : G. Dwipayana
Penulis                         : Arifin C. Noer, Nugroho Notosusanto
Pemeran:
  1. Bram Andrianto (Untung)
  2. Syubah asa (Syam)
  3. Amoroso katamsi (Soeharto)
  4. Umar khayam (Soekarno)
  5. Didi sadikin
  6. Kies slamet
  7. Sofia wd
  8. Wawan wanisar
  9. Ade irawan
Durasi                          : 271 Menit
Tanggal Rilis               : 1984
Beberapa (Teori) versi yang membincangkan Gerakan 30 September
1.      Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI sebagai dalang G30S merupakan versi yang paling populer, paling kuno, dan paling melekat di ingatan dan hati sanubari seluruh rakyat Indonesia. Bahkan singkatan resmi untuk gerakan ini adalah G30S/PKI yang diterjemahkan sebagai Gerakan 30 September oleh PKI. Selama masa Orde Baru setiap malam tanggal 30 September seluruh rakyat Indonesia diwajibkan menonton film kolosal tentang G30S/PKI dengan tujuan mengenang para pahlawan revolusi. Setelah rezim Soeharto tumbang belakangan banyak pendapat yang mengatakan bahwa film tersebut hanyalah propaganda dalam bentuk seluloid, film kolosal sebagai doktrinasi yang melanggengkan kekuasaan Soeharto. Banyak juga ahli sejarah yang mempertanyakan doktrin bahwa PKI sebagai dalang gerakan berdarah ini. Kalau memang PKI memberontak kenapa 3,5 juta anggotanya-yang menjadikan PKI partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan RRC-tidak melawan ketika terjadi pembersihan oleh ABRI? Mengapa partai komunis dengan jumlah anggota terbanyak diantara negara-negara non-komunis itu sangat mudah diruntuhkan dalam waktu beberapa hari saja? Bahkan putusan Mahkamah Militer Luar Biasa saja hanya menyebutkan individu-individu tertentu yang dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup dengan alasan terbukti melakukan makar. Tidak menyebutkan PKI yang melakukan makar.
2. Sebagian Perwira Angkatan Darat dengan PKI sebagai Pemain Kedua
Penentangan terhadap versi pertama diungkapkan oleh Benedict Anderson dan Ruth McVey pada tahun 1966. Mereka berdua mengatakan bahwa G30S berawal dari persoalan intern TNI AD. Dalam teorinya yang kemudian diterbitkan dan dikenal sebagai “Cornell Paper” (1971) beberapa perwira TNI AD dari Kodam IV/Diponegoro kesal melihat para jenderal hidup berfoya-foya di Jakarta. Para perwira dari Jawa Tengah itu kemudian mengajak Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan PKI dalam menjalankan operasinya. Versi ini agak lemah karena faktanya Brigjen Supardjo berasal dari Kodam Siliwangi demikian pula dengan Mayor Udara Sujono, wall aupun memang Untung dan Latief dari Kodam IV/Diponegoro. Maka kemudian versi ini ditengahi oleh Harold Crouch dalam The Army and Politics (1978) yang menolak Cornell Paper dengan mengatakan bahwa inisiatif awal gerakan ini timbul dari tubuh TNI AD sedangkan PKI bertindak sebagai “Pemain Kedua” dengam mengacu pada keterlibatan Sjam Kamaruzaman dan Pono-dari Biro Chusus PKI. Tetapi versi ini pun tidak menjelaskan lebih lanjut tentang mengapa gerakan dirancang dengan buruk dan mengapa selang waktu pengumuman pertama dan kedua berselang 5 jam, padahal kunci kudeta adalah pada kecepatan dan ketepatan waktu.
3. Soekarno
Pada tahun 1974 seorang penulis belanda bernama Antonie Dake meneebitkan pengakuan ajudan Bung Karno, Bambang Widjanarko dalam The Devious Dalang. Dalam pengakuannya Bambang Widjanarko mengatakan bahwa pada tanggal 4 Agustus 1965 Presiden Soekarno memanggil Letkol.Untung dan memerintahkannya mengambil tindakan terhadap jenderal-jenderal yang tidak loyal. Sebenarnya pengakuan Bambang Widjanarko dapat dikonfrontasi dengan keterangan Bung Karno tetapi beliau sudah terlanjur wafat. Belakangan diketahui bahwa pengakuan Bambang Widjanarko hanyalah strategi untuk mencegah bangkitnya pendukun Soekarno dalam pemilihan umum Juli 1971. Hal ini diketahui setelah Bambang Widjanarko akhirnya mengakui sendiri bahwa saat itu ia dipaksa bersaksi demikian. Juga kalau benar bahwa Presiden Soekarno yang memerintahkan penculikan 7 perwira itu, mengapa malam 1 Oktober 1965 beliau tidak langsung menuju Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma-tempat pengumpulan para jenderal yang diculik? Mengapa harus berputar-putar keliling Jakarta seperti orang kebingungan?
4. Soeharto
Versi ini pertama kali diungkapkan oleh W.F.Wertheim dalam artikelnya yang berjudul Soeharto and the Untung Coup-The Missing Link (1970). Dikatakan bahwa pada malam 1 Oktober 1965 terjadi pertemuan antara Soeharto dengan Latief dan Letkol Untung-pimpinan tim penculik ketujuh jenderal. Tetapi banyak pula ahli sejarah dan politik yang berpendapat bahwa Soeharto bukan tipe orang jenius yang bisa merancang kudeta secara sistematis. Soeharto hanyalah orang yang sudah tahu sebelum kejadian nahas itu terjadi-melalui pertemuannya dengan Untung dan Latief-sehingga ia menjadi orang yang paling siap. Kesiapannya inilah yang menjadi senjata mematikan untuk menumpas PKI sekaligus merebut kekuasaan dari Soekarno.
5. Amerika Melalui Central Intelegence Agency (CIA)
Amerika “gatal” melihat perkembangan PKI di Indonesia. Sebagai “Macan Asia”, berkuasanya komunis di Indonesia bisa menimbulkan efek domino terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara. Jika hal ini terjadi maka berarti kiamat bagi Amerika. Hal ini sebenarnya telah disinyalir oleh Bung karno yang dismpaikan dalam pidato Nawaksara (1967) yang menyebut adanya “subversi Nekolim”. Versi ini pada intinya menyatakan bahwa Amerika membujuk TNI AD untuk mengambil kekuasaan dari tangan Soekarno yang pro-komunis dengan membentuk Dewan Jenderal. Isu mengenai Dewan Jenderal-yang sebenarnya belum terbentuk karena TNI AD masih menunggu saat yang tepat-ini membuat PKI khawatir sehingga timbulah tindakan untuk mencegah perebutan kekuasaan oleh TNI AD dengan cara menculik 7 perwira tinggi AD. Tindakan penculikan yang kemudian dihembuskan sebagai tindakan pemberontakan inilah yang kemudian dijadikan dasar tentara-atau Soeharto-untuk membubarkan PKI dan memburu kader-kadernya sampai habis.
(Sumber: Surya Narendra, Enam Versi Dalang Gerakan 30 September (G30S) Tahun 1965, 8 Mei 2013, diakses pada tanggal 30/09/2017 pukul 12:53)
Yogyakarta, 30 September 2017





Comments