Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Alas Kata
Bismillahhirrohmannirrohim
Berkat pertolongan Allah
Ta’ala penyusunan buku kumpulan karangan PMII Rayon Ekuilibrium 2017-2018 telah
rampung digarap. Tidak lupa juga, penyusun sampaikan salam kepada junjungan
kita Nabi Agung Muhammad SAW, manusia yang fitrahnya berbeda dari manusia pada
umumnya, kepada keluarga, sahabat dan seluruh umatnya semoga senantiasa dalam
keselamatan.
Materi dalam buku ini
merupakan materi yang ditulis oleh kader PMII Rayon Ekuilibrium selama periode
2017-2018 berbentuk liputan, puisi, syair, cerpen, notulensi, dan lain
sebagainya yang ditulis berdasarkan pada kegiatan-kegiatan rayon yang telah
terlaksana baik itu yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.
Sasaran yang ingin diraih
oleh buku ini adalah memberikan bekal semangat kepada seluruh kader PMII Rayon
Ekuilibrium agar mampu menguasai struktur bahasa indonesia yang baku, giat
membaca seluruh tulisan yang tersebar di media cyber maupun cetak; untuk dipelajari struktur penulisannya, serta
mampu menghantarkan kader kepada kemampuan mengungkapkan isi hati secara lisan
dan tertulis dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pula.
Mudah-mudahan buku ini
membawa manfaat.
Wallah
al-Muwafiq ila Aqwam al-Thariiq
Wassalamuallaikum
wr. Wb
Yogyakarta, 23
April 2018
Penyusun
Departement
Intelektual
Daftar Isi
Alas Kata
BAB 1.
BERITA/LIPUTAN
1.
Ekuilibrium Peringati Hari Lahir Pancasila dengan
Diskusi
Oleh: Anggie Novitasari
2.
Malam 17 Ramadlon, Warga Mengaji Bersama Khatamkan
Al-Qur’an
Oleh: Yahya Yoga
Budiman
3. Ditinggal Pulang
Sahabat-Sahabat, Warga Yang Tinggal Masih Tetap Yasinan
Oleh: Yahya Yoga Budiman
4.
Mempererat Tali Silaturahim Warga Ekuilibrium dengan
Warga Dusun Kentingan
Oleh: Gama Sukma Permana
5.
Ibi Satibi, PMII Ekuilibrium Menghadapi Tantangan dan
Peluang dalam 3 Level Geografis
Oleh: Yahya Yoga Budiman
6.
Aktivis Harus Super Aktif
Oleh: Hayyin Avivi
7.
Diskusi Ala Mata Najwa Meriahkan Syawalan Pmii
Ekuilibrium
Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari
8.
Rektor UIN Sunan Kalijaga turut dalam PKD dan Bakti
Sosial PMII Rayon Ekuilibrium
Oleh: Anggie Novitasari
9.
Merekonstruksi Konflik Rohingnya, PMII Ekuilibrium
Menggelar Diskusi Ilmiah
Oleh: Yahya Yoga Budiman
10.
Doa Bersama Warga Ekuilibrium, untuk Delegasi yang
Pergi ke Banten
Oleh: Yahya Yoga Budiman
11.
Perkuat Tali Persaudaraan, Warga Ekuilibrium
Bersilaturahmi ke Dusun Koripan Dan Kentingan
Oleh: Yahya Yoga Budiman
12.
Akhir Pekan, Diba’an
Oleh: Yahya Yoga Budiman
13.
Rapat Besar Golden Korp, Alfie: Ini Adalah Forum
Keluarga!
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
14.
Jangan Lewatkan Nanti Malam, Mega Pentas Golden
Oleh: Yahya Yoga Budiman
15.
Menuju Rayon yang Lebih Baik, PMII Ekuilibrium
Menggelar Sekolah Administrasi
Oleh: Yahya Yoga Budiman
16.
Sekolah Koperasi, Munculkan Panitia Usaha
Oleh: Yahya Yoga
Budiman
17. Dirindukan,
Shalawat Nabi Didendangkan
Oleh: Yahya Yoga Budiman
BAB 11. NOTULENSI
18. Tranrformation of Finance to Fintech
Oleh: Siti Ambarwati
Notulen: Yahya Yoga
Budiman
19. Akuntansi Dasar
Oleh: Muhammad Nur
Najhan
Notulen: Yahya Yoga
Budiman
20. Aset Digital:
Cryptocurency dan Masa Depan Indonesia
Oleh:
M Humam Akbar
Notulen:
Yahya Yoga Budiman
21. SYAWALAN
Oleh:
Khoirunnisa Puspita Sari
BAB 111. PUISI
22. Tahun Kegelapan
Oleh: Solekhan
23. Senyum Madumu
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
24. Pelupa adalah bentuk
kebebasan
Oleh:
Hairiza Satia
25. Kata Api
Oleh:
Wisnu Maulana Yusuf
26. Senandung Ayatmu
Oleh:
Teguh Dwi Pangesty
27. Sahabatku Bertanya
Oleh:
Ainun Firda
28. Fenomena Hari Ini
Oleh:
Ainun Firda
29. Garudaku
Oleh: Apriliani Intan Pertiwi
30. Bergeming
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
31. Aku Tanya
Oleh: Wahyu Jawadul ilhami
32.
Jendela Tanya
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
33. Jeritan Hati Wanita Malang
Oleh: Irawati
34.
Kabar Dusta Dari Surga
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
35. Surat dari Pertiwi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
36. Wanita Bertelur
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
37. Surat Usang dari Rakhine
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
38. Solmisasi Bapak
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
39. Aku Si Burung Duka
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
40. Harmoni Sunyi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
41. Tak Pernah Tahu
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
42. Puisi di Bulan Muda
Oleh : Wisnu Maulana Yusuf
43. Coretan Senja
Oleh: Aman_Najih
44. Muhammad-Ku
Oleh:
Hayyin Avivi
45.
Antara Kita dan
Anjing
Oleh: Khoirunnisa
Puspitasari
46. Pesona Cinta
Oleh: Wildan Kurnia Hasan
47. Cinta
Sementara
Oleh:
Dwi Pangesty
48. Cinta
Terbanglah!!!
Oleh
: Fauzan ash-Siddiq
49. Nona
Oleh:
Aribi
50. Rindu
Oleh:
Aribi
51. Nyanyian
Keterbatasan
Oleh: Firda
52. Ultraviolet
Penyeleksi Epidermis
Oleh:
Oryza Kusumo
53. Peluk Ibu
Oleh:
Zaenal Muttaqien
54. Ayahku
Oleh:
Zaenal Muttaqien
55. Rindu ini Anjing
Oleh:
Dewi Ratnasari
BAB IV. SYAIR
56. Habis Gelap, Terbitlah Tulisan
Oleh: Yahya Yoga
Budiman
BAB V. CERPEN
57. Tangisan Sahabatku
Oleh: Halim Tri
Rejeki
BAB V1. OPINI
58. Syawalan Sebagai Salah Satu Wadah
Rayon Ekuilibrium Untuk Melahirkan Inovasi-Inovasi Baru
Oleh: Sholehatul
Inayah
59. Mahasiswa dalam Lingkaran
Akademik
Oleh: Nurul Hasanah
60. Ulama Pejuang Kemerdekaan dan
Aqidah
Oleh: Hayyin Avivi
61. Problematika Pahlawan Devisa
Negara
Oleh: Wisnu Maulana
Yusuf
BAB V1I. RESENSI BUKU/FILM
62. Penumpasan penghianatan G30S PKS
Oleh: Yahya Yoga Budiman
\
BAB 1
BERITA/LIPUTAN
Ekuilibrium Peringati Hari Lahir Pancasila dengan
Diskusi
Oleh: Anggie Novitasari
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar diskusi untuk
memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2017 bertempat di Rayon
Ekuilibrium.
Diskusi yang bertajuk “Pancasila Vs Radikalisme” tersebut
dimotori oleh Departemen Intelektual Rayon Ekuilibrium dengan menghadirkan dua
pembicara yaitu Sahabat Prastia Dharma Julianto selaku Pengurus Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
dan Sahabat Ahmad Khalid Boyan, S.Sos selaku penggagas Konferensi Tingkat
Tinggi Mahasiswa Indonesia (KTTMI) dan Mantan Presiden Mahasiswa (Presma)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta masa khidmat 2010-2011
serta 2011-2012.
Hairiza Satia, selaku ketua Terpilih Rayon Ekuilibrium, menuturkan,
diskusi tersebut bertujuan untuk menilik kembali sejarah Pancasila yang secara
legal formal ditetapkan sebagai falsafah kebangsaan Negara Republik Indonesia
(NKRI) melalui TAP MPRS XX tahun 1996. Selain itu, Hairiza menambahkan bahwa
diskusi tersebut sebagai sikap reaktif warga Rayon Ekuilibrium terhadap isu-isu
yang secara gamblang meragukan relevansi nilai-nilai Pancasila. Keadaan
tersebut menyebabkan terkikisnya jiwa nasionalisme yang tersubstitusi oleh
sikap saling hujat, adu kepentingan, serta penyebaran berita hoax yang
semakin mudah digunakan sebagai alat melemahkan kesaktian Pancasila itu
sendiri.
Diiringi dengan euphoria penyambutan awal Bulan Ramadhan 1438
Hijriyah, diskusi tersebut mampu menarik antusiasme warga Rayon Ekuilibrium.
Hal tersebut dibuktikan dengan sesaknya halaman Rayon Ekuilibrium oleh
kader-kader yang haus akan ilmu pengetahuan dan memiliki semangat juang yang
tinggi dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). (Ed. MAM)
Yogyakarta, 2
Juni 2017
Malam
17 Ramadlon, Warga Mengaji Bersama Khatamkan Al-Qur’an
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Setelah sowan bersilaturahmi ke kediaman Bapak Waryono (Wakil
Rektor 3 UIN Sunan Kalijaga, Pembina PMII) (10/06/2017), kemudian di sambung
dengan kumpul warga membahas materi PKD (Pelatihan Kader Dasar) Minggu Sore, 11
Juni 2017. Dalam rangka memperingati malam 17 Ramadlon Warga Rayon Ekuilibrium
melanjutkan gerakannya dengan menggelar khataman al-Quran pada malamnya.
Masrur, selaku koordinator kaderisasi, dalam membuka acara
tersebut memberikan pengantar, bahwa tujuan dari kegiatan ini tiada lain adalah
menyambung semangat mengaji warga rayon serta menjadikan moment istimewa
berkumpulnya warga untuk berdoa bersama, mengahadiahkan kepada pendahulu PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang telah berjasa betul melahirkan PMII
sebagai organisasi sosial kemasyarakatan.
Acara ini di mulai pukul 21.15 dipimpin oleh sahabat Maulana
dengan membagikan bagian bacaan al-Qur’an, juz pada masing masing orang,
kemudian membacanya bersama hingga selesai bagian bacaan yang diterima. Irfan
salah satu warga rayon merasa senang namun menyayangkan kegiatan ini baru
diikuti sebagian warga hingga memaksa beberapa orang ada yang mendapat 2 juz.
“aku senang ada kegiatan ini, ya moga moga besok bisa lebih ramai lagi” ujar
Irfan.
Tidak lupa diakhir kegiatan khataman ini, dihadirkan snack kecil kecilan,
untuk dimakan bersama dengan ditemani minuman bersoda yang menyegarkan.
Yogyakarta,
12 Juni 2017
Ditinggal
Pulang Sahabat-Sahabat, Warga Yang Tinggal Masih Tetap Yasinan
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Kamis (15/06/2017) warga yang masih
tinggal, ajeg (konsisten) melaksanakan kegiatan yasinan yang diadakan
setiap malam Jum’at di Rayon Ekuilibrium.Walaupun banyak dari sahabat sahabat
yang sudah pulang kampung serta dibarengi juga dengan kegiatan kegiatan sahabat
yang lain, yasinan ini masih tetap diadakan.
Kali ini yasinan terasa lain, karena yasinan kali ini
langsung dipimpin oleh Sahabat Dayat (Wakil Ketua Rayon) yang pada biasanya
dipimpin oleh Sahabat Masrur
(Koordinator Kaderisasi), lalu dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama.
(Koordinator Kaderisasi), lalu dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan doa bersama.
Dalam yasinan ini Sahabat Dayat berharap “Alhamdulillah, yasinan berjalan
dengan khidmat, moga moga dengan pembacaan yasin dan doa ini, segala urusan dan
kegiatan kita diberkahi Allah SWT, berjalan lancar tanpa kendala apapun”.
Yogyakarta, 16 Juni 2017
Mempererat
Tali Silaturahim Warga Ekuilibrium dengan Warga Dusun Kentingan
Oleh:
Gama Sukma Permana
Hari Jumat tepatnya tanggal 19 Juni 2017, sebanyak 20-an
mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa PMII Rayon Ekuilibrium
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga yang diketuai oleh sahabat
Hairiza Satia melakukan silaturahim ke Dusun Kentingan, Sindumartani, Ngemplak,
Sleman.
Kegiatan tersebut merupakan aksi nyata mahasiswa yang
tergabung dalam organisasi PMII yang sejak awal berdirinya organisasi tersebut
sudah memiliki komitmen untuk berkontribusi baik materiil maupun non materiil
kepada masyarakat pedesaan. Dalam pertemuan yang berbarengan dengan acara
pengajian rutin dan buka bersama warga Dusun kentingan tersebut selain menjalin
keeratan batin antara anggota PMII dengan warga Dusun Kentingan juga membahas
tentang program atau agenda tahunan PMII Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga yaitu Kaderisasi anggota PMII tahun 2017 yang
sebelumnya telah direncanakan akan diadakan di Dusun tersebut.
Dengan rasa hormat dan tulus segenap anggota PMII Rayon
Ekuilibrium yang diwakili oleh ke 20 anggota tersebut yang melakukan
silaturahim memberikan apresiasi dan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
atas sambutan yang hangat oleh warga Dusun Kentingan dalam menerima kedatangan
dari anggota organisasi PMII.
Dalam sambutannya, Mas Supri selaku pemuda di Dusun Kentingan
dan Pak Yono selaku Ketua RT 04 memberikan pernyataan yang sekiranya dapat
memotivasi anggota PMII Rayon ekuilibrium untuk mensukseskan agenda tahunan
yaitu PKD tahun 2017. “teman-teman semua, kalau besok kesulitan mencari
sesuatu, Insyaallah kami bantu semampu kami” kata Mas Supri“Pokoknya semua
kegiatan kita dukung, kita kerjasama bareng-bareng” tambah pak Yono. Dari
pernyataan tersebut harapannya acara PKD ini dapat berjalan dengan lancar dan
tanpa hambatan yang berarti.
Selanjutnya, dalam acara temu warga tersebut yang dilaksakan
hari jumat (19/6), acara diawali dengan pengajian dan buka bersama warga.
Kemudian setelah itu anggota PMII dengan ketua pemuda dan ketua RT 04 melakukan
runding kecil, dengan mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya ke dusun
tersebut. Pertama yaitu silaturahim dan yang kedua adalah membahas tentang
kelanjutan agenda tahunan yaitu PKD yang telah direncanakan akan dilaksanakan
di dusun tersebut. Tidak lupa, Hairiza selaku ketua Rayon Ekuilibrium juga
memperkenalkan sahabat-sahabat PMII yang hadir pada waktu itu. Khususnya
Sahabat Bagas (Ketua Panitia PKD 2017) dan sahabat sahabat Platinum yang lain,
yang esok akan banyak berkoordinasi dan berkontribusi dengan Pemuda dan warga
setempat.
Setelah itu, maksud dan tujuannya yaitu di terima dengan baik oleh pihak
Dusun Kentingan. Dan yang terakhir pihak dusun yang diwakili oleh ketua pemuda
dan ketua RT 04 memberikan pesan untuk bersama-sama mensukseskan acara dengan
menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekitar. (Ed: MAM)
Yogyakarta, 19 Juni 2017
Ibi
Satibi, PMII Ekuilibrium Menghadapi Tantangan dan Peluang dalam 3 Level
Geografis
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, sekaligus Pembina
PMII Ekuilibrium, Bapak Ibi SatIbi S.HI., M.SI Memberikan gambaran bahwa PMII
Ekuilibrium saat ini sedang menghadapi tantangan serta peluang dalam 3 level
geografis. Gambaran itu dipaparkan pada saat acara TalkShow, halal bi halal
PMII Ekuilibrium, yang dipimpin oleh sahabat Alhafidz Wahyudi (kader
berprestasi) dalam pertanyannya terkait mahasiswa ideal. Sabtu, (22/07/2017).
Pak Ibi memulai dengan memetakan ranah geografis ke dalam 3
level, kemudian memberikan point-point penting pada masing-masing level
tersebut. Pertama, tantangan dan peluang itu berasal dari level Global.
Pertemuan ideologis tidak dapat dihindari. “Islam kini menjadi pemain juga
menjadi sasaran. Kita mengenal istilah fundamentalis dan liberal. Kita juga
mengenal istilah Islam kanan, Islam kiri. Kita mencoba untuk menengahinya. Ya,
kita moderatlah, karena Islam itu memang moderat” ujar Pak Ibi. Kemudian
kapitalisasi sumber daya alam (SDA), minyak dan metana oleh negara adi daya
seperti yang terjadi di negara-negara timur.
Kedua, tantangan dan peluang pada level Nasional. Pertarungan
parpol pemerintah dan non pemerintah. “ 3 isu seharusnya ia mengikuti parpol
pemerintah, tetapi 3 isu ia berbeda. Isu UU pemilu, Ahok, serta Ormas. Ia
mencoba berbeda dari suara-suara mayoritas di koalisi” Pak Ibi mencoba
menjelaskan. Hal itu menurut Pak Ibi, dalam 2-3 bulan mendatang akan terjadi
yang namanya reshuffle, karena terus berseberangan dengan koalisi pemerintah.
Hal ini Ibi juga melihat pada kebijakan full day school yang banyak kontra
produktifnya.
Ketiga, tantangan dan peluang pada level Jogja/UIN. PMII
Jogja tidak dapat dilepaskan dari akar gerakan progresif. Seperti Lembaga
Kajian Islam dan Sosial (LKIS). “ Ilmu itu tidak meloncat. Kalau mau belajar
ada step-stepnya. Seringkali wacana wacana yang disuguhkan kepada
masyarakat umum adalah wacana wacana yang terlalu tinggi dan terkesan
buru-buru. Seperti Islam kiri Hasan Hanafi, kemudian Leonard Binder Islam
liberal. Kalau memang mau menjadi progresif, pelajari ilmu dari dasar. Tidak
langsung loncat.” Pak Ibi menambahkan. Selanjutnya yaitu transit akademik yang
kuat. Seperti banyaknya perguruan tinggi di Jogja, study club bertebaran, cafe
tempat kongkow di mana-mana, kultur agama dan sosial yang kuat di Jogja,
pengaruh migrasi gedung ke sapen, banyaknya organisasi sosial di kampus.
Hal-hal ini menurut Pak Ibi tentu menjadi tantangan dan peluang bagi kader PMII
Ekuilibrium.
Diakhir penyampaiannya, Pak Ibi satIbi, memberikan tawaran seperti apa
PMII memposisikan dirinya. “kita berada dalam keberagaman, tetapi juga berada
pada satu kesatuan. Kita bisa menganggap diri kita benar, tapi juga berpotensi
salah. Kita juga bisa menganggap orang lain salah namun juga bisa berpotensi
benar. Kemudian Globalize pancasila and NKRI. Serta PMII harus bisa menjadikan
nilai-nilai Islam sebagai sumber gerakan ilmu dan amal”.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Aktivis
Harus Super Aktif
Oleh:
Hayyin Avivi
Yogyakarta – Sabtu, 22 juli 2017,
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Rayon Ekuilibrium Fakultaas
Ekonomi Dan Bisnis Islam menggelar Halal Bihalal dengan para senior dan pembina
PMII Rayon Ekuilibrium yang dikemas dengan talkshow. Acara ini digelar di
pendopo pon-pes Diponegoro Yogyakarta dengan khitmat dan lancar. Sahabat
Hairiza Satia selaku ketua Rayon Ekuilibrium menyampaikan banyak terimaksih
kepada semua warga Ekuilibrium dan para senior dalam sambutannya. Beliau
berharap dengan adanya acara ini akan menjadikan ikatan kekeluargaan antar
warga Ekuilibrium dan para sesepuh PMII rayon Ekuilibrium semakin erat dan
harmonis.
Selain itu, DR. Shafiyullah Muzammil S.AG.,M.AG, wakil Dekan
III Febi UIN Sunan Kalijaga dalam acara talkshow menjawab kegelisahan Aktivis
mahasiswa dengan diterapkannya sistem kurikulum KKNI, Aktivis mahasiswa
menyatakan terbelenggu dengan adanya kurikulum ini. Satu hal yang sering
dilupakan oleh Para Aktivis Dikampus bahwasanya seorang aktivis itu tidak
pernah merasa terbelenggu oleh waktu, karena seorang aktivis harus selalu aktif
di semua kegiatan dan mampu membagi waktu dalam aktivitasnya, seorang aktivis
pergerakan harus selalu bergerak, berfikir, beramal pantang mengeluh, Demikian
singgungnya. Beliau menyatakan mengapresiasi aktivis-aktivis mahasiswa, bahkan
beliau menyatakan wajib menjadi aktivis dengan cacatan disamping keunggulan
kritisasinya seorang aktivis juga mampu berprestasi dan bersaing dangan yang
lain.
Ada tiga pesan yang disampaikan beliau kepada seluruh kader PMII
Ekuilibrium kedepan. Pertama, berhubung gedung fakultas FEBI yang baru sudah
diresmikan dan dinyatakan semester depan sudah dapat ditempati perkuliahan,
maka beliau menghimbau selaku Wakil Dekan III FEBI agar mahasiswa FEBI,
khususnya anak anak PMII mampu bersaing dengan fakultas-fakultas yang lain.
“Tinggalkan kebiasaan buruk kalian, tinggalkan tridisi nyeleneh kalian di
gedung yg lama jangan bawa ke gedung yang baru”, ujar beliau sambil disertai
ketawa para warga Ekuilibrium. Beliau berharap anak FEBI akan jadi kiblat dari
semua anak-anak fakultas yang lain, harus kreatif dan inovatif. Kedua, beliau memberi
evaluasi dari kepengurusan sebelum-sebelumnya agar pengurus rayon agar mendata
semua senior PMII guna menjalin Tali Silaturrahim dengan para senior. Baik
senior UIN atau semua Universitas di Jogjakarta seperti UNY, UII dan lain-lain.
evaluasi ini dijadikan PR buat pengurus yang baru agar kedepan nya
kegiatan-kegiatan PMII lebih bertaraf Nasional. Demikian pesan pesan beliau.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
DISKUSI
ALA MATA NAJWA MERIAHKAN SYAWALAN PMII EKUILIBRIUM
Oleh:
Khoirunnisa Puspita Sari
Sleman-Memasuki pertengahan bulan syawal
1438 Hijriah (22/07/2017), PMII Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam (FEBI) menggelar acara syawalan. Acara yang digelar di Aula Pondok
Pesantren Diponegoro, Sleman ini diikuti oleh seluruh kader PMII Ekuilibrium
dengan sangat antusias.
Berbeda dari acara syawalan biasa yang hanya berupa halal
bihalal saja, kali ini PMII Rayon Ekuilibrium menggandeng senior dan Pembina
dari berbagai kalangan untuk berdiskusi ‘ala mata najwa’. Beberapa yang hadir
diantaranya adalah Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan
Kalijaga Shofiyullah Muzammil, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sunan Kalijaga Ibi Satibi dan Muhammad Yazid Affandy, dan pengusaha muda
Yogyakarta Warsis Mawardi.
“Tidak ingin biasa-biasa saja, makanya acara ini dirancang dengan konsep
diskusi ala-ala mata najwa agar tidak biasa,”ujar Hairiza Satia selaku Ketua
PMII Rayon Ekuilibrium FEBI. Hairiza menambahkan, acara ini bukan hanya
bertujuan untuk menyambung tali silaturahmi bersama seluruh warga Rayon
Ekuilibrium dan para Pembina maupun senior, namun juga bersama-sama menambah
pengetahuan.“Saya berterima kasih kepada Pak Shofi, Pak Ibi, Pak Yazid, dan Mas
Warsis sudah menyempatkan hadir untuk berdiskusi bersama dan bersilaturahim,”
tambah Hairiza dalam sambutannya.
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua
Panitia Syawalan Bersama Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan Kalijaga.
Konsep diskusi ala mata najwa ini sengaja dibuat agar seluruh warga Rayon
Ekuilibrium dapat mengambil pengetahuan setelah menghadiri acara ini.
“Dengan adanyan diskusi yang dikonsep berbentuk talkshow ala
mata najwa itu diharapkan setiap kader dan seluruh warga rayon setelah
menghadiri acara itu ada pengetahuan-pengetahuan yang dibawa pulang,” ujar
Bukhory selaku Ketua Syawalan Bersama Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan
Kalijaga
Acara yang bertajuk “Memperkuat Ukhuwah Silaturahmi Menuju
Rayon Ekuilibrium yang Inovatif dan Produktif dalam Membangun Arah Gerakan” ini
dipandu oleh seorang moderator yang berasal dari kader PMII Rayon Ekuilibrium
yang telah berkesempatan terbang ke Negeri Sakura, Jepang dan aktif di berbagai
organisasi maupun kegiatan kampus, yakni Al-Hafidz Wahyudi. Yudi berhasil
membawa diskusi dengan epic. Hal tersebut terlihat dari kemeriahan dan
antusiasme kader dalam diskusi yang tengah berlangsung.
“Acaranya seru, lucu, tapi berbobot juga karena gak Cuma
diisi dengan halal bihalal biasa, tapi ada diskusi yang seru seperti ini,” ujar
salah satu kader PMII Rayon Ekuilibrium, Sri Murtiningsih.
Dalam acara tersebut, Wakil Dekan (Wadek) 3 FEBI, Shofiyullah
menyampaikan beberapa pesan kepada kader-kader PMII Rayon Ekulibrium. Salah
satu diantaranya adalah membangun attitude yang baik dan selalu aktif dalam
organisasi.
“Mahasiswa memang wajib aktif berorganisasi, saya kira mereka
yang aktif adalah mereka yang dianggap punya kemampuan yang dia atas standar,
bukan sebaliknya, karena di kelas tidak punya kemampuan malah lari jadi
aktifis. Artinya, saya berharap PMII Ekuilibrium menjadi role model bagi
fakultas lainnya,” ujar Wadek 3, Shofiyullah Muzammil.
Beberapa hal juga disampaikan oleh Dosen FEBI, Ibi Satibi
untuk kader PMII Rayon Ekuilibrium. Sebagai mahasiswa, ada tanggung jawab yang
lebih besar yang harus dipetakan. Ada empat tantangan yang harus dipetakan oleh
mahasiswa.
“Ada empat hal yang bisa kita dipetakan. Kita tentu harus
memahami tantangan dan peluang dalam konteks global, tantangan dan peluang
dalam konteks nasional, dan tantangan dan peluang dalam konteks Jogja dan UIN
atau juga wabilkhusus FEBI karena saya melihat karakteristiknya unik dan
menarik, dan yang keempat adalah apa yang harus kita lakukan sebagai prototype
kita sebagai mahasiswa” ujar dosen FEBI, Ibi Satibi.
Selain itu, dosen FEBI lainnya, M. Yazid Affandy menyampaikan
terkait potensi kaderkader PMII Rayon Ekuilibrium. Ada dua potensi utama di
antaranya adalah input kader FEBI ini lebih di antara yang lain, selain itu,
dalam aspek intelektualitas juga tidak diragukan.
“secara real hal tersebut telah terbukti, nyatanya Anda
mendapat apresiasi dari Ketua Cabang PMII Yogyakarta bahwa administrasi yang
paling rapi adalah dari FEBI,” ujar dosen, FEBI M. Yazid Affandy.
Selain itu, beliau menambahkan bahwa gerakan mahasiswa pada
masanya minimal harus memilih dua hal utama, yakni realis kritis atau radikal
revolusioner. Dua hal tersebut tidak dapat dicampuradukkan, tapi sejak awal
harus dipetakan harus mengambil yang mana. “Setiap gerakan mahasiswa lahir
tidak di ruang yang hampa. Gerakan mahasiswa adalah anak zaman, dan gerakannya
pun mesti sesuai dengan zaman itu. Saat ini kita harus menganalisis zaman mana
gerakan yang tepat,” tambahnya.
Beberapa pesan juga
disampaikan oleh pengusaha muda, Warsis Mawardi. Salah satunya adalah
pengembangan potensi diri yang sudah dimiliki. Selain itu, entrepreneurship
juga tidak lupa disampaikan dan didiskusikan. “Potensi yang paling bagus di
FEBI itu adalah digital. Sekarang itu eranya digital, makanya harus menguasai
teknologi, selain itu bisnis itu harus berpikir jangka panjang” ujar pengusaha
muda Warsis Mawardi menutup diskusi.
Yogyakarta, 25
Juli 2017
Rektor
UIN Sunan Kalijaga turut dalam PKD dan Bakti Sosial PMII Rayon Ekuilibrium
Oleh:
Anggie Novitasari
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menggelar Pelatihan Kader
Dasar (PKD) dan Bakti Sosial ke-IV di Dusun Kentingan, Desa Sindumartani,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY).
Kegiatan yang bertajuk membentuk kader militan, profesional,
dan kreatif sesuai dengan ideologi Ahlussunnah Wal-Jama’ah (ASWAJA) ini
berlangsung pada 6-10 September 2017. Berbagai kegiatan disuguhkan panitia
dalam rangka menyambut antusiasme para peserta diantaranya, pengenalan PMII
yang dikemas dengan diskusi interaktif, lomba cerdas cermat, pengajian bersama
warga setempat, dan lain sebagainya.
Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini bukan hanya
mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta saja melainkan turut juga mahasiswa asal
Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dan Universitas Respati
Yogyakarta (UNRIYO).
“Tujuan mengapa kegiatan ini dilaksanakan didesa adalah
supaya mahasiswa belajar untuk mengabdi di tempat dimana ia
dilahirkan(baca;desa)” ungkap Hairiza Satia selaku Ketua Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekuilibrium dalam sambutannya pada pembukaan
Pelatihan Kader Dasar (PKD) dan Bakti Sosial ke-IV tersebut. Senada dengan
Hairiza, Prof. Dr. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pengisi stadium general dalam kegiatan
tersebut menyampaikan bahwa diperlukan keberanian untuk berproses di Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan mampu menjaga keteraturan serta keajegan
pada hal-hal yang sudah berjalan dengan baik dalam rangka membangun strategi
jangka panjang.
Orang nomor satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan bahwa tugas seorang mahasiswa bukan hanya
aktif secara akademik saja melainkan juga aktif dalam berorganisasi. Kemudian
ia menambahkan perlunya menanamkan pola pikir kreatif sebagaimana telah
dilakukan para pendahulu kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada
saat menghadapi situasi politik zaman orde baru.
Yogyakarta, 11
September 2017
Merekonstruksi Konflik Rohingnya, PMII
Ekuilibrium Menggelar Diskusi Ilmiah
Oleh: Yahya Yoga Budiman
PMII Ekuilibrium mencoba merekonstruksi
konflik yang terjadi di Rakhine melalui diskusi ilmiah, Sabtu (23/09/2017).
Diskusi pada kali dilakukan untuk menelusuri kepentingan apa saja yang
sebetulnya melatarbelakangi terjadinya konflik atas Etnis Rohingnya, yang
sampai sekarang tidak kunjung selesai.
Bertajuk “Konflik Rohingnya Ditinjau dari Berbagai Aspek:
Etnis, Agama, Dan Ekonomi”, diskusi tadi malam dimantik oleh sahabat Alhafidz
Wahyudi (Kader Berprestasi) angkatan 2013, Korp Maestro, yang sekarang sedang
menembuh 3 bidang studi sekaligus. Perbankan Syariah di UIN SUKA, Hubungan
International di UNRIYO, dan Sastra Inggris di STBA LIA
Yogyakarta.
Dimulai dengan menayangkan sebuah vidio yang mendiskripsikan
letak geografis, kultur sosial, kepercayaan dan kondisi ekonomi di Rakhine.
Alhafidz Wahyudi berbendapat bahwa konflik yang terjadi atas etnis rohingnya
adalah kejahatan genosida yang terlupakan.
Hal ini menurutnya, yang paling bertanggung jawab atas ini
adalah media barat. Hal itu ia kritik dalam sebuah karikatur. Bergambar tungku
rohingnya yang sedang digodok seorang militan myanmar yang ditutup dengan
penindih 3 orang, yang mewakili 3 media barat (CNN, BBC, dan FOX)
dalam keadaan sedang memberitakan konflik di Syuriah. “mereka seakan-akan
menutupi konflik ini, menimbun dengan kabar-kabar di Syuriah, padahal konflik
ini sudah terjadi begitu lama, pra kemerdekaan Burma, dan mengakibatkan ratusan
ribu warga etnis rohingnya mengungsi, menyelamatkan diri ke berbagai negara,
termasuk Indonesia”.
Hal yang seperti itu menurutnya juga, ada semacam motif yang
dirahasiakan kepada seluruh warga international. Motif tersebut tidak lain
adalah motif ekonomi. Pernyataan tersebut memicu beberapa sahabat
memberikan komentar dan pertanyaan. Sahabat Sayuti, “di Rakhine ditemukan
banyak ladang minyak dan gas. Penemuan terbaru ada 25 blok migas lepas pantai
di sana. Kerahasiaan itu bisa jadi muncul juga dari sini mas”. Dilanjut sahabat
Nova dan Oriza, “lalu bagaimana kita sebagai mahasiswa, yang serba terbatas
kemampuannya, ingin ikut serta dalam merampungkan konflik tersebut, apa yang
harus kita lakukan?”.
Dalam penyampaiannya terakhir wahyudi memberikan tanggapan. Sudah
semestinya kita sebagai mahasiswa membangkitkan semangat diskusi cerdas, dalam
berbagai isu, salah satunya isu Rohingnya. Kemudian melakukan penelitian
sehingga mendapati suatu informasi yang utuh. Jangan lupa berkontribusi dalam
media, memberikan tanggapan yang tidak memicu konflik, junjung tinggi toleransi
keberagaman, serta ikut serta dalam kegiatan organisasi sosial kemanusiaan
seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), dll.
Yogyakarta, 24 September 2017
Doa Bersama Warga Ekuilibrium, untuk
Delegasi yang Pergi ke Banten
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Warga Ekuilibrium bersama-sama membacakan surat
yasin dan tahlil, diakhiri dengan doa bersama untuk memohonkan kesehatan
dan keselamatan pada seluruh warga rayon ekuilibrium, khususnya pada delegasi
yang pergi ke Banten, Kamis (28/09/2017) berlangsung dengan khidmad.
Doa bersama yang sekaligus dilaksanakan pada kegiataan yasinan
mingguan Rayon, dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Rayon Sahabat Khusnol
Hidayat dan Koordinator Kaderisasi Masrur Ainun Najih.
Dalam pengantarnya, sahabat Khusnol Hidayat menyapaikan
tujuan dari doa bersama ini. Ialah pertama untuk tetap menjaga tradisi setiap
malam Jum’at pembacaan yasin dan tahlil. Kedua, sekaligus memanjatkan
doa untuk kesehatan dan keselamatan seluruh warga rayon ekuilibrium. “nanti
setelah pembacaan yasin dan tahlil, kita doa bersama, umumnya untuk kita
bersama, khususnya untuk sahabat-sahabat kita yang sedang berjuang di Banten,
semoga di sana dalam keadaan sehat dan pulang dengan selamat”. Hal tersebut
juga tergambar dalam redaksi bacaan doa yang dipimpin oleh sahabat ainun najih,
dan diamini oleh seluruh yang hadir.
Perlu diketahui bahwa, PMII Ekuilibrium mendelegasikan 3 kadernya yaitu
Wisnu Maulana Yusuf (Perbankan Syariah, Korp Golden, angkatan 2017),
Siti Ambarwati (Perbankan Syariah, Korp Platinum, angkatan 2016), dan
Mirta Imamatul Azizah (Akutansi Syariah, Korp Ambasador, angkatan 2015)
dalam acara Essay Competition, Islamic Ekonomic Festival (IEFest), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin,
Banten, 26-29 September 2017.
Tambahan:
Kabar terbaru
yang didapat penulis, dari Fawas Ainur Rafiq, delegasi kita membawa pulang
piala, memperoleh juara ketiga dalam lomba esai tersebut. Selamat dan sukses
selalu.
Yogyakarta,
29 September 2017
Perkuat Tali Persaudaraan, Warga
Ekuilibrium Bersilaturahmi ke Dusun Koripan Dan Kentingan
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Minggu, (29/10), Warga PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia)Ekuilibrium yang dinahkodai BSOR Kompas bersama-sama bersilaturahmi
berkunjung ke Desa Pengabdian yaitu Dusun Koripan dan Kentingan.
Dalam wawancara eksklusif kami, melalui panggilan vidio
via whatshapp, kepada Rizalu Afifurrahman, selaku Koordinator BSOR Kompas,
mengatakan bahwa” kegiatan ini tiada tujuan selain memperkuat tali silaturahim.
Pertama kami BSOR kOMPAS berkordinasi dengan tokoh warga dan pemuda setempat.
Pak Dukuh, Pak Rt, Mbak Devi, Mbak Anis, Mas Supri dan kawan kwan pemuda yang
lain berkenan menerima kami warga PMII Ekuilibrium, karena le bar PKD,
belum ketemu. Kebetulan kami baru bisa mengabdi sedikit, berupa tas, ya, moga
moga dapat bermanfaat untuk adik adik semua disini”
Kegiatan ini juga disambut meriah oleh adik-adik Dusun Koripan dan
Ketingan. Begitu juga oleh warga setempat, kegiatan ini direpon posistif. Warga
berpesan “kegitan ini dan kemarin (Pelatihan Kader Dasar) kalau bisa diadakan
setiap tahun di Dusun ini, kami akan sangat senang, karena ini bermanfaat dan
masyarakat mendukung penuh” ungkap Bapak Yono.
Yogyakarta, 30 Oktober 2017
Akhir Pekan, Diba’an
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Sabtu, (21/10) dalam rangka menyongsong datangnya Hari
Santri Minggu (22/10), warga PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)
Rayon Ekuilibrium menggelar diba’an.
Dimulai dengan meng-khatam-kan al-Qur’an
bersama-sama, dilanjut dengan pembacaan tahlil, diba’an kali ini
terasa begitu lain. Hadir pada acara tersebut Pembina PMII Ekuilibrium Bapak
Ibi Satibi, yang sekaligus berkenan memimpin jalannya do’a.
Dalam pengantarnya Bapak Ibi Satibi memberikan wejangan,
terkait tata cara pembacaan al-Qur’an bi an-Nadhar (membaca dengan
melihat mushaf, sumber: www.nu.or.id) yang nanti akan dilakukan
bersama-sama. Pertama, dalam bentuk penghormatan sebagai seorang santri (murid)
perlunya menghadiahkan al-Fatihah kepada guru-guru kita, orang tua, serta saudara-saudara
yang telah mendahului kita, karena hal ini tidaklah lepas dari proses transfer
ilmu dan hubungan antara santri dengan guru. Semoga arwahnya ditempatkan pada
tempat yang layak dan diampuni segala dosanya.
Kedua, ketika masing-masing dari kita telah menyelesaikan juz
yang telah dibagi, sedangan masih ada teman yang lain belum selesai
merampungkan, seyogyanya kita lanjutkan dengan membaca Shalawat Nariyah,
sembari menunggu teman yang lain ikut menyelesaikan.
Masrur Ainun Najih, selaku Koordinator Kaderisasi, sekaligus mewakili
segenap Pengurus Rayon, meminta maaf jika dalam penyambutan, hidangan dan
lain-lain terdapat kekurangan. Semoga dari sini harapan, cita-cita kita bersama
dapat terkabul. Aamin.
Yogyakarta, 30
Oktober 2017
Rapat Besar Golden Korp, Alfie: Ini
Adalah Forum Keluarga!
Oleh: Wisnu Maulana
Yusuf
Persiapkan deklarasi kelahiran Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia, Korp Golden Rayon Ekuilibrium Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam mengadakan agenda rapat besar di Rayon Ekuilibrium(21/10/2017).
“Dengan adanya rapat ini, diharapkan terjalin kebersamaan dan
kesadaran kalau kita memang keluarga. Kita sebagai pewaris mandat-mandat kader
lama terus terikat dan semakin kompak” Ucap ketua korps Golden Alfie Munady.
Lain halnya dengan ketua rayon Ekuilibrium Hairiza Satia “Rapat deklarasi
merupakan wadah untuk menampung gagasan korp Golden khususnya pada bakat-bakat
yang mereka miliki. Sebab, bakat mereka akan menjadi ajang expo pentas seni
diacara deklarasi mendatang”.
Meski keduanya berbeda pandang. Tetapi hal itu menjadi satu
kesatuan yang sangat baik. Yakni, menampung gagasan setiap kader menjadi
semakin hangat. Karena, adanya sifat kebersamaan dan kekeluargaan. Selain itu,
perbedaan-perbedaan itulah yang menjadi warna dalam bingkai keindahan.
Udara panas sangat menyengat, kendati demikian tidak menjadi
hambatan untuk berlangsungnya rapat besar ini. Faktanya, acara yang dipimpin
oleh ketua deklarasi Alvyn Izzy berjalan dengan khidmat penuh kehangatan. Hal
itu terlihat dengan antusiasnya 57 dari 155 kader yang hadir dalam menanggapi
setiap pembahasan.
Rapat besar deklarasi dilaksanakan di rayon Ekuilibrium
dengan maksud untuk pembinaan dari pengurus rayon terhadap kader muda Korps
Golden. Dengan itu, rapat menjadi semakin berisi dan matang. Deklarasi ini juga
merupakan agenda tahunan rayon Ekuilibrium dan harapannya menjadi sejarah manis
untuk dikenang dimasa depan.
Yogyakarta,
30 Oktober
Jangan Lewatkan Nanti Malam, Mega
Pentas Golden
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Setelah siang tadi mendeklarasikan diri, menyatakan bahwa
telah lahir dari rahim PMII Ekuilibrium yaitu Korp Golden, dengan mengangkat
tema “Mewujudkan Jiwa Pemuda
sebagai Navigator Bangsa”, Golden melanjutkan pergerakannya dengan
menggelar Mega Pentas Seni di Depan Poli Klinik UIN Sunan Kalijaga, nanti malam
Ba’da Isya (08/11/2017).
Dalam wawancara penulis melalui panggilan via whatshapp
kepada Ketua Panitia Deklarasi Korp Golden, Sahabat Izzy, ia membenarkan dan
mengajak penuh seluruh masyarakat UIN dan sekitarnya, khususnya Warga PMII
untuk ikut hadir menyaksikan hiburan ini “iya mas, jadi acara ini sebetulnya
karena untuk mewadahi bakat-bakat yang ada dari sahabat-sahabat golden, dan
dalam rangka menghibur juga masyarakat UIN dan sekitarnya, lebih lebih pada
masyarakat PMII khususnya, untuk turut bersama menyaksikan dan meramaikan hiburan
sederhana ini”
Telah dipersiapakan pentas nanti malam Spesial
Performance: Paduan Suara, Drama, Tari Tradisional & Modern, Band,
Musikalisasi Puisi, turut hadir juga Nurussabab, Ring Woloe Reggae, New Kamaru,
Rumah kosong, dan Emon & Friends.
Dalam penutupnya, ketua panitia berharap, moga moga acara
nanti berjalan dengan meriah, lancar, tertib, tidak ada kendala, dan dapat
menghibur seluruh masyarakat sekitar.
Yogyakarta, 8
November 2017
Menuju Rayon yang Lebih Baik, PMII
Ekuilibrium Menggelar Sekolah Administrasi
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Minggu, (05/11/2017) bertempat di Graha
Pandawa, Balai Kota Yogyakarta, PMII Ekuilibrium menggelar sekolah
administrasi. Pada acara tersebut berkesempatan hadir memberikan materi,
Sekertaris Jendral (Sekjen) PMII Cabang Yogyakarta, Rizky Ramadhan. Serta Wakil
Sekretaris Jendral (Sekjen) Bidang Politik, Advokasi, dan Kebijakan Publik
Pengurus Besar (PB) PMII, Agus Baha’udin.
Ketua Panitia, Ahmad Rifaldi, dalam pengantarnya meminta maaf
“jika dalam kami mempersiapkan tempat dan segala fasilitas pada kesempatan kali
ini sangat kurang, kami selaku panitia meminta maaf yang sebesar-besarnya.
Moga-moga fasilitas yang terkesan sederhana ini, dapat membuat warga yang hadir
menjadi nyaman”
Hal tersebut ditanggapi langsung oleh Ketua Rayon PMII
Ekuilibrium, Hairiza Satia “kepada seluruh warga, lebih khususnya panitia yang
telah menyelenggarakan acara ini, kami mewakili pengurus berterimkasih yang
sebanyak-banyaknya, fasilitas yang diberikan sudah begitu joss, tidak kurang”
Dalam penutupnya, Hairiza Satia memberikan pesan, bahwa setelah sekolah
administrasi ini, diharapkan kita sebagai kader PMII Ekuilibrium menjadi lebih
paham dan sadar administrasi, sehingga dapat membawa rayon lebih maju dan baik
ke depan, karena Manajemen Organisasi dan Manajemen Administrasi bagaikan 2
sayap burung garuda yang terbang beriringan dan saling membutuhkan.
Yogyakarta,
13 November 2017
Sekolah Koperasi, Munculkan Panitia
Usaha
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Minggu (25/02/2018) PMII Rayon Ekuilibrium, yang difasilitasi
oleh BSOR Koperasi Aswaja, gelar Sekolah Koperasi di Omah PMII, dengan
mengangkat tema “Menumbuhkan Semangat Wirausaha Dengan Koperasi Aswaja)
telah memunculkan Panitia Usaha.
Terbentuknya Panitia Usaha ini, yang kemudian dikepalai oleh
Sariani (Korp Golden) bersepakat untuk membidangi sebuah usaha minuman
bermetodekan Kantin Rayon, dengan produk minuman unggulannya yaitu Coklat
Panas, yang waktu dan tempatnya sedang digodok.
Perlu diketahui juga bahwa pada kegiatan Sekolah Koperasi
kemarin, terdapat 2 materi pokok, yaitu, Materi Perkoperasian, yang berkenan
memaparkannya ialah Mas Warsis (Manager PERSAHINDO, Owner Mawardi Group)
dan Materi Koperasi Aswaja yang dipaparkan langsung oleh Koordinator BSOR
Koperasi Aswaja, Muhammad Fauzan ash-Shiddiq Lubis.
Ketua Panitia Zuka Nisyfiqi, yang diwakili oleh Rouf Rozin mewakili
seluruh panitia dalam pengantarnya berharap, semoga dengan Sekolah Koperasi ini
tumbuh mengakar semangat berwirausaha pada seluruh kader PMII Ekuilibrium
Khususnya, Umumnya seluruh kader PMII sekalian.
Yogyakarta, 26 Februari 2018
Dirindukan, Shalawat Nabi
Didendangkan
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Jumat, (02/03/2018), difasilitasi oleh
Departement Kaderisasi, Warga PMII Rayon Ekuilibrium dendangkan bacaan shalawat
nabi, yang termaktub dalam kitab Mauilid Diba’, karya Aburrahman
ad-Diba’i, bersama Nurussabab, berlangsung dengan khidmat.
Hadir dalam pembacaan shalawat tersebut, Pembina PMII Rayon
Ekuilibrium, Bapak Ibi Satibi berserta keluarga, yang selalu hadir dalam
membimbing kita, serta tak henti-hentinya memberikan kita nasehat dan semangat.
Moga moga beliau berserta keluarga selalu berada dalam rahmat Allah SWT. “siapapun
orangnya, yang terlibat dalam penguatan tradisi akademik dan keagamaan,
terlepas lokus itu di kampus, di pesantren, ataupun juga di sekitar kehidupan
PMII, maka Allah akan memberikan kemudahan menuju kebaikan” begitulah
pesan beliau dalam pengantarnya.
Tidak lupa, perlu diketahui juga, bahwa besok 5 hari ke depan, tanggal
10-11/02/2018, Nurussabab, akan mengikuti lomba hadroh, di Pleret, Bantul. Mari
kita berdoa untuk keluarga kita. Moga-moga kita satu sama lain selalu diberikan
kesehatan dan kemudahan, menjelang perform nanti. Aamin.
Yogyakarta,
4 Maret 2018
BAB 11
NOTULENSI
Tranrformation of Finance to Fintech
Oleh:
Siti Ambarwati
Notulen:
Yahya Yoga Budiman
Pada diskusi kemarin,
Siti Ambarwati (biasa dipanggil Mbak Ambar) memulainya dengan
menggambarkan bagaimana embiro Fintech ini telah muncul sejak tahun 1960 dengan
dimulainya ATM (Automated Teller Machine) di Texas, kemudian pada tahun
1980, sistim “online bank” muncul dan baru pada tahun 2000an,
Fintech mulai terlihat.
Perusahaan yang memulai
model keuangan berbasis teknologi pertama kali ialah Zopa,
perusahaan asal Inggris yang mengibarkan sayapnya di industri ini pada tahun
2004.
Perlu diketahui,
ternyata fintech yang bergerak dalam industri keuangan ini, ternyata tidak
lahir atas rahim perusahaan keuangan. Justru perusahaan yang notabene adalah
non financial, yang pertama kali menggagasnya. Kita bisa melihat, bagaimana
Facebook bergelut dengan Massengger-nya. Ali Baba dengan Ali
Pay-nya. Amazon dengan Student Loand-nya. Dan masih banyak lagi
yang lain, kita bisa memperdalamnya lagi.
Diberitakan dari
laman Kominfo.go.id, di sana dikatakan bahwa, Indonesia menduduki
peringkat 6 konsumsi internet terbesar di dunia. Jumlahnya sejak tahun 2013
hingga akhir 2017 kian meningkat, tak pernah turun.
Pada tahun 2013
pengguna internet tercatat (72,8 juta jiwa), 2014 (83,7 juta jiwa),
2015 (93,4 juta jiwa), 2016 (102,8 juta jiwa), 2017 (112,6
juta jiwa) dan tahun 2018 diperkirakan mencapai (123 juta jiwa).
Sedang penggunaan fintech di Indonesia dari 6 sempel bank yang diambil hanya (5,7
juta jiwa). Masih besar betul potensinya.
Di Indonesia lagi, pada
tahun 2015, tercatat ada 216 Perusahaan berbasis Financial Technologi,
32 terdaftar di OJK , 36 sedang dalam tahap pendaftaran, dan sisanya belum
jelas statusnya. Perusahaan berbasis Fintech yang pertama kali terdaftar adalah
Dana Mas.
Pada tahun 2017,
perusahaan dengan berbasis Fintech ini berkembang sangat
pesat, tercata ada 360 perusahaan. Dalam wadah pengembangannya, OJK
(Otoritas Jasa Keuangan) telah membentuk Forum Pakar Fintech yang
hadir untuk memastikan dan memfasilitasi terciptanya koordinasi antar lembaga,
kementrian, dan pihak-pihak terkait dengan pelaku Star-Up Fintech,
dapat berjalan dengan lancar, konsisten, dan konstruktif.
Yogyakarta,
3 Maret 2018
Akuntansi Dasar
Oleh:
Muhammad Nur Najhan
Notulen:
Yahya Yoga Budiman
Dalam praktik akuntansi, sebetulnya ada 4 cara kerja
akuntansi
- Pencatatan
- Pengklasifikasian
- Pengelompokan
- Penyajian
Cara kerja ini, sebelum bekerja, diambilkan
sebuah patokan umum atau sering disebut dengan persamaan
dasar
D
K
Aktiva+Beban = Hutang+Modal+Pendapatan
Dari persamaan di atas, dapat dimulai siklus
akuntansinya
- Jurnal
Umum, untuk mencatat semua bukti transaksi
(pencatatan dan pengklasifikasian)
- Buku
Besar (pengelompokan)
- Neraca
Saldo
- Jurnal
Penyesuaian, untuk memperbaiki ketika salah
pencatatan/belum tercatat
- Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian
- Neraca
Lajur, laporan laba rugi (hanya ada 2 akun:
pendapatan dan beban) dan laporan perubahan modal
- Jurnal
Penutup
- Neraca
saldo setelah penutup
Soal
- Tanggal
1, pak andi meninvestasikan uang tunai 15 juta dalam perusahaan
- Tangal
5, dibeli peralatan kantor sebesar 3 juta secara tunai
- Tanggal
7, membayar sewa gedung selama satu bulan sebesar 500ribu
- Tanggal
8, membeli perlengkapan kantor secara kredit seharga 2 juta
- Tangal
10, menerima pembayaran atas jasa memperbaiki 5 juta
Jawab
Tanggal
|
Nama Akun
|
Debit
|
Kredit
|
|
1
|
Kas
|
15.000.000
|
||
Modal
|
15.000.000
|
|||
5
|
Peralatan
|
3.000.000
|
||
Kas
|
3.000.000
|
|||
7
|
Beban sewa
|
500.000
|
||
Kas
|
500.000
|
|||
8
|
Perlengkapan
|
2.000.000
|
||
Utang
|
2.000.000
|
|||
10
|
Kas
|
5.000.000
|
||
Pendapatan
|
5.000.000
|
|||
Yogyakarta, 28
Februari 2018
Aset
Digital: Cryptocurency dan Masa Depan Indonesia
Oleh:
M Humam Akbar
Notulen:
Yahya Yoga Budiman
Menurut definisi yang dijabarkan oleh National Digital Research Centre (NDRC), FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi
di bidang jasa finansial.
Kata FinTech sendiri berasal dari kata financial dan technology
yang mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern.
Konsep FinTech yang mengadaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan
dengan bidang finansial diharapkan bisa menghadirkan proses transaksi keuangan
yang lebih praktis, aman serta modern. Ada banyak hal yang bisa dikategorikan
ke dalam bidang FinTech, diantaranya adalah proses pembayaran, transfer, jual beli saham, proses peminjaman uang secara peer to peer dan masih
banyak lagi. Begitulah M. Humam Akbar mengawali dengan
memberikan pengantar diskusi Sabtu, 17 Maret 2018 bertempat di Rayon PMII
Ekuilibrium.
Mengenai aset digital
mas humam menggambarkan misalnya disebutkannya portal berita (detik,
kompas,dl), market place (tokopedia, olx, dll), mobile app, startup – gojek,
grab, airy rooms dan lain sebagainya.
Kemudian mengenai
cryptocurenncy menurut mas humam Cryptocurrency adalah mata uang digital desentralisasi dan dikelola oleh
jaringan teknologi peer-to-peer. Pelaksanaannya tergantung pada prinsip-prinsip
kriptografi (dalam bahasa Yunani
artinya tersembunyi) untuk memvalidasi transaksi dan generasi mata uang itu sendiri, atau bisa di sebut dalam
arti lain suatu bentuk mata uang yang berdasakan perhitungan matematika, tidak
seperti mata uang kertas atau coin logam, yang di cetak. Cryptocurrency di
produksi dengan memecahkan soal-soal matematika berdasarkan kriptografi.Semua
cryptocurrency adalah mata uang alternatif karena tidak ada negara yang
mengadopsinya, sebagai alternatif mata uang fiat. karena itu nilainya tidak
dapat di pengaruhi atau terjadi inflasi di sebabkan oleh bank central, Nilainya
di tentukan oleh peminat, penawaran dan permintaan di pasar seperti sama halnya
dengan emas atau logam mulia lainnya.
Mas humam menambahkan,
keberadaan mata uang crypto merupakan fenomena "pergeseran paradigma"
bersejarah dalam mata uang. Setelah orang menyadari manfaatnya, mereka akan
“beralih” menggunakan mata uang kripto dan “berhenti” menggunakan
mata uang fiat sedapat mungkin.
Namun
dari diskusi ini, dalam kesimpulan diakui bahwa konsep mata uang digital
mempunyai sisi positif dan negatifnya. Kemudahan dan kecepatan dalam
bertransaksi menjadi sisi positifnya ditambah lagi harga uang digital masing
sangat potensial menguntungkan. Akan tetapi jika beragam uang digital ini
hadir, sedang penggunaannya dan peredarannya hanya pada lingkup mata uang yang
sama. Maka ketimpangan ekonomi yang besar akan terus menjadi besar, karena
setiap mata uang digital yang diluncurkan satu sama lain tidak sama harganya
dan dari server yang berbeda. Hal ini juga sifatnya sangat tersembunyi, hanya
yang berada dalam server tersebut yang dapat bertransi juga satu sama lain dan
satu orang lagi yaitu penciptanya yang tidak diketahui secara pasti. Konon ia
hanya menyebarkan diinternet kemudian digunakan oleh orang umum.
Yogyakarta,
17 Maret 2018
SYAWALAN
Oleh: Khoirunnisa Puspita Sari
Syawalan Bersama
Sahabat Rayon Ekuilibrium FEBI UIN Sunan Kalijaga
Tema “Memperkuat Ukhuwah Silaturahmi Menuju Rayon Ekuilibrium yang Inovatif dan Produktif dalam Membangun Arah Gerakan”
Tema “Memperkuat Ukhuwah Silaturahmi Menuju Rayon Ekuilibrium yang Inovatif dan Produktif dalam Membangun Arah Gerakan”
Moderator: AlHafidz
Wahyudi
Pemateri:
1. Shofiyullah Muzammil
2. Ibi Satibi
3. Yazid Affandi
Pemateri:
1. Shofiyullah Muzammil
2. Ibi Satibi
3. Yazid Affandi
A. Kesempatan untuk
berkembang cukup terbatasi karena kurikulum KKNI, tanggapan pak Shofi?
Bagaimana menyeimbangkan aktivitas organisasi dan perkuliahan?
Mahasiswa harus aktif,
justru mereka yang aktif mereka yang dianggap punya kemampuan yang lebih di
atas standar. Saya ingin PMII ekuilibrium menjadi role model bagi fakultas
lainnya dan itu sudah diakui oleh fakultas lain. Hal itu harus dipertahankan.
Harus ada perubahan yang baik, perilaku dan habitualnya harus jadi contoh.
Harus kreatif sehingga
menjadi produktif. Kata kuncinya tinggalkan halhal yang tidak baik dan bangun
yang lebih baik lagi sehingga bisa menjadi role model.
Konteks PMII, ayok kita
bangun attitude yang baru. Contohnya memanusiakan kaderkadernya. Database
anggota dan database senior yang baik, sehingga kita bisa mengetahui kekuatan
kita seperti apa. Kedua, buat program yang kreatif dan produktif.
B. Ibi Satibi
Ada 3 atau 4 kata yang selalu berdekatan dengan mahasiswa:
Ada 3 atau 4 kata yang selalu berdekatan dengan mahasiswa:
1. ...............
2. akademisi
3. sarjana
4. intelektual
2. akademisi
3. sarjana
4. intelektual
1. tantangan dan peluang
dalam konteks global
2. tantangan dan peluang dalam konteks nasional
3. tantangan dan peluang dalam konteks Jogja dan UIN
4. apa yang harus kita lakukan
2. tantangan dan peluang dalam konteks nasional
3. tantangan dan peluang dalam konteks Jogja dan UIN
4. apa yang harus kita lakukan
TANTANGAN DAN PELUANG
KONTEKS GLOBAL
1. islam menjadi pemain sekaligus sasaran.
2. Fundamentalisme dan religious aktifis. Agama selalu menjadi rumput yang bergoyang, bisa ditafsirkan sesuai dengan orang yang menafsirkan
3. Kapitalisme dan korporasi adidaya. Minyak sebagai symbol ekonomi global dan land sebagai kolonisasi.
1. islam menjadi pemain sekaligus sasaran.
2. Fundamentalisme dan religious aktifis. Agama selalu menjadi rumput yang bergoyang, bisa ditafsirkan sesuai dengan orang yang menafsirkan
3. Kapitalisme dan korporasi adidaya. Minyak sebagai symbol ekonomi global dan land sebagai kolonisasi.
TANTANGAN DAN PELUANG
KONTEKS NASIONAL
1. Agama menjadi disintegrasi sosial. Orang orang nahdhiyin menjadi semacam boneka yang tidak mengikuti titahnya.
2. Pertarungan islam fundamentalis dan liberal. Islam sendiri itu moderat.
3. Kapitalisasi SDA.
4. Parpol pemerintah dan non pemerintah. Ini akan berpengaruh terhadap regulasi pemerintah.dalam artian regulasi akan mudah berubah.
5. Disintegrasi sosial politik yang menghantui.
1. Agama menjadi disintegrasi sosial. Orang orang nahdhiyin menjadi semacam boneka yang tidak mengikuti titahnya.
2. Pertarungan islam fundamentalis dan liberal. Islam sendiri itu moderat.
3. Kapitalisasi SDA.
4. Parpol pemerintah dan non pemerintah. Ini akan berpengaruh terhadap regulasi pemerintah.dalam artian regulasi akan mudah berubah.
5. Disintegrasi sosial politik yang menghantui.
TANTANGAN DAN PELUANG
KONTEKS JOGJA
1. PMII tidak dapat dipisahkan dari akar gerakan Nasional. Akan menjadi progresif jika belajar dari awal dulu.
2. Tradisi akademik yang kuat.
3. Status istimewa Jogja.
4. Kerukunan agama dan kultur sosial yang kuat.
5. Di UIN ada banyak organ kemahasiswaan termasuk KMNI. Kita kesatuan dalam keragaman tapi kita juga beragam dalam kesatuan.
1. PMII tidak dapat dipisahkan dari akar gerakan Nasional. Akan menjadi progresif jika belajar dari awal dulu.
2. Tradisi akademik yang kuat.
3. Status istimewa Jogja.
4. Kerukunan agama dan kultur sosial yang kuat.
5. Di UIN ada banyak organ kemahasiswaan termasuk KMNI. Kita kesatuan dalam keragaman tapi kita juga beragam dalam kesatuan.
Ada tawaran yang
diberikan
1. Kita berada dalam keberagaman tapi punya kamandirian sikap.
2. Kta menganggap kita benar tapi berpotensi salah, begitu juga orang lain. Artinya ada relativitas.
3. Probabilitas pancasila dan NKRI.
4. Harus bisa meletakkan islam sebagai sumber gerakan.
1. Kita berada dalam keberagaman tapi punya kamandirian sikap.
2. Kta menganggap kita benar tapi berpotensi salah, begitu juga orang lain. Artinya ada relativitas.
3. Probabilitas pancasila dan NKRI.
4. Harus bisa meletakkan islam sebagai sumber gerakan.
C. Yazid Affandi
Potensi kader FEBI ?
1. Input anak2 FEBI di atas yang lain, nyatanya PMII FEBI mendapat apresiasi dari Ketua cabang.
2. Pada aspek intelektualitas juga terlihat.
1. Input anak2 FEBI di atas yang lain, nyatanya PMII FEBI mendapat apresiasi dari Ketua cabang.
2. Pada aspek intelektualitas juga terlihat.
Persoalannya adalah
menyeimbangkan organisasi dan kuliah. Ketika punya potensi namun tidak bisa
mengembangkan juga bisa bubar nanti.
Gerakan mahasiswa harus memilih 2 hal, karena gerakan mahasiswa bukan terlahir di rung hampa, ada perkembangan zaman yang harus diperhatikan:
1. Realis kritis, mengikuti ritme tapi harus kritis dan realistis juga. Harus punya daya kekuatan yang lebih. Strategi yang tepat dan cocok saat ini adalah realis kritis.
2. Radikal revolusioner, tepat pada masa 98, ,74. Namun kita harus menganalisis tepat atau tidak jika diterapkan saat ini.
Kurikulum KKNI merupakan sebuah keniscayaan. KKNI sebetulnya mendorong mahasiswa untuk lebih kritis.
Gerakan mahasiswa harus memilih 2 hal, karena gerakan mahasiswa bukan terlahir di rung hampa, ada perkembangan zaman yang harus diperhatikan:
1. Realis kritis, mengikuti ritme tapi harus kritis dan realistis juga. Harus punya daya kekuatan yang lebih. Strategi yang tepat dan cocok saat ini adalah realis kritis.
2. Radikal revolusioner, tepat pada masa 98, ,74. Namun kita harus menganalisis tepat atau tidak jika diterapkan saat ini.
Kurikulum KKNI merupakan sebuah keniscayaan. KKNI sebetulnya mendorong mahasiswa untuk lebih kritis.
D. Mas warsis
Berbisnis itu dikatakan sulit makanya tidak semua orang mampu berbisnis. Saat ini, yang berkembang adalah media sosial, maka itu harus dimanfaatkan dengan baik. Disamping menguasaiu tiu, produk yang dijual juga harus dikehendaki untuk dicari.
Berbisnis itu dikatakan sulit makanya tidak semua orang mampu berbisnis. Saat ini, yang berkembang adalah media sosial, maka itu harus dimanfaatkan dengan baik. Disamping menguasaiu tiu, produk yang dijual juga harus dikehendaki untuk dicari.
Maguwoharjo,
22 Juli 2017
BAB I11
PUISI
Tahun Kegelapan
Oleh: Solekhan
Selamat datang di
tahun kegelapan
Dimana aspirasi justru diintimidasi
Selamat datang di tahun kegelapan
Dimana sebuah aksi menghasilkan luapan emosi
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala SK Dirjen merenggut kebebasan
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala prioritas hanya untuk orang atas
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala teriakan dan nyayian dibungkam
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala sang singa dicabut giginya namun tetap
Dipaksa mengaung
Selamat datang di tahun kegelapan
Selamat datang selamat datang
Tak kurasa jika akhirnya akan sama
Kekuasaan yang tercabut atas nama perubahan
Membuat tanpa melihat
Membentuk tanpa toleransi
Uh… sebal melanda hak yang tercoreng
Dengan keputusan yang membabi buta
Bergerak kita mengikuti alur
Bersama kami rombak
Tipuan yang diberikan
Tak ada kata lain
Bangkit
Dan lawan
Dimana aspirasi justru diintimidasi
Selamat datang di tahun kegelapan
Dimana sebuah aksi menghasilkan luapan emosi
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala SK Dirjen merenggut kebebasan
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala prioritas hanya untuk orang atas
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala teriakan dan nyayian dibungkam
Selamat datang di tahun kegelapan
Manakala sang singa dicabut giginya namun tetap
Dipaksa mengaung
Selamat datang di tahun kegelapan
Selamat datang selamat datang
Tak kurasa jika akhirnya akan sama
Kekuasaan yang tercabut atas nama perubahan
Membuat tanpa melihat
Membentuk tanpa toleransi
Uh… sebal melanda hak yang tercoreng
Dengan keputusan yang membabi buta
Bergerak kita mengikuti alur
Bersama kami rombak
Tipuan yang diberikan
Tak ada kata lain
Bangkit
Dan lawan
Yogyakarta, 5 Agustus
2017
Senyum Madumu
Oleh: Yahya Yoga
Budiman
Terkadang kubingung
dengan pola pikirku
Yang selalu berdebat tentang dirimu wahai mutiara
Atau mungkin hatiku yang berlinang
Namun senyum madumu yang terkenang
Bukan opini kau luluhkan qolbuku
Bukan juga opini kau membekukannya
Ya Allah pencipta perasaan
Jika berkenan berikanlah aku angin surga
Hingga otakku memberi nasehat pada qolbuku milik siapa mutiara
Yang selalu berdebat tentang dirimu wahai mutiara
Atau mungkin hatiku yang berlinang
Namun senyum madumu yang terkenang
Bukan opini kau luluhkan qolbuku
Bukan juga opini kau membekukannya
Ya Allah pencipta perasaan
Jika berkenan berikanlah aku angin surga
Hingga otakku memberi nasehat pada qolbuku milik siapa mutiara
Terkadang aku juga
melihat suara sendu tulisanmu
Yang kau kirimkan dalam dinding mayamu
Yang terkadang juga membuatku ingin berjumpa denganmu
Sekedar untuk menahan air asin yang kau jatuhkan pada senyum madumu
Yang kau kirimkan dalam dinding mayamu
Yang terkadang juga membuatku ingin berjumpa denganmu
Sekedar untuk menahan air asin yang kau jatuhkan pada senyum madumu
Mutiara jikalau saja
kau tahu
Semua isi lagu yang kukirimkan dalam medsosku
Adalah suara hatiku yang berbulan-bulan menggalau pasca kau tinggalkan
Namun ada satu hal yang membuatku sempat tersenyum
ketika tukang becak atau mungkin mas mas ojek
memberitahu bahwa ada polisi di depan
ekspresimu tingkahmu hahahaha
ya sudahlah
Itu hanya sekilas tawa yang kau tutup dengan salam hangatmu
pemberhentian kabarmu dan pesan elektronikku yang tak kau balas walau satu titikpun
Semua isi lagu yang kukirimkan dalam medsosku
Adalah suara hatiku yang berbulan-bulan menggalau pasca kau tinggalkan
Namun ada satu hal yang membuatku sempat tersenyum
ketika tukang becak atau mungkin mas mas ojek
memberitahu bahwa ada polisi di depan
ekspresimu tingkahmu hahahaha
ya sudahlah
Itu hanya sekilas tawa yang kau tutup dengan salam hangatmu
pemberhentian kabarmu dan pesan elektronikku yang tak kau balas walau satu titikpun
Yogyakarta, 5 Agustus
2017
Pelupa adalah bentuk
kebebasan
Oleh: Hairiza Satia
Oh tuhan
jadikanlah aku mangsa dari
seekor singa.
Sebelum engkau membuat
kelinci menjadi mangsaku.
Peringatan adalah bentuk pertemuan
pelupa adalah bentuk kebebasan.
jadikanlah aku mangsa dari
seekor singa.
Sebelum engkau membuat
kelinci menjadi mangsaku.
Peringatan adalah bentuk pertemuan
pelupa adalah bentuk kebebasan.
Aku mengukur waktu
sesuai dengan pergerakan matahari
dan mereka mengukur waktu dengan mesin kecil
dikantung saku pakaian dan celana mereka.
sekarang katakana padaku, bagaimana mungkin
kita pernah bertemu ditempat yang sama
dan waktu yang sama.
dan mereka mengukur waktu dengan mesin kecil
dikantung saku pakaian dan celana mereka.
sekarang katakana padaku, bagaimana mungkin
kita pernah bertemu ditempat yang sama
dan waktu yang sama.
Ruang – ruang antara
bumi dan matahri
adalah ruang untuk orang agar bisa melihat
kebawah dari jendela galaksi bima sakti.
adalah ruang untuk orang agar bisa melihat
kebawah dari jendela galaksi bima sakti.
Kemanusiaan adalah
sebuah sungai
yang seperti cahaya berjalan dari kekekalan
sampai kebinasaan.
yang seperti cahaya berjalan dari kekekalan
sampai kebinasaan.
Jangan roh-roh yang
tinggal didiri orang
iri hatinya akan terasa sakitnya . . . ?
Dalam perjalanan kekota suci aku
bertemu peziarah lain dan saya bertanya
iri hatinya akan terasa sakitnya . . . ?
Dalam perjalanan kekota suci aku
bertemu peziarah lain dan saya bertanya
“apakah ini memang
cara kekota suci” . . . ???
“Ikuti aku, dan anda
akan mencapai
kota suci dalam sehari dan semalam”
Dan aku mengikutinya, dan kami berjalan
berhari-hari dan banyak malam, namun kami
tidak mencapai kota suci.
kota suci dalam sehari dan semalam”
Dan aku mengikutinya, dan kami berjalan
berhari-hari dan banyak malam, namun kami
tidak mencapai kota suci.
Dan apa yang
mengejutkan saya .. ??
tiba-tiba saja dia menjadi marah padaku
karna dia telah menyesatkan aku..
aneh sekali dia.
tiba-tiba saja dia menjadi marah padaku
karna dia telah menyesatkan aku..
aneh sekali dia.
Seseorang tidak akan
dapat mencapai batas fajar
jika dia meyimpan mimpinya dengan jalan
sepanjang malam.
jika dia meyimpan mimpinya dengan jalan
sepanjang malam.
Hingga akhirnya aku
terjaga dari mimpi
dan bergegas merapikan diri
menempuh perjalanan jauh.
dan bergegas merapikan diri
menempuh perjalanan jauh.
“ Aku tidak punya
masa lalu dan
masa depan jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan
jika aku pergi kesana, akan ada juga
yang aku tinggalkan. Hanya cinta
dan kematian yang akan mengubah
segela sesuatu”.
masa depan jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan
jika aku pergi kesana, akan ada juga
yang aku tinggalkan. Hanya cinta
dan kematian yang akan mengubah
segela sesuatu”.
Namun rumahku berkata
padaku :
Jangan tinggalkan
aku, karna disini
telah tertinggal masa lalumu..
Dan berjalan berkata padaku
Datang dan ikuti aku,
karna aku masa depanmu
telah tertinggal masa lalumu..
Dan berjalan berkata padaku
Datang dan ikuti aku,
karna aku masa depanmu
Aku dilanda
kebingungan dan berpikir
sejenak, rumah menahanku..
tetapi jalan mengajaku..
dan akhirnya aku berkata kepada
keduanya.. rumah dan jalan
sejenak, rumah menahanku..
tetapi jalan mengajaku..
dan akhirnya aku berkata kepada
keduanya.. rumah dan jalan
“Aku tidak punya masa
lalu dan
juga masa depan, jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan jika
aku pergi kesana, aka nada juga yang aku
tinggalkan.
juga masa depan, jika aku tinggal disini
akan ada yang aku tinggalkan. Dan jika
aku pergi kesana, aka nada juga yang aku
tinggalkan.
Hanya cinta, dan
kematian yang akan
mengubah segala sesuatu”
Bagaimana saya bisa kehilangan iman
dalam keadilan hidup, ketika mimpi orang-orang
yang tidur diatas bulu tidak lebih indah dari
mimpi-mimpi mereka yang tidur di atas permadani ..??
Aneh ..
mengubah segala sesuatu”
Bagaimana saya bisa kehilangan iman
dalam keadilan hidup, ketika mimpi orang-orang
yang tidur diatas bulu tidak lebih indah dari
mimpi-mimpi mereka yang tidur di atas permadani ..??
Aneh ..
Keinginan untuk
kesenangan tertentu
adalah bagian dari penderitaan ..
adalah bagian dari penderitaan ..
Yogyakarta, 10
Agustus 2017
Kata API
Oleh: Wisnu Maulana
Yusuf
Untuk apa berlari
dalam kelam?
Sedang kabut pun semakin temaram
Cobalah sesaat berdiam
Nyalakan api pengusir balam
Sedang kabut pun semakin temaram
Cobalah sesaat berdiam
Nyalakan api pengusir balam
Tataplah sinar api
itu!
Lihatlah, mereka berseru!
“Aku ingin curhat padamu”
Lihatlah, mereka berseru!
“Aku ingin curhat padamu”
Kau pasti tau
fenomena saat ini
Banyak pemuda memperbaiki diri
Tapi, apakah kau sadar diri
Tujuanmu mendapatkan yang diingini
Banyak pemuda memperbaiki diri
Tapi, apakah kau sadar diri
Tujuanmu mendapatkan yang diingini
Kau berkata, Aku akan
memantaskan diri
Supaya mendapat jodoh terbaik disisi
Kau berkata, Aku akan menjaga diri
Supaya mendapat pasangan yang diingini
Supaya mendapat jodoh terbaik disisi
Kau berkata, Aku akan menjaga diri
Supaya mendapat pasangan yang diingini
Sungguh Alloh!
Kau pasti cemburu
Dengan kelakuan hamba-Mu
Akankah mereka sampai pada surga-Mu
Sedang jalannya telah keliru
Kau pasti cemburu
Dengan kelakuan hamba-Mu
Akankah mereka sampai pada surga-Mu
Sedang jalannya telah keliru
Ya Ilahi!
Kau adalah pemberi hidayah
Dan semoga selalu tercurah
Kau adalah pemilik denah
Semoga hidup mereka terarah
Kau adalah pemberi hidayah
Dan semoga selalu tercurah
Kau adalah pemilik denah
Semoga hidup mereka terarah
Hey kau!
Tataplah api itu!
Lihatlah, mereka mulai mengadu!
“Sebenarnya apa maumu?” Perhatikan kalimat ini!
Sungguh banyak hafalanmu
Sungguh giat ibadahmu
Namun, lihatlah story sosmedmu
Penuh dengan sikap pamermu
Tataplah api itu!
Lihatlah, mereka mulai mengadu!
“Sebenarnya apa maumu?” Perhatikan kalimat ini!
Sungguh banyak hafalanmu
Sungguh giat ibadahmu
Namun, lihatlah story sosmedmu
Penuh dengan sikap pamermu
Hey kau!
Acap kali kau berkata cinta
Hingga hatimu telah buta
Cintailah sekadar saja
Kecuali pada sang Pencipta
Acap kali kau berkata cinta
Hingga hatimu telah buta
Cintailah sekadar saja
Kecuali pada sang Pencipta
Hey kau!
Sering kudengar kau berkata harta
Hingga kau mengiblis dibuatnya
Apa kau takut miskin dunia?
Jika iya, kau buta karenanya
Sering kudengar kau berkata harta
Hingga kau mengiblis dibuatnya
Apa kau takut miskin dunia?
Jika iya, kau buta karenanya
Dengarkan nasihatku!
Bagaimana kau akan miskin!
Sedang engkau adalah hamba dari yang Maha Kaya!
Bagaimana kau akan miskin!
Sedang engkau adalah hamba dari yang Maha Kaya!
Hey kau!
Tataplah api itu
Dengarkan ucapannya
“Apa sebabnya kau berdusta?” Perhatikan kalimat ini!
Dusta memang menyelamatkan anda
Tapi, hanyalah sementara
Disaat semua terbuka
Kau akan hancur selamanya
Tataplah api itu
Dengarkan ucapannya
“Apa sebabnya kau berdusta?” Perhatikan kalimat ini!
Dusta memang menyelamatkan anda
Tapi, hanyalah sementara
Disaat semua terbuka
Kau akan hancur selamanya
Hey kau!
Kalimat ini bukanlah puisi
Bukan pula sajak berdiksi
Catatan ini hanya kata api
Yang berharap ridho Ilahi
Kalimat ini bukanlah puisi
Bukan pula sajak berdiksi
Catatan ini hanya kata api
Yang berharap ridho Ilahi
Yogyakarta, 20
Oktober 2017
Senandung Ayatmu
Oleh: Teguh Dwi
Pangesty
AyatMu berbicara
Melalui suara tak berbingar
Tertata, damai mendengar
Hingga tersadarkan hati yg mati
Haus akan sentuhan KalamMu
Melalui suara tak berbingar
Tertata, damai mendengar
Hingga tersadarkan hati yg mati
Haus akan sentuhan KalamMu
AyatMu berkata
Melalui Lidah pengharapan
Dia ingin jiwa bersimpuh
Melawan Dunia yg tak berkesudahan
Dengan Mengingat NamaMu
Melalui Lidah pengharapan
Dia ingin jiwa bersimpuh
Melawan Dunia yg tak berkesudahan
Dengan Mengingat NamaMu
Dan sekali lagi
AyatMu bergema
AyatMu bergema
Yogyakarta, 10
November 2017
Sahabatku Bertanya
Oleh: Ainun Firda
Saya mendengar
orang-orang bernyanyi
Bernyanyi dalam kesedihan
Yang dianiaya oleh zaman
Dihabisi oleh waktu
Diejek Oleh zaman
Bernyanyi dalam kesedihan
Yang dianiaya oleh zaman
Dihabisi oleh waktu
Diejek Oleh zaman
Kemulut pengacara
sahabatku bertanya
Oleh generasi komisi sahabatku
Dia telah mempersiapkan paradigma
Tetapi disela ia menggelak
Lebih memilih kontrak tertulis
Mesin besar ini nampak tak Berfungsi
Oleh generasi komisi sahabatku
Dia telah mempersiapkan paradigma
Tetapi disela ia menggelak
Lebih memilih kontrak tertulis
Mesin besar ini nampak tak Berfungsi
Ditanya ia diam
Lihatlah lidahnya berceceran bersarakan
Raut wajahnya menggeram-geram
Detak jantungnya semakin kencang
Dia tak lagi menggonggong
Tapi sedang bingung mencari alasan
Lihatlah lidahnya berceceran bersarakan
Raut wajahnya menggeram-geram
Detak jantungnya semakin kencang
Dia tak lagi menggonggong
Tapi sedang bingung mencari alasan
Perubahan secepat
membalikkan telapak tangan memang
Budi pekerti mulai sirna seketika
Katanya, “langit ahlak rubuh”
Teror kejahatan dimana-mana
Rasa aman seolah terenggut
Luluh lantah negriku
Lalu,Sahabatku bertanya
Sudahkah, merdeka Negri-ku?
Budi pekerti mulai sirna seketika
Katanya, “langit ahlak rubuh”
Teror kejahatan dimana-mana
Rasa aman seolah terenggut
Luluh lantah negriku
Lalu,Sahabatku bertanya
Sudahkah, merdeka Negri-ku?
Yogyakarta, 13
November 2017
Fenomena Hari Ini
Oleh: Ainun Firda
Yang setia pada
ketidaktahuan
Yang Rindu pada negri peradaban
Yang syahdu bersama shmpony
Mantra ini tentang saya, kamu, dan kalian
Yang mengerti fenomena sekarang
Yang menginvasi ruang dan udara
Yang mengundang pena, Agar selalu berkarya
Saksi gejolak hari ini, Agar tersimak suara2 aspirasi
Bersinggah pada kita, pada sebuah bibit yang amat dinantikan
Karena kita yang akan menjawabnya
Hingga akhirnya berhenti bertanya
Bagaimana negri kita esoknya.
Yang Rindu pada negri peradaban
Yang syahdu bersama shmpony
Mantra ini tentang saya, kamu, dan kalian
Yang mengerti fenomena sekarang
Yang menginvasi ruang dan udara
Yang mengundang pena, Agar selalu berkarya
Saksi gejolak hari ini, Agar tersimak suara2 aspirasi
Bersinggah pada kita, pada sebuah bibit yang amat dinantikan
Karena kita yang akan menjawabnya
Hingga akhirnya berhenti bertanya
Bagaimana negri kita esoknya.
catatan:
sebelumnya karya ini telah terbit di Majalah Poetry Publiser
sebelumnya karya ini telah terbit di Majalah Poetry Publiser
Jombang, 22 September 2016
Garudaku
Oleh: Apriliani Intan Pertiwi
Garudaku sayang
Garudaku malang
Meriam demi meriam menghujam tanah air
Memporak porandakan hijau subur negara tercinta
Menghunuskan pedang kepada setiap rakyatnya
Menyayat pedih pada pimpinannya
Menombak moncong pengkhianat negara
Hingga perisai dari Tuhan menyatakan merdeka
Garudaku sayang
Garudaku malang
Ribuan nafas menghembus lara
Jutaan mutiara bangsa tergeletak tak bernyawa
Hanya tuk mendirikan negara Indonesia
Garudaku sayang
Garudaku malang
Gerhana kini kian busuk moral
Gugusan bintang bahkan lumpuh etika
Dimanakah letak nasionalis pejuang lama?
Dimanakah jiwa peneguh bangsa?
Garudaku sayang
Garudaku malang
Kuinginkan ribuan jiwa ini luluh akan pejuang
Lembut akan akal pikiran
Hingga merdeka Indonesia itu hingga kini tetap nyata
Bukan hanya teriakan merdeka semata
Namun, jiwa raga manusia merdeka segalanya
Garudaku malang
Meriam demi meriam menghujam tanah air
Memporak porandakan hijau subur negara tercinta
Menghunuskan pedang kepada setiap rakyatnya
Menyayat pedih pada pimpinannya
Menombak moncong pengkhianat negara
Hingga perisai dari Tuhan menyatakan merdeka
Garudaku sayang
Garudaku malang
Ribuan nafas menghembus lara
Jutaan mutiara bangsa tergeletak tak bernyawa
Hanya tuk mendirikan negara Indonesia
Garudaku sayang
Garudaku malang
Gerhana kini kian busuk moral
Gugusan bintang bahkan lumpuh etika
Dimanakah letak nasionalis pejuang lama?
Dimanakah jiwa peneguh bangsa?
Garudaku sayang
Garudaku malang
Kuinginkan ribuan jiwa ini luluh akan pejuang
Lembut akan akal pikiran
Hingga merdeka Indonesia itu hingga kini tetap nyata
Bukan hanya teriakan merdeka semata
Namun, jiwa raga manusia merdeka segalanya
Yogyakarta, 17
November 2017
Bergeming
Oleh: Teguh Dwi Pangesty
Titik ketika Ia
berdiri
Terangan pedarnya kala
Masai menerawang
Kalang kabut ia mencari
Zona pemberantas derita
Ia memang seorang hidup
Penikmat masa
Tapi batas berkata
Senyum menjadi alasan
Derita tak sekejam Air mata
Bukan pula perusak cerita
Derita hanya penguat kata
Hidup tak bisa sesuka
Ia tertipu, terlabui oleh takdir
Ia terlupa, langkah memainkannya
Iya, ia Aku
Aku adalah mereka
Mereka si Peran skenario Tuhan
Terangan pedarnya kala
Masai menerawang
Kalang kabut ia mencari
Zona pemberantas derita
Ia memang seorang hidup
Penikmat masa
Tapi batas berkata
Senyum menjadi alasan
Derita tak sekejam Air mata
Bukan pula perusak cerita
Derita hanya penguat kata
Hidup tak bisa sesuka
Ia tertipu, terlabui oleh takdir
Ia terlupa, langkah memainkannya
Iya, ia Aku
Aku adalah mereka
Mereka si Peran skenario Tuhan
Yogyakarta, 17 November 2017
Aku Tanya
Oleh: Wahyu Jawadul ilhami
Mulai aku bertanya
kembali pada cinta
Mengapa dia datang dan lalu pergi hilang
Entah aku yg salah atau perasaan
Sekarang aku tinggal hanya mengenang.
Kalau boleh sekali lagi kutanyakan pada cinta
Maka pertanyaanku adalah, mengapa engkau pernah ada
Sementara sekarang hanya kenangan yang tersisa.
Esok pagi akan tetap ku tanyakan hal serupa
Karenanya aku hanya bertanya mengapa engkau cinta
Sementara luka tak henti kau torehkan pada rasa.
Aku menanyakan sekali lagi, mengapa engkau duhai cinta.
Mengapa dia datang dan lalu pergi hilang
Entah aku yg salah atau perasaan
Sekarang aku tinggal hanya mengenang.
Kalau boleh sekali lagi kutanyakan pada cinta
Maka pertanyaanku adalah, mengapa engkau pernah ada
Sementara sekarang hanya kenangan yang tersisa.
Esok pagi akan tetap ku tanyakan hal serupa
Karenanya aku hanya bertanya mengapa engkau cinta
Sementara luka tak henti kau torehkan pada rasa.
Aku menanyakan sekali lagi, mengapa engkau duhai cinta.
Yogyakarta, 16 Desember 2017
Jendela Tanya
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
bunga siapakah yang
mekar di tangan lentikmu
menyapamu melalui derai angin di sela jendela
kemudian pergi meninggalkan sebuah surat lewat embun yang membasah di telapak tanganmu dan kau usap lembut di wajah segarmu?
cincin siapakah melingkar di jari manismu
menciummu lewat parfum yang hinggap di busana tidurmu dan kau peluk berulang kali amat erat?
siapakah pemilik ketukan pintu rumah yang mewarnai hidupmu, menjadi alunan melodi syahdu yang kau dengarkan sepanjang waktu?
siapakah?
menyapamu melalui derai angin di sela jendela
kemudian pergi meninggalkan sebuah surat lewat embun yang membasah di telapak tanganmu dan kau usap lembut di wajah segarmu?
cincin siapakah melingkar di jari manismu
menciummu lewat parfum yang hinggap di busana tidurmu dan kau peluk berulang kali amat erat?
siapakah pemilik ketukan pintu rumah yang mewarnai hidupmu, menjadi alunan melodi syahdu yang kau dengarkan sepanjang waktu?
siapakah?
Mergangsan, 13 Desember 2017
Jeritan Hati Wanita Malang
Oleh: Irawati
Ada kalanya aku
tersungkur begitu dalam.
Barangkali niatku tak mengindahkan harapan kebanyakan orang, tapi salahkan semua ini?
Di tengah deraian air mata kuselipkan sebuah pertanyaan, apa yang akan terjadi? seakan seantero bumi merasakan getaran jiwa, dan pertanyaan yang tak kunjung terjawab.
Lihatlah, burung-burung berkicau seakan menertawakan kehinaanku,
Lihatlah, matahari tersenyum seakan hendak mengejekku.
Bagaimana denganku? Aku seperti manusia yang kehilangan akal, dideru berbagai alur kehidupan, yang semakin hari semakin menyesakan dada.
Dimana letak pujangga hati, tak inginkah kau mengulurkan tanganmu untukku yang hina?
Dimana letak sang penguasa, tak inginkah kau menepis debu keangkuhan wanita malang ini?
Barangkali niatku tak mengindahkan harapan kebanyakan orang, tapi salahkan semua ini?
Di tengah deraian air mata kuselipkan sebuah pertanyaan, apa yang akan terjadi? seakan seantero bumi merasakan getaran jiwa, dan pertanyaan yang tak kunjung terjawab.
Lihatlah, burung-burung berkicau seakan menertawakan kehinaanku,
Lihatlah, matahari tersenyum seakan hendak mengejekku.
Bagaimana denganku? Aku seperti manusia yang kehilangan akal, dideru berbagai alur kehidupan, yang semakin hari semakin menyesakan dada.
Dimana letak pujangga hati, tak inginkah kau mengulurkan tanganmu untukku yang hina?
Dimana letak sang penguasa, tak inginkah kau menepis debu keangkuhan wanita malang ini?
Yogyakarta, 16 Desember 2017
Kabar Dusta Dari Surga
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Rongga jelaga
tersamar buta
Gelagak tawa menampar
dada
Iblis dan setan
datang menyapa
Mengundang engkau
untuk berpesta
Sekat tawa mesuarkan
duka
Adalah malaikat kumal
penyamarnya
Diam tertawa atau
menggila
Katakan pada pelacur
muda
Aku tak suka
kebisingan dunia
Yogyakarta, November
2017
Surat dari Pertiwi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Dibentang permadani
bawah purnama
Dua tangis terkekang
nan nelangsa
Bentala menyapa di
tanah pusaka
Membaja seroja bak
maharaja
#
Hitam di atas putih
kalbu
Redam, meram dihujat
rasa beribu
Kan daku hujamkan ke
ceruk dadamu
Kembalilah kau ke bumi Ibu
#
Wahai kau anak
malang!
Kau biarkan aku
sungsang
Wahai kau anak
pelalang!
Aku menunggu dikau
gemilang
Wahai kau anak
jalang!
Aku mau dikau pulang
#
Sepi, sepi, sepi dan
mati
Kau tinggalkan daku
lari tanpa kaki
Membelakangi wajah
negeri
Kau bersepatu pun tak
bertali
#
Bangunkan daku dengan
mimpimu
Tariklah daku dua
uluran tanganmu
Banggakan daku dengan
suksesmu
Jangan tangiskan daku
oleh khianatmu
Jangan kau lakukan
itu!
#
Aku Ibumu,
Aku Bapakmu,
Aku Negerimu,
Kembalilah padaku.
#
Pertiwi menanti di
tepi kalimati
Menyanyi kidung pedih
peri
Sebab apa ini
terjadi?
Sebab dikau,
Anjangsana!
Anjangsini!
Dan,
Akhirnya tak kembali!
Yogyakarta, 15
Januari 2018
Wanita Bertelur
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Di malam asing yang
sungsang ini, kita hendak menuang percakapan ke dalam segelas puisi.
Katamu, “Aku ingin
berjumpa dan bercengkrama denganmu.”
Kataku, “Bayar aku
dengan rindu, sebelum kau sebut huruf terakhir namamu dan kulitku menyentuh
ujung kukumu, pada pandang pertama yang pekat.”
Katamu, “Aku tak bisa
mendekat, sedang jarak tak bisa dilipat.”
Kataku, “Alasanmu
amat palsu, seperti burung gereja yang bersarang di masjid tua.”
Kau melayangkan
pandang, menopang dagu melihat batu-batu dungu.
Kataku, “Matamu minta
dimanja, Tuhan pasti memberimu kehangatan untuk menetaskan bayi-bayi tidurmu.”
Katamu, “Kau sungguh
aneh, bayi belum kutelurkan sudah mau ditetaskan.”
Kataku, “Telur cinta
maksudku.”
Alam Raya, Desember 2017
Surat Usang dari
Rakhine
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Puisi ini didedikasikan untuk Rakhine (Rohingya)
Apa kau pernah
melihat rumahmu dihancurkan rata dengan tanah
Melebur bersama
tubuh-tubuh terburai oleh peluru di udara
Menyanyikan kidung
kematian mencabik nadi dengan irama genjatan senjata
Kemudian terbakar
habis tanpa sisa?
#
Apa kau pernah
mendengar jeritan seorang bocah berlumur darah
Ia merangkak dengan
tangan-tangan terpasung dan kaki patah bahkan buntung
Sorot matanya nanar
tertutupi debu bergumpal air mata
Menangisi Bapak mati
ketika pagi lalu menatap Ibunya dibunuh sore hari?
#
Apa kau pernah
mencium bau anyir darah dari tubuh pecah
Menyengat sebagai
parfum-parfum milik mayat membusuk
Atau seorang wanita
tergeletak tak berdaya
Tidur di alas debu
mengepul merah lalu terbangun mencuci muka dengan darah?
#
Sungguh! Kau sangat
tidak peduli
Katamu, “Itu bukan
urusanku!”
Kau duduk canda
bergelegak tawa
Rakhine duduk
tertodong senjata di kepala
Kau minum jus
bergelas mewah
Rakhine meminum
kucuran nanah
Kau tertidur pulas
Kau terbangun bebas
Kau bernyanyi lepas
Rakhine! Tak bisa
bernapas
#
Apa karena perbedaan
Kau terseret
keegoisan
Kau terdiam tak
mengacuhkan
Atau di embel perbedaan nama Tuhan?
#
Sungguh, aku
menyerumu!
Atas nama
kemanusiaan:
Berdiri-lah!
Keadilan perlu
ditegakkan
Kedamaian harus
diciptakan!
Yogyakarta, 15 Januari 2018
Solmisasi Bapak
oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Disentuhnya piano
bertubuh kuno
Memejamkan mata
menari di atas not angka
Jubah terbuka
berkibar ditiup garis pawana
Bapak bersyahdu
menunggu datangnya Ibu
Do… Re… Mi…
Bapak bermain nada
merapalkan doa dari jari lentiknya
Ibu bersuka ria
menari bernyanyi amat gembira
Sungguh sepasang mutiara
memancar bahagia
Fa… Sol… La…
Kiss the Rain pinta
Ibu merayu
Bapak menjawab layu
dengan malu
Denting piano menjadi
saksi bisu
Si… Do…
Memuja cinta
menghapus duka
Memugar rasa mengikis
prasangka
Bapak merayu dan
tertawa
Wajah Ibu merah
merona
Tri Dharma, Desember 2017
Aku Si Burung Duka
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Aku adalah burung yang dipasung
di tiang nestapa
Sayap-sayapku mengepak dengan
rasa begitu lara
Kehadiranku hanya menjadi sebuah
malapetaka
Bulu bunga jambu di tempatku
bertengger, ia jatuh beribu luka
Aku adalah burung yang dipenjara
di jeruji duka
Bulu tubuhku kumal dengan sejuta
racun di dalamnya
Kehadiranku hanya menjadi sebuah
sirine bencana
Banyak yang bilang, aku burung
neraka
Aku adalah burung pembawa kabar
sungkawa
Jika bola mataku menatap lekat
seorang manusia
Mau terima atau tidak
Besok, manusia itu telah tiada
Tanah makam, Desember 2017
Harmoni Sunyi
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
/1/
Caramu meremas jarak
kusaksikan dalam buaian isak
setapak temu mulai
jarang hingga akhirnya menghilang
meninggalkan haru
menenun ranting-ranting rindu
hingga tebar dada
yang kurasa merajalela saat kau tiada
/2/
Engkaulah bentangan
biru samudera
meniup wangi untaian
barisan doa
menjelma ombak
bahagia yang menghangatkan jiwa
beradu di pesisir
senja untuk sejenak melunakkan luka
/3/
Engkaulah awan
penyusun hujan
menetes sepi
pada keramaian
menjadi derai
pembasah kesunyian
atau sederet harmoni
menenangkan gejolak hati
/4/
Engkaulah pemilik
wangi yang dikagumi mentari
dengan langkah ramah
menilik pelukan indah
penanam bunga pada
malam-malam surga
penghirup segar
wewangi taman yang dipugar
Tetapi…
Caramu meremas jarak
kusaksikan dalam buaian isak
Yogyakarta, Januari 2018
Tak Pernah Tahu
Oleh: Wisnu Maulana Yusuf
Api tak pernah tahu
Sesedih apa sebatang
kayu ketika ia menjadi abu
/
Hujan tak pernah tahu
Sesakit apa sebuah
danau di musim kemarau
/
Penjara tak pernah
tahu
Sesepi apa rasa jiwa
narapidana
/
Mentari tak pernah
tahu
Sepilu apa kutub
utara yang leleh lalu tiada
/
Semua seperti angin
Mengahantam para
pohon
Yang terus saja
memohon
“Tolong, jangan
sakiti daku!”
Yogyakarta, Januari 2018
Puisi di Bulan Muda
Oleh : Wisnu Maulana Yusuf
Waktu mengetuk pintu Desember
tahun ini,
Di penghujung detik pada kalender
usang, kau membayang seribu ingatan.
Dari sela jendela dingin,
secercah titimangsa menguning.
Dibukanya saudara termuda, anak
terakhir dari bulan lainnya.
Ketika daun terjatuh di hari
pertama,
Kau membaca rapalan doa, dengan
muka nelangsa.
Lalu melompat memeluk hampa
udara.
dan melontarkan kata bahwa kau
bisa.
Di pagi yang ganjil, kau
menantikan senja yang genap,
Mencoret kertas di atas sapuan
angin lepas
Di bagian atas kau beri judul
bunga mimpi,
Lalu kau tuliskan tangkai serta
kelopak-kelopaknya.
Tanganmu terlihat kaku, bergetar
menggerakkan pena,
Pandanganmu menerobos masa depan,
Dengan menutup titik mata sebelah
kanan,
Sudah saatnya gapai impian,
katamu.
Desember tersenyum hangat
padanya,
Kerapkali ia mengajaknya
menziarahi balam,
Menyanyikan sebuah lagu yang
mulai temaram,
Kemudian memeluknya di bawah
bunga-bunga malam.
Yogyakarta, Desember 2017
Nb:
Naskah puisi ini
sebelumnya telah lolos seleksi 105 Naskah Terbaik Lomba Cipta Puisi dari 526 naskah
yang telah diadakan oleh Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Selamat dan
Sukses, terus Berkarya Sahabat Wisnu Maulana Yusuf
Coretan Senja
Oleh: Aman_Najih
Senja mulai tenggelam
Jingga berbinar
seindah rembulan
Bersinar
Senja dan rembulan
kusandingkan
Dengan wajahmu yang
rupawan
Ingin ku berkata
Namun untaian kata
tak bisa
Melukiskannya
Kucoba melukisnya
Namun bergetar
tanganku saat menggambarnya
Lantas bagaimana aku
bisa menggambarkannya
Cukup dengan doa dan
cinta aku mengukir namanya
Yogyakarta, 2
Februari 2018
Muhammad-Ku
Oleh: Hayyin Avivi
Kurasuki
nama Mu, berjejer Asma Nya
Dentum
gemuruh cinta, beku dalam salam
Dalamnya
hikayat suci tak sebatas Shalawatan
Umat
Mu kini sibuk merayakan Maulid Mu
Oh
Muhammad Ku
Engkau
insan sajak tanpa lukisan sastra
Entah
apa yang mereka syukuri
Maulid
Mu Nafas Ilahi alam
Oh....
Muhammad ku
Bukan
agung nama Mu yang ku syukuri...
Bukan
mulia Mu...
Bukan
suci Mu....
Bukan
jazad Mu....
Bukan
pangkat Mu...
Bukan
Istimewa Mu....
Semata; ku Ingin
Agungkan Risalah Mu sejajar dengan Tuhan Mu
14-Desember-2017
Angkringan
Kresten.
Antara Kita dan
Anjing
Oleh: Khoirunnisa
Puspitasari
Lebih baik menjadi
anjing
Daripada mewarisi sifat keanjingan
Sayangya kita ditakdirkan hidup sebagai manusia
Daripada mewarisi sifat keanjingan
Sayangya kita ditakdirkan hidup sebagai manusia
Anjing
itu serakah
Karna
anjing ialah anjing
Maka jangan serakah jika tak mau dibilang anjing
Maka jangan serakah jika tak mau dibilang anjing
Mau
ikut serakah lalu bermewah mewah?
Semestinya kita malu pada anjing
Semestinya kita malu pada anjing
Yogyakarta, 13/12/2017
Pesona Cinta
Oleh:
Wildan Kurnia Hasan
Tersentak bisu tak berkata
Dingin menyerang di sekujur tubuhku
Layangkan mata menembus cahaya
Putih kilaunya meneduhkan lamunan
Membekas terlihat pesona anggunmu
Masih jelas terasa
Getar dawai jiwamu
Terdengar di relung kalbu
Inikah rasa yang banyak orang
pertanyakan
Atau hanya mimpi yang tiada pernah
berakhir jua
Perlahan kubawa semua tanya
Satu bersama langkah di taman ini
Terangkai bunga tanda cinta murni adanya
Terbanglah cinta sampaikan sayangku
hanya bagi dia
Tak ingin rasa sepi meratapi malang
tanpa dirinya
Yogyakarta, 19 Desember
2017
Cinta
Sementara
Oleh:
Dwi Pangesty
Ada
apa dengan senja?
Memandangnya
begitu tenang
Suasananya
tak dapat ku berpaling
Jinggamu
seakan malu, pesonamu memerah
Aku
naim dibuatmu, lengah
Tapi
kenapa kau hadir hanya sesaat
Lupakah
ada seorang tak berkedip menantimu
Aku
hanya berteman angin, Sentuhannya terasa merindu
Sabdamu
aku harapanmu, Katamu aku dalam mimpimu
Meski
kau enggan memulai, rasamu berbekas
Biarpun
lelah kau temui
Lahirmu
menjadi saksi
Setidaknya
kau ada
bertemu
dalam penyekat jarak
Satu
yang aku tidak tau
Akankah
kau mengingatku kembali
Hatiku,
yang pernah kau singgahi
Dikala
senja itu sama seperti kemaren
jangan
kau tanyakan ada apa dengan hujan
cinta
sementara itu datang dan pergi
Yogyakarta,
21 Desember 2017
Cinta
Terbanglah!!!
Oleh
: Fauzan ash-Siddiq
Cintaku
telah membuncah
Telah
terkumpul sebesar bumi terbelah
Telah
terhimpun bagai langit terperangah
Ingin
pecah dadaku terbelah
Hati
terhentak-hentak tak akan lelah
Otak
tak sanggup lagi menjelajah
Kaki
terhenti untuk melangkah
Tangan
pun terdiam tak kuasa mengadah
Terbanglah...
Terbanglah ... Terbanglah ...
Terbanglah..
Terbanglah.. Terbanglah..
Setinggi
langit berbintang indah
Melebihi
surga terlampau indah
Bersemayam
wahai cintaku yang indah
Pada
Dzat-Nya yang Maha Indah
Yogyakarta,
26 Desember 2017
Nona
Oleh: Aribi
di
tengah gelapnya senja
di
dalam hampa gulita
langit
masih menatapku dengan cemas
"Apakah
aku masih miliknya?"
"lalu,
adakah aku di intimu nona?"
kutanya
angin, "dimanakah nonaku?"
kutanya
hujan, "dimanakah nonaku?"
sepertinya
alam tak lagi mendengar jeritanku
aku
tersekat membisu menunggu datangnya Nonaku
tak
kenal letih ku menunggu
hingga
musim tlah berlalu
"Nonaku..."
"masih
adakah aku dikalbumu?"
Yogyakarta,
16 Nov 2017
Rindu
Oleh: Aribi
aku
iri pada angin
ia
tak bergantung pada hujan
selalu
menyampaikan salam untuk pujaan
tanpa
harus membawa kenangan
aku
iri pada rembulan
ia
selalu datang bersama bintang
membawa
impian untuk pujaan
walau
jarak melintang
aku
iri pada matahari
ia
setia pada fajar dan senja
mencari
temu pada rindu
walau
berselimut sepi yang telah mati
"Nona..."
"masihkah
ada aku dibenakmu?"
Yogyakarta,
17 Nov 2017
Nyanyian
Keterbatasan
Oleh: Firda
Lagi-lagi aku di jajah
Disini,dalam
nyanyian seribu mantra
Menjelma
menjadi sebuah pengabdian
Penciptaan
abadi
Merintis
mesin besar ini, juga mengurusinya
Keterbatasan-ku
membuat sudut-sudut perjalanan hidup ku semakin kelam
Keheningan
yang tercipta di sekitar
Tercampakkan
begitu saja
Kenikmatan
kami itu sederhana
Senantiasa
menjelma tiada tara
Penghuni
gedung besar tinggi itu
Menembus
konsep pancasila
Hebat
sekali mereka
Settingan
Software itu biasa
Dengan
teliti dan kelihaiannya
Pergi
memburu sejuta dolar
Dengan
mantra ampuhnya
Pemandangan
yang sungguh menabjubkan
Dibalik
gedung sana
Banyak
tikus-tikus yang bermain
Bermain
sejuta dolar
Dipenuhi
dengan ancaman dan emosi
Antar
sesama mahluk tak berhati
Penuh
dengan luapan emosi
Kesejahterahan
kami hanya menjadi bahtera belaka
Seribu
kritikan
Sejuta
masukan
Tak
berlaku
Dihiraukan
pun tidak
Sama
sekali
Terbuang
Sia-sia
Telinga
mereka seperti terpotong sebelah
Masuk
telinga kanan
Tak
langsung dihantarkan ke titik pusat syaraf otak
Tapi
langsung bersemayam
Bak
terkubur dalam-dalam
Yogyakarta, 27 Desember 2017
Ultraviolet
Penyeleksi Epidermis
Oleh:
Oryza Kusumo
Menerpa
garis cakrawala berujung
Menembus
stratosfer tanpa basa-basi
Tak
merusak epidermis-epidermis penuh dosa
Bah!
Tertawalah bahagia! Bahagia keegoisan mayat-mayat hidup!
Tinggalkan
saja akal-akal luhur pendahulu!
Tinggalkan
saja pembicaraan Tuhan!
Jika
kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi
Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Keungu-unguan
yang lebih bengis daripada ozon
Panas,
menyiksa rakyat-rakyat yang kelaparan yang tertindas
Namun
tidak oleh para mayat-mayat hidup itu!
Keunguan
itu seolah dibiaskan tanpa memandang hakikat norma
Jika
kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi
Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Bau
busuk menyelimuti setiap lapisan atmosfer di tanah kuning kecoklatan.
Mayat-mayat
hidup tertawa cekikikan sembari menelan daging-daging busuk.
Bergentayangan!
Menguasai ultraviolet!
Menimbun
recehan-recehan yang tak sepatutnya diterima
Mencekik
setiap orang yang ditemuinya
Jika
kau bisa hidup! Hiduplah sesuka hatimu!
Tapi
Tuhan akan membalasnya suatu saat nanti!
Yogyakarta,
27 Desember 2017
Peluk
Ibu
Oleh: Zaenal Muttaqien
Bolehkah
aku merindukanmu?
Akan
hangatanya pelukmu,
Belai
kasihmu,
Juga
segarnya buah dagingmu,
Peluk
erat anakmu Ibu.
Sorowajan,
09 Februari 2018
Ayahku
Oleh: Zaenal Muttaqien
Lama
aku melihatmu
Oleh
motor butut tua
Pendamping
barang-barang antikmu
Kau
gotong berliku-liku
Bahkan
acuh
Orang
tak kuasa berkata
Lelah
kurasa
Engkaulah
Ayahku
Jatirogo,
08 Januari 2018
Rindu
ini Anjing
Oleh:
Dewi Ratnasari
Rindu
ini lucu, katanya
Anjing
ini lucu, kataku
Lalu
mana yang paling lucu?
Anjing
atau Rindu
Katanya
rindu, kataku anjing
Merindukan
anjing
Menganjingkan
rindu
Mana
lucu
Karena
rindu tak pernah seanjing itu
Tetapi
Selucu-lucunya
rindu ia tetap saja anjing
Sudah-sudah
Yang
lucu itu aku
Karena
terus saja menganjingkan rindu
Yogyakarta,
15 April 2017
BAB 1V
SYAIR
Habis Gelap,
Terbitlah Tulisan
Oleh: Yahya Yoga
Budiman
Telah selesai pada
kali ini
Diskusi mingguan bincang literasi
Hadir sahabat dengan penuh hati
Mencoba mencari kekurangan diri
Diskusi mingguan bincang literasi
Hadir sahabat dengan penuh hati
Mencoba mencari kekurangan diri
#
Soal jurnal tak
pernah kudengar
Kurang bacaan kurang kabar
Tak pikir pikir berpegang gitar
Memang pada dasarnya kukurang sadar
Kurang bacaan kurang kabar
Tak pikir pikir berpegang gitar
Memang pada dasarnya kukurang sadar
#
Naik beat
kuberpamitan
Kepada sahabat yang tanpa rentan
Aku pulang berbeban pikiran
Berkhayal bisa membuat tulisan
Kepada sahabat yang tanpa rentan
Aku pulang berbeban pikiran
Berkhayal bisa membuat tulisan
#
Kemarin kami bertatap
muka
Salah satu sedang dilanda asmara
Maksud hati mengutarakan cinta
Apa daya modal tak punya
Salah satu sedang dilanda asmara
Maksud hati mengutarakan cinta
Apa daya modal tak punya
#
Jadi ingat ibnu Jarir
at-Thabari
Abu al Qasim az-Zamakhsyari
Leonardo da vinci
Ilmuan yang lajang sampai mati
Abu al Qasim az-Zamakhsyari
Leonardo da vinci
Ilmuan yang lajang sampai mati
#
Melihat pengorbanan
para ilmuan
Aku bertekad bulat keyakinan
Berjalan atas pengabdian
Korbankan diri tuk pengetahuan
Aku bertekad bulat keyakinan
Berjalan atas pengabdian
Korbankan diri tuk pengetahuan
Yogyakarta, 17 November 2017
BAB V
CERPEN
Tangisan Sahabatku
Oleh: Halim Tri Rejeki
Ketika alaunan kicauan burung nan merdu
mengiringi langkahku untuk mulai berjalan mendekati gerbang sekolahku tiba-tiba
Rina berkata “innnalillahi wainnnailaihi roji’un, Kamu tahu tidak lim ibunya
Bowo telah meninggal!!!”, “Innalillahi wainnailaihi roji’unn, kapan???”, “Dini
hari jam 4 subuh” Aku sungguh tak menyangka seorang ibu yang kurasa baru
kemarin aku melihat beliau belanja dikantin dekat sekolahku ternyata kini telah
tiada. Yaa Allah kasihan sekali bowo, dia memang anak yang suka usil tapi
kadang-kadang juga nyenengin, lucu, dan baik.
Air mata ini tak tertahan lagi akhirnya jatuh
dan membasahai pipi ini. Aku mencoba untuk tidak menampakkan rasa kesedihanku
melalui cucuran air mata namun sungguh aku tak sanggup begitu terpukulnya Bowo
atas kejadian ini hingga diriku tak mampu mebendungnya.
Aku dan teman-teman merasa sangat iba kepada
Bowo yang kemarin masih bergembira. Bercanda tawa bersama kami. Mencoba untuk
mengobati hatinya yang sedih meratapi nasib ibunya yang sedang terbaring lemah
di rumah sakit sedangkan ia tak mampu berbuat apa- apa.
Namun kebahagiaan itu berganti dengan jerit
tangis yang luar biasa. Ia meneteskan air mata yang tiada henti-hentinya bak
tetesan air hujan yang tiada berjarak sampai berjalan saja tidak mampu.
Kebahagiaan di wajah sahabatku kini telah sirna, berganti dengan sebuah
kesedihan yang tak bisa kubayangkan.
Setelah semuanya mulai tenang aku dan temen-temen
sekolahnya mendatangi rumah duka. Sebelum kami pergi kami mengumpulkan sebagian
uang jajan kami dan memberikannya kepada Bowo. Disana kami ikut berduka cita
atas kepergian ibunya. Kami duduk sejenak ikut merasakan keadaan yang begitu
memilukan. Meraskan pahitnya hidup tanpa seorang ibu yang menjadi sandaran
utama terutama di saat masa dimana Bowo sangat membutuhkan didikan dan arahan
sebagai seorang anak. Ia sungguh tak seburuntung kami masih mempunyai kedua
orang tua yang sayang terhadap kami.
Kami menyaksikan tatapan dan raud wajah yang
tiada berseri sedikitpun. Begitu indah saat pertemuan yang mereka rasakan
dahulu namun kini mereka merasakan begitu sakitnya sebuah perpisahan yang tiada
diharapkan namun tiadalah berhak manusia untuk berkata tidak pada perpisahan.
Ditengah tetesan air mata tiba-tiba saja Bowo
dan adiknya saling berpelukan. Sakit sekali dada ini bagaikan tertusuk anak
panah dan sungguh mata ini tak bisa lagi menahan tangis hingga meniggalkan
bekas diwajah ini. Namun kami terus berusaha untuk tidak menampakkan kesedihan
kami, kami tidak mau menambah kesedihan dihati sahabat kami.
Yogyakarta, 16 Juni 2017
BAB V1
OPINI
Syawalan Sebagai
Salah Satu Wadah Rayon Ekuilibrium Untuk Melahirkan Inovasi-Inovasi Baru
Oleh: Sholehatul Inayah
Syawalan merupakan sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebut sebuah tradisi yang telah mengakar di Nusantara, bahkan telah
menjadi ciri khas Islam Nusantara. Disebut Syawalan karena dilaksanakan setiap
bulan Syawal, biasanya diisi dengan maaf-maafan.
Siapa yang mula-mula mengenalkan tradisi
syawalan, belum diketahui secara pasti. Tradisi Syawalan dirintis oleh Kanjeng
Gusti Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa.
Terkenal juga dengan sebutan Panembahan Senopati, pendiri Mataram. Dalam rangka
menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri
diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara
serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit, dengan tertib dan
teratur melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.
Tradisi sungkem yang merupakan inti kegiatan
syawalan, mengalami perluasan seiring dengan perkembangan zaman. Sungkeman saat
ini dilakukan kepada semua orang tua. Makna sungkeman itu, sejatinya sangat
mulia dan terpuji. Sebagai lambang penghormatan kepada yang lebih tua, dan
permohonan maaf. Seusai sungkeman, biasanya dilakukan jamuan makan dengan menu
utama ketupat yang disebut kupat luar (kupat kotak). Bagi masyarakat Jawa,
ketupat memiliki makna filosofi yang dalam. Biasanya dibuat dari tiga bahan
utama, yaitu janur kuning, beras, dan santan. Janur kuning atau pelepah daun
kelapa muda, merupakan lambang tolak bala atau penolak bahaya.
Yang menarik dalam acara yang diadakan oleh
Rayon Ekuilibrium adalah Syawalan yang bukan sekedar maaf-maafan, melainkan
juga diisi dengan talkshow yang bertema “Memperkuat Ukhuwah Silaturahim Menuju
Rayon Ekuilibrium Yang Inovatif Dan Produktif Dalam Membangun Arah Gerakan”.
Panitia memang sengaja mengundang Dr. Sofiullah Muzammil. M. Ag. yang merupakan
wakil dekan III Fakultas FEBI, beliau memberi inspirasi kepada para peserta
talkshow agar menjadi mahasiswa yang aktif dan inovatif. Beliau mengharapkan
Rayon Ekuilibrium sebagai sebuah organisasi mahasiswa menjadi wadah untuk
melahirkan inovasi-inovasi baru. Dengan inovasi baru tersebut dapat menambah
nilai baik di mata Fakultas lain.
Sama halnyan dengan Ibi Satibi. M. SI. beliau
menyampaikan mahasiswa harus bisa memaksimalkan waktu, yang mana harus dibatasi
terhadap keaktifan organisasi. Karena pada nyatanya orang – orang yang aktif
memiliki IP di atas 3.5 oleh karena itu FEBI harus lebih diakui prestasinya di
kalangan fakultas lain. Maka hal-hal yang tidak baik itu harus ditinggalkan
harus lebih produktif dan inovatif selalu peka terhadap suatu momentum agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan. Selain itu kader PMII harus membuat suatu
database agar tahu apa yang harus dilakukan dan database tersebut berdasarkan
sumber realita yang perlukan untuk menghidupkan kembali anggota di dalamnya.
Mahasiswa FEBI juga bisa membuka suatu program yg menghasilkan uang, misalnya
membuka kursus bahasa asing yang bekerjasama dengan alumni-alumni PMII
Ekuilibrium.
Rayon Ekuilibrium diharapkan menjadi organisasi yang
dapat diterima oleh setiap golongan, oleh karena itu seluruh pembicara sepakat
agar mahasiswa yang masih aktif dalam rayon Ekuilibrium agar tetap menjaga nama
baik fakultas, apalagi eksistensi FEBI yang tergolong masih baru.
Yogyakarta, 26 Juli
2017
Mahasiswa dalam
Lingkaran Akademik
Oleh: Nurul Hasanah
Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum ialah universitas. Menurut KBBI Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain. Selama ini mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan negara. Perlu kita ingat mahasiswa itu memiliki peran dan fungsi, yakni:
1. Guardian Of Value Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak, baik nilai nilai agama maupun tradisi.
2. Agent Of Change Mahasiswa juga sebagai pengerak
yang mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta
pengetahuan yang mereka miliki.
3. Moral Force mahasiswa menjadi keuatan dari moral
bangsa yang diharapkan dapat menjadi contoh dan pengerak perbaikan moral pada
masyarakat.
4. Social Control mahasiswa mampu menjadi pengontrol
sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran, kritik
serta solusi untuk permasalahan sosial masyarakat ataupun bangsa.
Mahasiswa tidak lahir di ruang kosong melainkan
di ruang yang penuh dengan hiruk pikuk peradaban yang sedang terjadi. Tidak
bisa dipungkiri mahasiswa adalah anak zaman. Dimana setiap generasi lahir berbeda
akan zamannya. Di setiap zaman juga terjadi perbedaan iklim baik social,
ekonomi maupun politiknya.
Begitu juga dengan gerakan mahasiswa. Kita
sebagai pergerakan mahasiswa islam Indonesia harus tetap menjadi insan yang
berintelektual nan berbudi luhur yang terus bergerak mengikuti zaman dan terus
mengawal Indonesia dengan berpondasikan pancasila dan nilai-nilai keislaman.
Dalam konsep ber-PMII kita tidak lepas dari
strategi gerakan yang akan kita pakai untuk meneruskan estafet PMII yang ulil
albab. Ada dua macam strategi gerakan yang dipaparkan oleh Muhammad Yazid
Afandi, pembina Rayon Ekuilibrium dalam talkshow yang diadakan oleh Rayon
Ekuilibrium 22 juli 2017 silam yakni realis kritis atau radikal revelusioner.
Jika menengok realita saat ini lebih relevan menggunakan strategi realis
kritis. Sedangkan strategi gerakan yang radikal revulusioner lebih cocok
digunakan pada masa orde baru era kepemimpinan presiden Soeharto. Dimana saaat
itu mahasiswa maupun masyarakat sipil tidak memiliki hak suara dalam
menyampaikan pendapat secara leluasa. maka untuk mengatasi situasi yang
demikian PMII menggunakan jalan radikal revolusioner.
Bagaimana strategi realis kritis ini dalam menghadapi problemtika kurikulum dalam perkuliahan?
Bagaimana strategi realis kritis ini dalam menghadapi problemtika kurikulum dalam perkuliahan?
Kebanyakan mahasiswa saat ini mengalami
dilematis antara akademis dan aktivis. Terutama dalam menghadapi kurikulum KKNI
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang mengacu pada perpres No. 8 tahun
20012 tentang KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan lampirannya
yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap
jenjang pendidikan secara nasional. Mekanismenya mahasiswa dalam setiap harinya
diberikan tugas dan kuis setiap pertemuan, intinya mahasiswa dituntut aktif
dalam kegiatan belajar mengajar seperti diskusi.
Bagus memang adanya kurikulum KKNI, namun kebanyakan dari mereka sibuk dengan kegiatan non akademik sehingga kuliah terbengkalai, malas malasan, mengantuk di kelas, atau absen dalam mata kuliah. Apalagi bagi sebagian mahasiswa lebih senang menghabikskan waktu malamnya untuk begadang di warung-warung kopi, sebatang rokok dan secangkir kopi sembari mencari ispirasi untuk memajukan negeri. Sebagian aktivis agak keberatan, subjektif saya, mungkin karena mahasiswa tersebut kurang paham terhadap KKNI yang diterapkan. Sebenarnya KKNI ini harusnya benar-benar dimanfaatkan oleh mahasiswa pergerakan yang notebene gila diskusi baik mnyampaikan kritik maupun pendapat. Para mahasiswa pergerakan sudah seharusnya menguasai forum-forum sederhana di kelas.
Bagus memang adanya kurikulum KKNI, namun kebanyakan dari mereka sibuk dengan kegiatan non akademik sehingga kuliah terbengkalai, malas malasan, mengantuk di kelas, atau absen dalam mata kuliah. Apalagi bagi sebagian mahasiswa lebih senang menghabikskan waktu malamnya untuk begadang di warung-warung kopi, sebatang rokok dan secangkir kopi sembari mencari ispirasi untuk memajukan negeri. Sebagian aktivis agak keberatan, subjektif saya, mungkin karena mahasiswa tersebut kurang paham terhadap KKNI yang diterapkan. Sebenarnya KKNI ini harusnya benar-benar dimanfaatkan oleh mahasiswa pergerakan yang notebene gila diskusi baik mnyampaikan kritik maupun pendapat. Para mahasiswa pergerakan sudah seharusnya menguasai forum-forum sederhana di kelas.
Jika demikian harus adanya penyuluhan dan pengenalan
lebih dalam akan kurikulum KKNI sehingga mahasiswa tidak gagal faham. Selain
itu ini merupakan tugas pengurus untuk setiap muatan bagi kader disesuaikan
dengan fakultasnya masing-masing sehingga kader tidak keteteran dalam akademik.
Semisal di Rayon Ekuilibrium yang notabene mahasiswa FEBI (Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam), sebagaian materi ekonomi sudah dikaji di organisasi mereka tidak
plonga plongo dalam kelas. Di sisi lain pengurus juga melatih kadernya untuk
berani dalam menyampaikan pendapat, memanajemen waktu, mengambil resiko dan
ekuilibrium. Perlu selalu disinergikan anatara akademis dan aktivitas
organisasi. Tak lupa Pengurus juga harus memberikan contoh menjadi mahasiswa
yang ideal.
Yogyakarta, 31 Juli
2017
Ulama Pejuang
Kemerdekaan dan Aqidah
Oleh: Hayyin Avivi
Mendapatkan kebebasan atau kemerdekaan bukan hal
yang mudah. Namun itu merupakan harapan semua rakyat dan cita-cita negara. Perjuangan
untuk mendapatkan kemerdekaan bukan hanya sekedar pengorbanan yang
mempertaruhkan nyawa dan harta, melaikan hak dan kewajiban rohani jasmani ikut
terlumat di dalamnya. Bukan masalah kebanggaan atau gelar sang “pahlawan” bagi
para pengusir penjajah itu, melainkan kebebasan serta ketentraman umat semata.
Mungkin itu yang terjadi pada Hadratus Syeh Kh. Hasyim Asy’ari dan para
santrinya. Dimana hak seorang santri adalah mendapatkan serapan ilmu dari
kiayinya dan kewajiban kiayi adalah mentransfer ilmu pada santrinya
terbengkalai karena sibuk berjuang untuk negara. Pada saat itu indonesia mulai
diombang-ambing oleh Jepang dan Mbah Hasyimlah tokoh utama yang menolak
kehadiran Jepang dan menentang semua kebijakannya.
Jepang datang ke Indonesia bukan hanya membawa
satu misi menguasai kekayaan negara ini, melainkan Jepang datang dengan membawa
satu kebudayaan sesat. Dan seandainya tidak ada perlawanan mungkin aqidah umat
Islam tidak akan terselamatkan, tidak akan pernah terlihat seperti sekarang
(Islam agama mayoritas). Kebudayan Jepang pada saat itu dikenal dengan SAIKERE
yaitu membungkukkan badan sembilan puluh derajat kearah tokyo guna hormat pada
Kaisar Jepang yang bernama Temoheika yang menurut keyakinan mereka dia adalah
keturunan dewa Amaterasu atau yang lebih mereka kenal dengan dewa langit.
Jepang mewajibkan semua rakyaat Indonesia mulai dari petani, buruh, siswa,
pegawai hingga di pondok pondok pesantren untuk melakukan kegiatan ini setiap
hari pada pukul 07.00 WIB. Mbah Hasyim menolak semua kebijakan itu kerena
menurut beliau menundukkan badan itu hanya boleh dilakukan oleh umat Islam pada
saat rukuk dalam sholat lima waktu karena pada saat itulah kita selaku makhluk
bermuwajjaha dengan sang khalik. Selain pada waktu sholat haram hukumnya
membungkukkan badan guna menghormat sesuatu selain Allah.
KH. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang kecamatan
Dewek Jawa Timur pada tanggal 10 April 1875 dan wafat pada tanggal 25 Juli 1947
di Jombang. Pada masanya hingga saat ini beliau merupakan tokoh yang disegani
atau Ulama’ karismatik di pulau jawa. Santri santrinya banyak dan keilmuannya
tidak usah diragukan lagi, bahkan beliau di mata masyarakat bagaikan intan
permata yang diturunkan tuhan ditengah-tengah mereka. Karena setiap ucapan dan
tausyiyahnya mampu menembus relung hati para masyarakat. Maka tidak heran jika
luka beliau adalah luka umat, lara beliau adalah lara umat dan perkataan beliau
adalah panutan bagi umat Islam kala itu.
Dengan adanya pemberontakan dari kaum sarungan Jepang
melakukan penangkapan pada seluruh ulama’ Indonesia dan yang menjadi incaran
Jepang adalah Mbah Hasyim ulama’ Jawa Timur. Di pagi yang cerah saat matahari
mulai menampakkan cahayanya bersamaan dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an
dan sya’ir-sya’ir ‘Imrithi dan Al-fiyah yang dibacakan oleh para santri, Jepang
datang dengan wajah karang menggembor kediaman Mbah Hasyim. Dengan mobil perang
dan para tentara yang telah lengkap dengan senjata pasukan Jepang memasuki
gerbang pondok pesantren. Suasana yang tadinya adem dan ramai seketika berganti
suara tembakan yang dihembuskan ke arah asrama para santri. Santri seketika
tiarap merundukkan badan dan saling berdesakan kerena ketakutan. kitab-kitab
yang tadinya didekapnya ditinggal begitu saja berserakan dilantai musholla.
Rasa takut tegang dan panik bersarang di dada mereka. Tiba-tiba Jepang
menghentikan tembakan ketika Mbah Hasyim dan Gus Wahid keluar dari dhelem
(rumah) beliau. Sampai di teras Mbah Hasyim bekata “ Beginikah tuan-tuan
bertamau dirumah orang” dengan suara yang santai tanpa ada ketakutan. Tampa
pikir panjang Jepang langsung menyeret Mbah Hasyim dari depan bagaikan burung
elang yang mencengkram mangsanya dengan cepat dan cekat hingga Mbah Hasyim
hampir jatuh, karena pada saat itu kesehatan beliau masih lemah, beliau masih baru
saja sembuh dari sakitnya. Melihat kelakuan Jepang yang tidak sopan pada kiayi
para santri dan Gus Hasyim segera menghentikan tarikan Jepang berusaha
memisahkan dari Mbah Hsyim. Tapi apalah daya seketika juga Jepang kembali
meledakkan senjata ke arah para santri dan menyirami dengan minyak tanah,
tinggal menunggu petikan korek api dari Jepang santri akan terbakar hangus.
Namun melihat para santri diberlakukan seperti itu Mbah Hasyim merasa iba dan
berdosa pada santri-santrinya beliau merasa dhalim pada santrinya karena beliau
yang telah membuat para santri disiksa. Dengan langkah terbata-bata Mbah Hasyim
menyerahkan diri pada Jepang. Akhirnya Jepang berhasil membawa Mbah Hasyim dan
dimasukkan penjara, pada saat itu usia Mbah Hasyim 70 tahun.
Gus Wahid berusaha membebaskan Mbah Hasyim namun
sering kali gagal, hingga Gus Wahid mengumpulkan para santri beliau agar
berbondong-bondong mendatangi penjara tempat Mbah Hasyim disekap. Sampainya di
penjara Gus Wahid memerintahkan semua santri agar duduk bersila dan membaca
istighfar bersama-sama dengan keras, nyaring serta serentak. Jepang merasa
jengkel dengan yang dilakukan para santri yang dipimpin langsung oleh Gus
Wahid, Mbah Hasyim dipindahkan ketempat lain. Namun dimanapun Mbah. Hasyim
dipindahkan para santri tetap melakukan hal yang sama hingga Mbah. Hasyim
dipindahkan tiga kali. Dengan usaha seperti ini dan juga usaha dari Gus Wahid
yang sering melakukan perundingan-perundingan dengan pembesar Jepang akhirnya
Mbah Hasyim dibebaskan.
Setelah Mbah Hasyim keluar dari penjara Para
ulama memfatwakan kewajiban mempertahankan kemerdekaan RI, dan pada 1954 sebuah
Musyawarah ‘Alim Ulama Indonesia (NU) di Cipanas mengambil keputusan bahwa
Presiden Soekarno adalah Waliyyul Amri Dharuri bisy-Syaukah, artinya pemegang
pemerintahan yang punya cukup kewibawaan dipatuhi oleh pejabat dan rakyat.
beliau membentuk laskar perjuangan Hisbullah, Sabilillah, dan Mujahidin. beliau
memutuskan kewajiban umat Islam untuk membela kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia dengan hukum fardhu ain. Keputusan ini kemudian dikenal dengan
Resolusi Jihad. Dengan resolusi jihad itu para santri dan umat Islam pada
umumnya terpanggil untuk berjuang membela kemerdekaan bangsa dan negara.
Mengenai betapa hebatnya semangat jihad beliau,
di dalam buku Ensiklopedia Ulama, Nusantara di halaman 382 tertulis sebagai
berikut: “Dengan jiwa dan semangat perjuangan yang tinggi ini, maka setelah
Hadratus Syeikh mendapatkan berita bahwa kota Malang yang merupakan basis
Hisbullah-Sabilillah, jatuh ke tangan Belanda, beliau pingsan dan jatuh sakit.
Utusan Bung Tomo dan Jenderal Sudirman tidak bisa menemuinya karena ulama besar
ini sudah tidak sadarkan diri dan dua hari kemudian beliau wafat menghadap
Allah Swt, tepatnya tanggal 25 Juli 1947”.
Yogyakarta, 10
Agustus 2017
Problematika Pahlawan
Devisa Negara
Oleh: Wisnu Maulana
Yusuf
Banyak masyarakat menanamkan cinta tanah air
terhadap bangsa dan negaranya. Banyak dari mereka yang mengangkat cinta tanah
air dalam lingkup yang singkat, seperti ikut serta dalam wadah yang kecil dan
hal yang besar. Padahal semuanya dilihat dari hal yang kecil, kemudian berjalan
sesuai apa yang diarahkan. Seperti Indonesia, yang akhir ini disenyalir bahwa
cinta tanah air banyak dikonsumsikan sebagai pembantuan pemberian input
terbanyak untuk negaranya, berbagai macam asumsi dari mereka untuk menaikkan
angka devisa. Itu dari sebagian beroposisi bahwa pembangunan sangat terbantu
dengan adanya devisa dari rakyat Indonesia, khususnya dari para Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Tenaga Kerja Wanita atau TKW yang merupakan
pemasok devisa besar di Indonesia menuai banyak problema, entah dari sisi
finansial, personal maupun kolosal. Ketiganya itu tampaknya semakin mengecam
untuk memunculkan banyak TKW lagi di masa yang akan datang. Pada tahun 2013,
jumlah TKW melesat cukup tinggi, “Sebanyak 6,5 juta jumlah TKI sekarang dan
bekerja di 142 negara. Anggota PBB ada 194 negara. TKI kita ada di 142 negara
jadi TKI ada di mana-mana” ungkap Jumhur Hidayat Kepala Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) saat ditemui
detikFinance di Gedung Palm One Jakarta, Kamis (14/3/2013). Ditambah
dengan pertumbuhan penduduk yang kian merekat, antara tanah dan Sumber Daya
Manusia (SDM) tak seimbang. Jumlah penduduk yang tinggi dan angka pengangguran
di mana-mana yang menyebabkan dari mereka memilih jalan pintas untuk menjadi
TKW kelas bawah. Belum lagi dengan banyaknya gaji yang lebih besar daripada di
Indonesia, mereka semakin tergiur. Padahal, dampaknya mengancam generasi-generasi
muda di Indonesia nantinya. Memanglah, mereka memberikan aset devisa yang cukup
besar untuk negara. Tapi, bagaimana dengan kualitas dari anak-anak mereka
nantinya. Yang mereka tinggalkan jauh dari kasih sayang, jauh dari pengawasan
dan terboikot lebih mudah menjerumuskan diri ke dalam hal negatif lainnya.
Belum lagi dengan masyarakat era saat ini, yang booming pacaran, boominggeng
motor dan sebagainya.
Sementara pada tahun 2020, Indonesia akan mendapatkan
bonus demografi, di mana masyarakat Indonesia mencapai puncak produktif di masa
itu, yang notabene semuanya membutuhkan pekerjaan. Hal itu diungkapkan Presiden
Joko Widodo saat membuka rapat terbatas dengan topik Optimalisasi Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Istana Negara, Kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/2).
“Tahun 2020-2030 kita Indonesia diprediksi akan
mendapatkan bonus demografi di mana penduduk usia produktif sangat besar.
Artinya dalam kurun waktu 3-13 tahun ke depan kita akan memiliki banyak sekali
SDM yang tengah pada puncak usia produktif,” kata Pak Jokowi.
Pada tahun yang sama, ada era perdagangan bebas.
Di mana dari mereka yang bisa menanamkan modalnya akan menanamkannya sesuka
hatinya. Bisa saja nanti yang berjualan makanan khas Jogja, gudeg Jogja dan
lainnya adalah orang asing. Jika nyatanya anak-anak dari para TKW yang harusnya
menjadi penerus bangsa, justru di improve menjadi remaja yang
bebas dari aturan orang tua. Orang tua, Ibu yang berkewajiban sebagai pendidik
dan pembentuk karakter anak-anaknya, justru sibuk menggantikan suami dan
meninggalkan anaknya atau menitipkan anaknya pada Simbah atau Mertuanya. Dari
situlah nanti muncul kontrak batin antara anak dan ibu sendiri.
Selain itu, ada beberapa masalah yang sering
muncul, seperti yang klasikal adalah banyak rumah tangga majikannya hancur
dikarenakan salah satu dari majikannya itu tergoda dengan pembantunya.
Berdasarkan data yang diterbitkan Bagian Perlindungan BNP2TKI, sepanjang tahun
2011 hingga kuartal pertama 2016, tercatat ada 24.972 pengaduan yang
berasal dari TKI sendiri, keluarganya maupun pihak yang dikuasakan. Maka
jangan tanya jika banyak TKW Indonesia yang menjadi korban atas dampak
buruknya, seperti, diperkosa, dianiaya, atau sebagainya.
Berdasarkan pemaparan data di atas, kita dapat
artikan bahwa betapa tingginya dampak negatif dari TKW ataupun TKI. Namun, ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif itu, antara
lain:
1.
Mendirikan balai-balai
keterampilan untuk meningkatkan kualitas SDM. Disadari masalah utama TKI adalah
pendidikan rendah. Dari 109,7 juta angkatan kerja, sekitar 49,40 persen
berpendidikan SD ke bawah. Peningkatan kapasitas pendidikan mereka menjadi
wilayah departemen terkait. Yang bisa dilakukan Kemenakertrans adalah
meningkatkan kompetensi dan keahlian mereka sebagai pekerja. Sementara
pendidikan dasar adalah tanggung jawab lembaga pendidikan nasional. Maka dari
itu, balai-balai keterampilan sangatlah diperlukan.
2.
Memperketat ijin TKW ke luar
negeri dan membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri. Kalaupun mau menjalin
kerjasama antar negara, itu bukan sebagai PRT (Pekerja Rumah Tangga). Tapi,
sebagai pekerja pabrik atau di atas kelas PRT.
3.
Menanamkan keagamaan pada anak
usia dini. Pendidikan moral ini harus dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai
agama dan budaya pada anak sedini mungkin. Hal ini nantinya yang akan dijadikan
benteng dari perilaku-perilaku menyimpang.
4.
Mengajarkan program PIK (Pusat
Informasi Konseling) di sekolah sekolah untuk membentuk remaja yang bergenre
(Generasi Berencana)
5.
Memerankan para pelajar,
mahasiswa untuk masuk desa. Sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan
dalam masyarakat Indonesia.
6.
Mengoptimalkan peran institusi
dan layanan untuk para TKI atau TKW.
7.
Memperkuat Perlindungan TKI atau
TKW Yang Komprehensif dan Integratif
Merujuk Peraturan Nomor 3 Tahun 2013,
Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI
dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Dari
pengertian tersebut dan dinamika yang berkembang, perlindungan TKI
memerlukan paradigma komprehensif dan integratif. Perlindungan TKI yang
terintegrative didukung penegakan hukum yang kuat, maka kerugian sosial yang
ditimbulkan dapat diminimalisir sekecil mungkin, sehingga pelayanan penempatan
dan perlindungan TKI berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan
kesejateraan masyarakat dan penerimaan devisa negara.
Berdasarkan poin – poin di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa menjadi TKW sangatlah berisiko dan bukanlah solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan ekonomi, yang ada saat ini karena pada kenyataannya
malah menimbulkan permasalahan baru seperti, banyaknya kasus kekerasan. Oleh
karena itu, pembukaan lapangan pekerjaan dan memperbaiki kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) sangatlah diperlukan, guna untuk menciptakan Indonesia Emas.
Yogyakarta, 6
Februari 2018
BAB VI
RESENSI BUKU/FILM
Penumpasan
penghianatan G30S PKI
Oleh:
Yahya Yoga Budiman
Sutradara : Arifin C. Noer
Produser : G. Dwipayana
Penulis : Arifin C. Noer,
Nugroho Notosusanto
Pemeran:
- Bram Andrianto (Untung)
- Syubah asa (Syam)
- Amoroso katamsi
(Soeharto)
- Umar khayam (Soekarno)
- Didi sadikin
- Kies slamet
- Sofia wd
- Wawan wanisar
- Ade irawan
Durasi :
271 Menit
Tanggal Rilis : 1984
Beberapa (Teori) versi yang membincangkan Gerakan 30 September
1.
Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI
sebagai dalang G30S merupakan versi yang paling populer, paling kuno, dan
paling melekat di ingatan dan hati sanubari seluruh rakyat Indonesia. Bahkan
singkatan resmi untuk gerakan ini adalah G30S/PKI yang diterjemahkan sebagai
Gerakan 30 September oleh PKI. Selama masa Orde Baru setiap malam tanggal 30
September seluruh rakyat Indonesia diwajibkan menonton film kolosal tentang
G30S/PKI dengan tujuan mengenang para pahlawan revolusi. Setelah rezim Soeharto
tumbang belakangan banyak pendapat yang mengatakan bahwa film tersebut hanyalah
propaganda dalam bentuk seluloid, film kolosal sebagai doktrinasi yang
melanggengkan kekuasaan Soeharto. Banyak juga ahli sejarah yang mempertanyakan
doktrin bahwa PKI sebagai dalang gerakan berdarah ini. Kalau memang PKI memberontak
kenapa 3,5 juta anggotanya-yang menjadikan PKI partai komunis terbesar ketiga
di dunia setelah Uni Soviet dan RRC-tidak melawan ketika terjadi pembersihan
oleh ABRI? Mengapa partai komunis dengan jumlah anggota terbanyak diantara
negara-negara non-komunis itu sangat mudah diruntuhkan dalam waktu beberapa
hari saja? Bahkan putusan Mahkamah Militer Luar Biasa saja hanya menyebutkan
individu-individu tertentu yang dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup dengan
alasan terbukti melakukan makar. Tidak menyebutkan PKI yang melakukan makar.
2. Sebagian
Perwira Angkatan Darat dengan PKI sebagai Pemain Kedua
Penentangan
terhadap versi pertama diungkapkan oleh Benedict Anderson dan Ruth McVey pada
tahun 1966. Mereka berdua mengatakan bahwa G30S berawal dari persoalan intern
TNI AD. Dalam teorinya yang kemudian diterbitkan dan dikenal sebagai “Cornell
Paper” (1971) beberapa perwira TNI AD dari Kodam IV/Diponegoro kesal melihat
para jenderal hidup berfoya-foya di Jakarta. Para perwira dari Jawa Tengah itu
kemudian mengajak Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan PKI dalam
menjalankan operasinya. Versi ini agak lemah karena faktanya Brigjen Supardjo
berasal dari Kodam Siliwangi demikian pula dengan Mayor Udara Sujono, wall aupun
memang Untung dan Latief dari Kodam IV/Diponegoro. Maka kemudian versi ini
ditengahi oleh Harold Crouch dalam The Army and Politics (1978)
yang menolak Cornell Paper dengan mengatakan bahwa inisiatif
awal gerakan ini timbul dari tubuh TNI AD sedangkan PKI bertindak sebagai
“Pemain Kedua” dengam mengacu pada keterlibatan Sjam Kamaruzaman dan Pono-dari
Biro Chusus PKI. Tetapi versi ini pun tidak menjelaskan lebih lanjut tentang
mengapa gerakan dirancang dengan buruk dan mengapa selang waktu pengumuman
pertama dan kedua berselang 5 jam, padahal kunci kudeta adalah pada kecepatan
dan ketepatan waktu.
3. Soekarno
Pada
tahun 1974 seorang penulis belanda bernama Antonie Dake meneebitkan pengakuan
ajudan Bung Karno, Bambang Widjanarko dalam The Devious Dalang.
Dalam pengakuannya Bambang Widjanarko mengatakan bahwa pada tanggal 4 Agustus
1965 Presiden Soekarno memanggil Letkol.Untung dan memerintahkannya mengambil
tindakan terhadap jenderal-jenderal yang tidak loyal. Sebenarnya pengakuan
Bambang Widjanarko dapat dikonfrontasi dengan keterangan Bung Karno tetapi
beliau sudah terlanjur wafat. Belakangan diketahui bahwa pengakuan Bambang
Widjanarko hanyalah strategi untuk mencegah bangkitnya pendukun Soekarno dalam
pemilihan umum Juli 1971. Hal ini diketahui setelah Bambang Widjanarko akhirnya
mengakui sendiri bahwa saat itu ia dipaksa bersaksi demikian. Juga kalau benar
bahwa Presiden Soekarno yang memerintahkan penculikan 7 perwira itu, mengapa
malam 1 Oktober 1965 beliau tidak langsung menuju Pangkalan Udara Halim Perdana
Kusuma-tempat pengumpulan para jenderal yang diculik? Mengapa harus
berputar-putar keliling Jakarta seperti orang kebingungan?
4. Soeharto
Versi
ini pertama kali diungkapkan oleh W.F.Wertheim dalam artikelnya yang
berjudul Soeharto and the Untung Coup-The Missing Link (1970).
Dikatakan bahwa pada malam 1 Oktober 1965 terjadi pertemuan antara Soeharto
dengan Latief dan Letkol Untung-pimpinan tim penculik ketujuh jenderal. Tetapi
banyak pula ahli sejarah dan politik yang berpendapat bahwa Soeharto bukan tipe
orang jenius yang bisa merancang kudeta secara sistematis. Soeharto hanyalah
orang yang sudah tahu sebelum kejadian nahas itu terjadi-melalui pertemuannya
dengan Untung dan Latief-sehingga ia menjadi orang yang paling siap.
Kesiapannya inilah yang menjadi senjata mematikan untuk menumpas PKI sekaligus
merebut kekuasaan dari Soekarno.
5. Amerika Melalui Central Intelegence Agency (CIA)
Amerika “gatal” melihat perkembangan PKI
di Indonesia. Sebagai “Macan Asia”, berkuasanya komunis di Indonesia bisa
menimbulkan efek domino terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara. Jika hal
ini terjadi maka berarti kiamat bagi Amerika. Hal ini sebenarnya telah
disinyalir oleh Bung karno yang dismpaikan dalam pidato Nawaksara (1967) yang
menyebut adanya “subversi Nekolim”. Versi ini pada intinya menyatakan bahwa
Amerika membujuk TNI AD untuk mengambil kekuasaan dari tangan Soekarno yang
pro-komunis dengan membentuk Dewan Jenderal. Isu mengenai Dewan Jenderal-yang
sebenarnya belum terbentuk karena TNI AD masih menunggu saat yang tepat-ini
membuat PKI khawatir sehingga timbulah tindakan untuk mencegah perebutan
kekuasaan oleh TNI AD dengan cara menculik 7 perwira tinggi AD. Tindakan
penculikan yang kemudian dihembuskan sebagai tindakan pemberontakan inilah yang
kemudian dijadikan dasar tentara-atau Soeharto-untuk membubarkan PKI dan
memburu kader-kadernya sampai habis.
(Sumber:
Surya Narendra, Enam Versi Dalang Gerakan 30 September (G30S) Tahun 1965, 8 Mei
2013, diakses pada tanggal 30/09/2017 pukul 12:53)
Yogyakarta, 30 September 2017
Comments
Post a Comment