Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
a. Latar
belakang
Beberapa bulan yang lalu Presiden Joko widodo bersama sekitar 200 pejabat tinggi
termasuk pejabat eselon I di berbagai Kementerian dan Lembaga negara serta
direksi BUMN ikut sedang membayar zakat di Istana Negara, Senin (28/5), melalui
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi
membayar zakat mal sebesar Rp 50 juta. Nilai yang sama juga dibayarkan Wakil
Presiden Jusuf Kalla dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Presiden mengungkapkan
membayar zakat adalah menjalankan sebuah keindahan Islam sebagai agama yang
rahmatan lil alamin. "Melalui zakat kita berbagi dengan para mujtahid,
penerima zakat, berbagi rezeki, berbagi rasa persaudaraan, berbagi ibadah,
berbagi bahagia terlebih di bulan suci ramadan ini," kata Presiden. Ia
menambahkan lagi dengan sebuah harapan dan ajakan kepada masyarakat, "
berharap zakat yang dikeluarkan bisa menyempurnakan ibadah puasa, dan
menyempurnakan ketaatan, dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Saya mengajak para
muzaki, pemberi zakat untuk memberikan zakat melalui Baznas supaya lebih aman,
teratur, tepat penyaluranya kepada mujtahid," tambah Presiden.[1]
Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus
Martowardojo menyebut, Indonesia sebenarnya memiliki potensi zakat sebesar
Rp210 triliun. Sayang, hingga kini pengelolaannya belum maksimal, sehingga
zakat yang terkumpul masih terbilang minum. Menurut Agus, penghimpunan dana
zakat di Indonesia hingga akhir tahun lalu (2017) baru mencapai Rp6 triliun,
naik tipis dari tahun sebelumnya (2016) Rp5,2 triliun.[2]
Pengamat ekonomi Islam, dari Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI, Yusuf
Wibisono mengatakan, sebenarnya masyarakat Indonesia cenderung dermawan dalam
mengelurkan zakat. Bahkan, kata dia, beberapa riset menunjukkan bahwa
masyarakat kelas menengah ke bawah justru lebih dermawan dibandingkan dengan
kelas menengah ke atas.
Namun,
kata dia, penyebab masih rendahnya penghimpunan zakat tersebut lantaran masih
banyak masyarakat yang tidak membayarkan zakatnya secara formal, sehingga tidak
tercatat. “Jadi mereka membayarnya langsung, tidak melalui lembaga zakat. Jadi,
kemudian tidak tercatat karena mereka membayarnya langsung,” [3]
Pada 5 juni 2018, dikutip dari Antara Tv, Kepala Baznas
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bambang Sutiyoso mengatakan
penghimpunan zakat di wilayah DIY mengalami kemajuan yang cukup pesat sebesar
300%. Terhitung sejak 2016 penghimpunan zakat berada di kisaran 900 juta. Di
tahun 2018 ditaksir nilai penghimpunan zakat di DIY sebesar 3 milyar rupiah.[4]
Sedangkan penghimpunan zakat secara nasional, pada laman BAZNAS pusat dikatakan
public trust naik 47,5% penghimpunan
BAZNAS lampaui target[5]
Berangkat dari data dan penjelasan di atas,
terjadinya kemajuan dalam penghimpunan pajak pada provinsi tertentu, serta
terjadinya kenaikan public trust oleh
masyarakat terhadap badan pengelola zakat, dalam hal ini BAZNAS secara nasional
mengisyaratkan bahwa pemanfaatan dan pendistribusian zakat akan memiliki
potensi lebih besar dan lebih luas lagi, dalam semangatnya untuk
mendistribusikan kekayaan perorangan atau kelompok yang surplus. Walaupun
pencapainya masih teralu jauh dari potensi yang ada.
Adanya kemajuan ini, jika dana yang terhimpun dapat
dimanfaatkan dan didistribusikan secara tepat sasaran dan efektif. Keyakinan
penulis akan munculnya muzakki baru adalah besar. tetapi jika kemajuan ini
tidak dibarengi dengan kebijaksanaan yang baik. Maka akan menjadi sulit untuk
maju kembali. Keadaan inilah yang mendorong para peneliti untuk membahas tema
ini.
[1] Sinar
Putri S Utami, Presiden Jokowi Bayar
Zakat 50 juta, kontan,co.id (diakses pada tanggal 20/10/2018 pukul 11.28)
[2] Agi,
Potensi 210 Triliun, penghimpunan zakat
hanya 6 triliun. Cnnindoensia.com (diakses pada tanggal 20/10/2018 pukul
11.56)
[3] Agus
Yulianto, Penghimpunan zakat di Indoensia
rendah, ini penyebabnya. Republika.co.id (diakses pada tanggal 20/10/2018
pukul 11.57)
[4]
Dipaparkan oleh Antara tv, pada akun youtubenya, berjudul Penghimpunan Zakat Oleh Baznas DIY Naik 300 %
[5] Anonim, Public Trust Naik 47,5%, Penghimpunan BAZNAS
Lampaui Target, sekarang laman tersebut telah kosong 404 not founding,
(diakses pada tanggal 20/10/2018 pukul 12.8)
Comments
Post a Comment