Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Permintaan itu menjadi
sebuah soal
Tanggapan merupakan jawaban atas soal yang ditanyakan
Jika pertanyaan terus saja diajukan
bisa jadi itu sebuah paksaan
sudah jelas jawaban yang dikatakan
tidak bijaksana kalau harus terus memaksanya
mengerti dan memahami
semuanya ada pada penjawab
tapi penanya juga perlu penjelasan
ia harus memaksanya atau sudah jangan memaksa lagi
kadang perasaan tak enak muncul dalam hati penanya
ia memulainya dengan pertanyaan complek
harapan ia, tanggapan yang dibaca dengan makna komplek
dengan tak perlu jawaban complek
tapi sepertinya ketidaksukaan ada
ini harus segera di simpulkan, bahwa jangan memaksa lagi
karena cerita ini, adalah
pertannyaan....
tanggapan....
dengan
.......
pertimbangan
Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:
1. Kumpulan Puisi dan Syair Era '90-an
2. Puisi Kontemporer- Mungkin Aku Harus Berhenti Mengejarnya
3. Puisi Kontemporer- Melakukan
4. Puisi Kontemporer- Pertimbangan
5. Syair Untuk Cinta I 22 Untukmu
6. Puisi Untuk Mutiara- Senyum Madumu
7. Puisi Kekecewaaan- Kau Masih Tak Mengerti
8. Puisi Pengalaman- Habis Gelap Terbitlah Tulisan
9. Puisi Kontemporer- Apa Alasan Mengapa (Aku Tunggu Kau di Kali Memanggil Namaku)
10. Sajak Kontemporer- Melepas Pesan Semoga Aku Tidak Salah Kesan
11. Sajak Kontemporer Telah Terlihat Kumembaca
Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:
1. Kumpulan Puisi dan Syair Era '90-an
2. Puisi Kontemporer- Mungkin Aku Harus Berhenti Mengejarnya
3. Puisi Kontemporer- Melakukan
4. Puisi Kontemporer- Pertimbangan
5. Syair Untuk Cinta I 22 Untukmu
6. Puisi Untuk Mutiara- Senyum Madumu
7. Puisi Kekecewaaan- Kau Masih Tak Mengerti
8. Puisi Pengalaman- Habis Gelap Terbitlah Tulisan
9. Puisi Kontemporer- Apa Alasan Mengapa (Aku Tunggu Kau di Kali Memanggil Namaku)
10. Sajak Kontemporer- Melepas Pesan Semoga Aku Tidak Salah Kesan
11. Sajak Kontemporer Telah Terlihat Kumembaca
Comments
Post a Comment