Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Habis gelap, terbitlah tulisan
Oleh: Yahya Yoga Budiman
Telah
selesai pada kali ini
Diskusi
mingguan bincang literasi
Hadir
sahabat dengan penuh hati
Mencoba
mencari kekurangan diri
Soal
jurnal tak pernah kudengar
Kurang
bacaan kurang kabar
Tak
pikir pikir berpegang gitar
Memang
pada dasarnya kukurang sadar
Naik
beat kuberpamitan
Kepada
sahabat yang tanpa rentan
Aku
pulang berbeban pikiran
Berkhayal
bisa membuat tulisan
Kemarin
kami bertatap muka
Salah
satu sedang dilanda asmara
Maksud
hati mengutarakan cinta
Apa
daya modal tiada
Jadi
ingat ibnu Jarir at-Thabari
Abu
al Qasim az-Zamakhsyari
Leonardo
da vinci
Ilmuan
yang lajang sampai mati
Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:
1. Kumpulan Puisi dan Syair Era '90-an
2. Puisi Kontemporer- Mungkin Aku Harus Berhenti Mengejarnya
3. Puisi Kontemporer- Melakukan
4. Puisi Kontemporer- Pertimbangan
5. Syair Untuk Cinta I 22 Untukmu
6. Puisi Untuk Mutiara- Senyum Madumu
7. Puisi Kekecewaaan- Kau Masih Tak Mengerti
8. Puisi Pengalaman- Habis Gelap Terbitlah Tulisan
9. Puisi Kontemporer- Apa Alasan Mengapa (Aku Tunggu Kau di Kali Memanggil Namaku)
10. Sajak Kontemporer- Melepas Pesan Semoga Aku Tidak Salah Kesan
11. Sajak Kontemporer Telah Terlihat Kumembaca
Rekomendasi Untuk Puisi dan Syair:
1. Kumpulan Puisi dan Syair Era '90-an
2. Puisi Kontemporer- Mungkin Aku Harus Berhenti Mengejarnya
3. Puisi Kontemporer- Melakukan
4. Puisi Kontemporer- Pertimbangan
5. Syair Untuk Cinta I 22 Untukmu
6. Puisi Untuk Mutiara- Senyum Madumu
7. Puisi Kekecewaaan- Kau Masih Tak Mengerti
8. Puisi Pengalaman- Habis Gelap Terbitlah Tulisan
9. Puisi Kontemporer- Apa Alasan Mengapa (Aku Tunggu Kau di Kali Memanggil Namaku)
10. Sajak Kontemporer- Melepas Pesan Semoga Aku Tidak Salah Kesan
11. Sajak Kontemporer Telah Terlihat Kumembaca
Comments
Post a Comment