Skip to main content

Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik

  Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group   Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol   Sopo wani karo aku Musuh pitikku  

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1976-1981, [Part. 1]- “Pengakuan Pariyem” oleh Linus Suryadi Ag

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1976-1981, [Part. 1]- “Pengakuan Pariyem” oleh Linus Suryadi Ag
Sumber: Serbakita.blogspot.com

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1976-1981, [Part. 1]- “Pengakuan Pariyem” oleh Linus Suryadi Ag

Lalu Kita Ragu-ragu Menyebut: Siapa di Situ
Lalu kita ragu ragu menyebut siapa di situ
Siapa memadu angan dan kalbu
Dalam sedu bersandar di pintu
Mabok kepayang duka
Hari-hari terjabat dalam gelap
Dalam sunyi semesta
Kita setia menatap batas cakrawala
Dinding batas indera ditembus oleh jiwa
Yang menggelorakan gairah di dalam dada
Untuk menjangkau
Kau
Jiwaku risau

Igauan Bintang
Aku sendiri bintang
Betapa jauh tempatku
Aku ada dan tumbuh dalam kasih sayang
Cahaya yang satu berdiri di sini menyorot kebalauan bumi
Berdiri sendiri lenggang
Semestaku yang sunyi di kanan kiriku
Betapa banyak kawan kawan
Mereka juga memancarkan sinar abadi
Kasihnya abadi
Aku juga abadi
Sebab aku ada diantaranya
Aku salah satunya

Pengakuan Pariyem
Dusun Karang kami lewati
Dusun Wonosari ada di depan
Kami menempuh bulak, gliyak gliyak
Dan selendang saya singsatkan di leher
Dan tangan saya kuat dia pegang
Dan tangan dia kuat saya pegang
Dan oh saya diseret ke gubuk reyot
Tempat menunggu padi di hari siang
O, saya belum tahu mau diajak apa
Namun naluri sudah mengatakan
Rasa gagu menjebak saya ingkar
Tapi gejolak darah membujuk gencar
Hati kemrungsung meraung raung
Saya pun tak bisa mengelakkan
Dia buka surjan, sarung, dan katok kolornya
Dia pun buka kebaya, jarit, dan kutang saya
O, Allah Gusti nyuwun pangapura
Kami telanjang
Bibir saya diciumnya
Ciuman pertama dari seorang pria
Pentil saya diremasnya
Remasan pertama dari seorang pria, o Allah gelinya luar biasa
Bulu kuduk saya merinding lho
Berdiri semua
Paha saya dirabanya
Rabaan pertama dari seorang pria
Dan pusar saya dijilatnya
Jilatan pertama dari seorang pria
O, Allah jagat gelap gulita
Napas saya berdebur keras
Darah saya mengalir deras
Dan nalar jangan tanya
Dia pun pasang kuda-kuda
Menjatuhkan diri dan menggasak saya
Badan saya ditindihnya begitu rupa
Bumi gonjang
Langit ganjing
Bumi dan langit
Gonjang ganjing

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1976-1981, [Part. 1]- “Pengakuan Pariyem” oleh Linus Suryadi Ag
Sumber: Dewan Kesenian Daerah Kebumen
______________________

Biodata Singkat Sastrawan (Penyair)
Linus Suryadi Agustinus lahir pada tanggal 3 Maret 1951 di Kadisobo, Yogyakarta. Pendidikan SMA. Pernah kuliah di Jurusan Bahasa Inggris IKIP Yogya (sekarang UNY) sebentar kemudian macet. Buku puisinya: “Langit Kelabu”, “Syair-syair dari Yogya”, “Kwatrin-kwatrin Alit”, “Intermezo”, “Pengakuan Pariyem”. Selain menulis puisi pun menggubah cerita anak-anak menulis esai serta artikel budaya.

Comments