Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung Sopo wani karo aku Musuh pitikku Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol Sopo wani karo aku Musuh pitikku
Sajak-Sajak Sastrawan Lama [Part.2] Kurun Waktu 1970-1980- “Cerita Tentang Burung Yang Menjelajah Laut, Bukit, Hutan, Dan Lembah” Oleh Ngurah Persua, Sebuah Puisi Berbentuk Epis
Sumber Gambar: bentarabudayabali.wordpress.com |
Sajak-Sajak Sastrawan Lama [Part.2] Kurun Waktu 1970-1980- “Cerita Tentang Burung Yang Menjelajah Laut, Bukit, Hutan, Dan Lembah” Oleh Ngurah Persua, Sebuah Puisi Berbentuk Epis (epika/epos/cerita/kisah/riwayat)
Cerita Tentang Burung Yang Menjelajah
Laut, Bukit, Hutan, Dan Lembah
“sayapku kian kaku bila terbang di
atas lautan”, kata burung camar
Soalnya lautan berombak
Bercermin pada air dalam tenang
Oohe
Ada jiwa yang tersimpan
Menggemuruh dan kekuatan bumi merdeka
adalah hak milik laut
Menyimpan perut lapar
“aku mau terbang tak kembali”, katanya
Tetapi rindunya kembali juga pada laut
Pada hutan bakau
Pada dahan dan ranting
Sore-sore ini duduk di muka jendela
laut
Sambil membaca buku harian tentang
percintaannya kemarin malam...
Misteri
Berangkat sebuah ruang asing
Kamar kaca bercak-bercak
Gemetar meriah suara satwa
Terdengar sayup
Di antara khotbah di atas bukit
Pelik tak tersentuh langit
Beribu makhluk tergapai dalam dirinya
Bergegaran pasir-pasir bagaimana
menghitungnya?
Seribu kali ingin kutanya
Sejuta beku mangu memangkunya tanpa
jawab
Hari ini biar susun semua tanya
Memulai hari dengan doa
Selamatlah dunia ampuni yang
Tersiksa dan terbunuh nyawa
Adakah ini sesuatu yang benar
Pada Puisi
Tuang kepedihan luka
Mengembara dengan murung ke batas
dunia
Sayap tak pernah jemu dan layu
Kepak pikiran gairah dalam duka
Seperti burung mungil hitam terbang
Sendiri dalam sunyi
Pembicaraan dari darahku sepi dinihari
Ruang penghibur lelahku
Diamlah dukaku sepi dan murungku
Tidur saja dalam puisi ini
Rebahkan tubuhmu kering dan pahit kaku
Tatap langit biru senandungkan isi
hati
Haru tergenang dikelopak mata
Dunia kecil istirahat dari huru hara
Kutulis cerminku sendiri
Mengasah pedang dan mesiuku sendiri
Mengembara jauh memberi selamat pada
saudara
Pada dendam dengki serta kasih
sayangku
Pada kebanggaan dan kesombonganku
Keserakahan serta ketercelaan pikiran
burukku
Memberi selamat kepada derita
Tabahlah dunia kecil kerap jatuh
Ke tangan sepi kesedihan
Rebahlah tidurku paling nyenyak
Esoknya mendaki pegunungan himalaya
Mau pulang dan mengembara lagi
Menyeberangi selat malaka
Dalam teduhnya rumah milik sendiri
Pada puisi
________________
Biodata Singkat Sastrawan (Penyair)
I Gusti Ngurah Persua lahir 22
Desember 1946 di Bondalem (Singaraja). Pendidikan, insinyur Pertanian
Universitas Udayana Denpasar. Buku puisinya : “Matahari”, “Setelah
Angin Senja Berhembus”, dan “Sajak-sajak Dukana”. Selain menulis
puisi banyak menulis cerpen , esai, dan artikel budaya.
Comments
Post a Comment