Skip to main content

Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik

  Lirik Aku Duwe Pitik Oleh Ida Laila dan Ernie Rosita: Lagu Dolanan Anak Klasik Pencipta: Anonim Perusahaan Rekaman: Antara Group   Aku duwe pitik cilik Wulune blirik Cucuk kuning jengger abang Tarung mesti menang   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik tukung Buntute buntung Saben dino mangan jagung Mesti wani tarung   Sopo wani karo aku Musuh pitikku   Aku duwe pitik trondol Wulune protol Mlakune megal megol Tarung mesti notol   Sopo wani karo aku Musuh pitikku  

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1977-1980, [Part.3]- “Sajak-Sajak Spanduk” Oleh Ani As (Ahmad Rizani Asnawi)

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1977-1980, [Part.3]- “Sajak-Sajak Spanduk” Oleh Ani As (Ahmad Rizani Asnawi)
Sumber Foto: Repository Kemendikbud,
Foto Ahmad Rizani Asnawi belum kami temukan

Sajak-Sajak Sastrawan Lama Kurun Waktu 1977-1980, [Part.3]- “Sajak-Sajak Spanduk” Oleh Ani As (Ahmad Rizani Asnawi)

Sajak-Sajak Spanduk
Sudah waktunya
Belajar sejarah dari sepanduk-sepanduk yang tergantung di udara
Belajar sopan santun pada mulut spanduk
Yang fasih mengulang kata
Yang menyorot pada kilat pertama di ekor mata
Andaikata sepanduk itu
Dikumpulkan jadi sebuah buku
Lengkaplah sudah uraian yang sangat sempurna
Satu bab, satu bagian, satu fasal
Pengantar, latar belakang, tujuan, uraian, dan kesimpulan
Lalu ditutup dengan: cumlaude
Anak-anak sekolah dasar dan buta aksara
Sebenarnya sangat mudah belajar membaca
Pada semua huruf besar yang lantang itu
Anak-anak kelas menengah
Harus memperbaiki bahasanya yang rusak
Pada kalimat-kalimat yang sempurna itu
Para mahasiswa harus belajar politik praktis
Dari adagium sepanjang jalan itu
Calon ilmuan harus rajin membuat analisa
Teori teori gantungan angin itu
Calon agigator
Harus belajar bicara
Dengan hafalan semangat semboyan itu
Para seniman
Harus membaca kritik seni
Dalam polemik diam dan hangat itu
Para wanita harus belajar bersolek
Secantik warna-warni meriah itu
Para pedagang
Harus belajar menarik untung
Dari ruang pojok sponsor itu
Ruang yang kumal
Kaleng-kaleng dan kwas
Berdiam bisu
Terus saja
Huruf huruf spanduk
Berucap lebih besar
Dari kuap mulut
Yang melahirkan

Sebilah Keris Dari Ayah
Anak itu begitu hati-hati
Menjaga pesan ayahnya
Ia simpan keris berlekuk lima itu
Dalam sebuah lemari antik
Di kamar ayahnya sendiri
Suatu hari
Ketika akan memandikan keris itu
Anak itu menemukan sebuah pistol
(mungkin pistol mainan pikirnya)
Dengan gembira dia acungkan pada ayanya
Lalu menarik pelatuknya sambil tertawa
Ayahnya terkapar, seisi rumah menjadi gempar
(mungkin ayahnya lupa bercerita tentang sebuah
Pistol yang dapat menembak pemiliknya juga)
Kini semerbak bau dupa, sebuah kamar memandikan
Sebuah tubuh bunga-bunga yang tergantung luruh
Orangpun berkata: “keris itu telah berkhianat
Membunuh tuannya dengan sebutir peluru”

Ada Angka Dalam Ruang, Ada Yang Terhempas Di Bawah Kaki
Pelan-pelan
Angka melucuti rahasia
Kesulitan yang dibuat manusia
Membungkus dirinya sendiri
Tentang latar depan, adakah yang tahu
Yang ditangkapnya sendiri
Dari planet dan bintang yang jauh
Seribu tahun cahaya
Tak lagi sampai di mata
Tidak pada bulan pagi
Matahari mati
Terasa ada yang terhempas
Pada pijakan kaki
Ada nafas yang lepas dari ingkaran bumi


_________________
Biodata Singkat Sastrawan (Penyair)

Ani As, yang nama aslinya Ahmad Rizani Asnawi lahir di Samarinda tahun 1944. Pendidikan, sarjana sospol UGM Yogyakarta. Karyanya banyak dimuat dalam Mercu Suar terbitan Yogyakarta dan beberapa sajaknya termuat dalam antologi “Merobek Sepi” yang terbit di Samarinda. Tahun 1984 menjadi karyawan BKKBN Kalimantan Timur di Samarinda disamping selaku pengurus teras Dewan Kesenian Samarinda.

Comments